Trends

Transformasi Dorong Bank BTN Wujudkan ‘The Best Mortgage Bank in South East Asia’

Bank BTN akan wujudkan sebagai The Best Mortgage Bank in South East Asia tahun 2025

Untuk mewujudkan misinya sebagai The Best Mortgage Bank in South East Asia tahun 2025, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) terus berbenah, meskipun menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan visi tersebut.

Sebenarnya untuk menjadi yang terbaik dalam hal mortgagebukan berarti yang terbesar atau banyak-banyakan kredit yang disalurkan, tapi fokusnya lebih mengarah pada peningkatan pelayanan. Misalnya biasanya nasabah harus datang ke kantor cabang terdekat, tapi bagaimana caranya nasabah tidak lagi perlu ke cabang untuk persetujuan aplikasinya dan prosesnya bisa dilakukan lebih cepat.

Salah satu upaya yang dilakukan misalnya dengan meningkatkan performa portal aplikasi KPR Online www.btnproperti.co.id dan lelang rumah online di www.rumahmurahbtn.co.id. Bahkan saat pandemi Covid-19, di mana diberlakukanPembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Bank BTN juga menawarkan program KPR From Home sebagai aktivitas layanan perbankan khususnya KPR yang menggandeng 42 pengembang properti nasional dengan ratusan proyek perumahan maupun apartemen.

Melalui KPR From Home, konsumen dapat mengajukan berkas aplikasi Kredit Kepemilikan Rumah/Apartemen (KPR/KPA) secara online melalui portal BTN Properti (www.btnproperti.co.id) atau Mobile AppsBTN Properti, secara online hanya dalam waktu 10 menit.

Bank BTN targetkan akan menyediakan 270-300 ribu KPR baru tiap tahunnya

Untuk meningkatkan pelayanan, Bank BTN harus melakukan transformasi digital. Karena digitalisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk melayani nasabah sebaik mungkin.

Sejak Kredit Pemilikan Rakyat (KPR) diluncurkan pada tanggal 10 Desember tahun 1976, Bank BTN sebagai Bank pertama yang ditunjuk pemerintah untuk membantu masyarakat dalam hal pembiayaan perumahan. Sejak akad KPR perdana dilakukan di Semarang, Jawa Tengah hingga akhir tahun lalu, Bank BTN telah mengucurkan pembiayaan KPR senilai Rp 317 triliun yang dinikmati lebih dari 5 juta masyarakat di seluruh Indonesia. Adapun dari keseluruhan pembiayaan KPR sebanyak 76% mengalir ke segmen KPR Subsidi sementara sisanya mengakir ke segmen KPR non subsidi.

Dengan pencapaian tersebut, tak heran Bank yang dulunya bernama Postpaarbank ini menguasai pangsa pasar KPR (baik subsidi maupun non subsidi) lebih dari 40%. Khusus untuk segmen KPR Subsidi, secara akumulasi sejak tahun 2010 hingga November 2020 Bank BTN menguasai pangsa pasar sebesar 89%.

Besarnya pangsa pasar dan penyaluran KPR Subsidi tak lepas dari inovasi dan promosi yang terus dilakukan Bank BTN untuk mendukung skema subsidi yang diputuskan pemerintah, mulai dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Bantuan Uang Muka, Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan juga KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

Menurut Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu, Bank BTN akan terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kinerja dan mewujudkan mimpi menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025.

Untuk mencapai target tersebut, Nixon mengaku telah mengharmonisasikan langkah dan strategi, melipatgandakan perolehan dana murah, membuat akses pemilikan rumah kian mudah, dan membangun one stop financial solutionuntuk konsumen dan bisnis yang terkait perumahan.

