Mungkin belum banyak yang ngeh apa itu MIND ID (Mining Indonesia). Ini adalah holding industri pertambangan nasional. Berdiri sejak 27 November 2017, perusahaan induk ini menaungi PT Antam Tbk., PT Bukit Asam Tbk., PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.

Sebagai perusahaan yang menaungi lima jagoan tambang di negeri ini, langkah pertama yang dilakukan setelah berdiri adalah menyatukan visi. Lewat proses bottom-up dari para eksekutif lima perusahaan yang bergabung itu, akhirnya muncul apa yang mereka sebut sebagai noble purpose. Yakni, “We explore natural sources for civilization, prosperity, and brighter future.”

Intinya, seperti dijelaskan Ogi Prastomiyono, Direktur Layanan Strategis MIND ID, “Kami mau menjadi integrated global company yang punya strong commitment with society and environment.” Langkah setelah itu adalah merumuskan core values dan rebranding perusahaan sebagai MIND ID.

Seraya melakukan itu, perusahaan juga merumuskan corporate strategy hingga 2030. Ada empat arah yang akan dituju MIND ID. Pertama, menjadi perusahaan kelas dunia. Kedua, penguasaan cadangan. Ketiga, pengembangan bisnis hilirisasi. Dan keempat, menjadi pemimpin pasar.

Dengan arahan seperti itu, juga noble purpose yang menjadi landasannya, pihak pengelola human capital di perusahaan ini pun menyiapkan talenta-talenta terbaik agar semuanya bisa terwujud, khususnya untul level eksekutif dan manajerial. Apa yang mereka lakukan?

Pertama, merekrut talenta terbaik dari anak-anak usaha. “Kami memilih talent terbaik dari Antam, Bukit Asam, Timah, Inalum, dan Freeport. Sebagian juga dari talent pool BUMN,” kata Ogi yang dipercaya mengelola human capital.

Kedua, menggelar program creating leader from within. Menyadari tantangan yang dihadapi tidaklah mudah, Ogi dan timnya menggelar Leadership Development Program (LDP) MIND ID. Ada empat tujuan program ini. Pertama, membentuk calon pemimpin MIND ID yang unggul serta memiliki nilai dan karakter yang amanah sesuai dengan MIND ID Values dan Noble Purpose. Kedua, menyiapkan, mengembangkan, dan memastikan top talent menjadi pemimpin di MIND ID Group. Ketiga, mengisi talent pool di grup dan Kementerian BUMN. Dan keempat, memimpin eksekusi strategic plan perusahaan.

Dengan tujuan seperti itu, dihelatlah dua level program, yakni Senior Leaders Development Program (SLDP) dan Emerging Leaders Development Program (ELDP). Secara umum, metode untuk menggembleng para senior leader dan emerging leader ini adalah di kelas untuk belajar beragam modul, mentoring, dan immersion programme (berkunjung ke perusahaan global).

Untuk belajar di kelas, peserta tak hanya dididik di dalam negeri, tetapi juga dikirim ke sekolah bisnis top seperti MIT Sloan, The Wharton School of the University of Pennsylvania, dan University of Virginia Darden School of Business. Sementara mentoring, Ogi menjelaskan, mereka menggandeng Rumah Mentor Indonesia. Ini adalah badan usaha yang berisi para pemimpin bisnis dan konsultan ternama di Tanah Air. Beberapa nama beken ada di sini, seperti Kuntoro Mangkusubroto, Agus Martowardojo, Budi G. Sadikin, Erry Riyana, dan Heru Prasetyo.

Adapun untuk immersion programme, para peserta dikirim ke perusahaan terkemuka seperti Finning dan Vale di Kanada. “SLDP dan ELDP adalah inisiatif strategis yang fokus untuk mengembangkan kapabilitas top talent MIND ID di level BOD-1 dan BOD-2 untuk menjadi pemimpin perusahaan kelas dunia,” Ogi menerangkan.

Di luar program di atas, MIND ID juga membuat program-program simulasi mengenai corporate diplomacy. Para peserta diwajibkan bisa mempresentasikan individual business challenge project yang merupakan real project di MIND ID di hadapan Talent Committee MIND ID yang bertugas mengontrol dan mengevaluasi program. “Karena, kami banyak sekali project yang terkait dengan hilirisasi pada mineral dan batu bara,” kata Ogi.

Setelah LDP dilaksanakan, sebagai bagian dari pengembangan berkelanjutan, dilakukan rotasi (talent mobility) untuk para top talent ke posisi-posisi kunci di entitas lain dalam lingkungan MIND ID Group. Tujuannya, memberikan exposure dan penguatan kapabilitas teknis para top talent tersebut.

Lantas, bagaimana hasilnya?

Positif. Untuk SLDP, misalnya, ada 25 orang (lulusan) dan saat ini dari 25 orang itu ada dua yang sudah menjadi direksi di Antam dan Timah. “Sisanya, ready untuk mengisi jabatan posisi direksi, baik di MIND ID maupun di BUMN lainnya,” kata Ogi.

Sementara di ELDP, “Kami melihat perubahan sebelum dan sesudah dari program ini sangat signifikan. Saya percaya selama ini mereka (mungkin) belum diberi kesempatan pendidikan leadership. Setelah diberi pendidikan ELDP, mereka menjadi terbuka dan sebagian dari mereka sudah promosi ke jenjang yang lebih tinggi.”

Pada perkembangannya, MIND ID kemudian membuat MIND ID Academy. Lalu, urusan menggembleng talenta ini digelar kontinyu, termasuk saat pandemi. Di tengah kondisi seperti sekarang, program pengembangan talenta tak berhenti, malah ditambah. Salah satunya, mengadakan Leadership Series secara virtual untuk Dewan Komisaris dan Direksi MIND ID Group, dengan mengundang sejumlah pembicara papan atas di dunia, seperti Witold Henisz, Guru Besar Manajemen Wharton School of the University of Pennsylvania. Sudah delapan kali acara tersebut digelar.

Untuk level di bawahnya, pada Juni 2020 diluncurkan Learning Management System MIND ID Academy untuk media pembelajaran dan pengembangan terpadu bagi seluruh karyawan MIND ID Grup. Menggunakan platform Moodle (paket peranti lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip social constructionist pedagogy), karyawan bisa mengakses ilmu untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

Intinya, MIND ID tak akan berhenti menggembleng talentanya. Sehingga, mereka bisa membawa perusahaan mengejar target-target yang telah dicanangkan, terutama menjadi jagoan global di industrinya. (*)

Teguh S. Pambudi & Arie Liliyah

www.swa.co.id