Apalagi, di tengah pandemi Covid-19, banyak debitur kredit yang kehilangan kemampuan untuk membayar angsuran kreditnya dan ini berdampak terhadap bisnis perbankan termasuk salah satu sektor yang terdampak serius oleh disrupsi digital. Dalam situasi seperti sekarang Bank BTN dihadapi dengan berbagai tantangan, pandemi Covid-19 telah menurunkan demandterhadap kredit perbankan, sehingga menurunkan realisasi kredit pada semester I/2020 dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, banyak juga debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit. Hal ini berdampak terhadap terjadinya penurunan kualitas kredit (sebagai NPL/non-performing loan), per 31 Desember 2020, sebesar 2,06 persen atau turun 90 bps dari 2,96 persen di periode sama tahun sebelumnya.

Tantangan lainnya yang dihadapi Bank BTN untuk mendapatkan DPK (Dana Pihak Ketiga) yang makin kompetitif, sehingga membuat DPK jadi mahal.

Selain itu, secara eksternal, adanya keharusan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 dan 73. Implementasi PSAK 71 membuat bank harus memiliki coverageCadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) di atas 100% di awal 2020. Padahal, hingga 2019 rasio coverageCKPN BTN masih di bawah 50% (karena sebelumnya berpatokan pada PSAK 55). Untuk memenuhinya, diperlukan peningkatan CKPN secara bertahap.

Untuk menghadapi masalah di atas, Bank BTN pada dasarnya menjalankan program transformasi finansial BTN, sekaligus untuk mendukung visi BTN untuk menjadi best mortgage bank in South East Asiapada 2025. Strategi yang akan dilakukan melakukan repricing dana-dana mahal, sekaligus memperbaiki struktur likuiditas BTN.

Hal ini diwujudkan dengan merekomposisi tabungan, giro, dan deposito untuk memperbesar porsi CASA. Kemudian mencari produk non-DPK jangka panjang (berasal dari pinjaman luar negeri).

Bukan hanya itu, Bank BTN juga melakukan repricingdeposito dan dana wholesaleyang jatuh tempo, dengan rate(bunga) yang lebih rendah. Hal ini akan berdampak terhadap peningkatan rasio likuiditas BTN serta penurunan cost of fund.

Selain itu, Bank BTN akan melakukan rekomposisi dan restukturisasi kredit. Dalam jangka pendek, fokus strategi diarahkan pada restrukturisasi kredit terkait pandemi Covid-19. Adapun dalam jangka panjang, ditujukan untuk merekomposisi struktur perkreditan BTN.

Bank BTN harus melakukan efisiensi untuk menurunkan biaya operasional. Cara yang dilakukan adalah mengubah strategi pengadaan (procurement) dari pola Collaborative Procurementmenjadi Center-Led Procurement. Bersamaan dengan itu juga dilakukan transformasi tata kelola dan proses bisnis, termasuk membangun sistem TI untuk pengadaan.

Dan, meningkatkan shareholder value. Fokusnya, menjadikan Bank BTN berkode BBTN sebagai emiten pilihan di mata para pemegang saham. Cara yang dilakukan adalah menguatkan kinerja fundamental (keuangan) perusahaan, melakukan komunikasi yang lebih intensif dengan para shareholderdan investor, serta mempertahankan engagementdengan para investor (lokal dan asing).

Ke depannya, bila penyaluran kredit hingga akhir September 2020 sekitar Rp 256 triliun, maka tahun 2025 penyaluran kredit Bank BTN ditargetkan akan tembus Rp 500 triliun. Untuk mencapai target tersebut, penyaluran kredit selama 5 tahun ke depan harus tumbuh 15 persen per tahun. Selain itu, Bank BTN menargetkan akan menyediakan 270-300 ribu KPR baru tiap tahunnya. Dengan begitu, dalam 5 tahun ke depan Bank BTN bisa menyalurkan KPR kepada sekitar 1,5 juta orang di Indonesia.

Paling tidak, tahun 2025 mendatang dan bertepatan di HUT Bank BTN ke 75 tahun bisa mewujudkan misinya sebagai The Best Mortgage Bank in South East Asia. Tentunya dengan peningkatan pelayanan dan memberikan kemudahan bagi nasabahnya melalui aplikasi digital banking.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved