Column

Prinsip Kerja 7-as

Oleh Editor
Ilustrasi: pinterest.com

Sudah satu bulan kita memasuki tahun 2021. Sebentar lagi, masyarakat Tionghoa akan memasuki tahun baru yang disebut Tahun Kerbau. Dalam awam, ini artinya tahun harus bekerja lebih giat lagi, apalagi dampak pandemi masih belum tuntas. Bukan hanya memerlukan semangat, gairah, tetapi juga keputusan bahwa tahun ini adakah tahun pembalikan bagi kita agar kita bisa menuai apa yang sudah kita tanam selama tahun hibernasi 2020.

Saya ingin mengintroduksi cara kerja yang saya sebut dengan prinsip 7-as.

Pertama, kerja keras. Faktor pertama yang bagi saya merupakan fondasi amat penting adalah kerja keras. Kerja keras membuka kunci kemungkinan di tengah ketidakmungkinan. Kita harus ingat prinsip 10.000 jam minimum. Kalau ingin sukses, kita harus siap berlatih dan bekerja keras 10.000 jam.

Kerja keras adalah sikap yang akan membuka mata atasan, kolega, dan pelanggan dalam melihat kita sebagai manusia yang berbeda. Cara ini membutuhkan energi, pemikiran, dan pengorbanan lebih agar kinerja kita terus berkesinambungan, tidak sekadar mendapatkan keberuntungan. Walau sedang work from home (WFH), orang yang mau bekerja keras tidak akan santai, tetapi justru memacu diri 2–3 kali dari sebelumnya karena sadar bahwa bisnis bukanlah hal mudah. Kita harus pantang menyerah dan sebisa mungkin memburu kesempatan.

Kedua, kerja cerdas. Kalau kerja keras membuka pintu kemungkinan di tengah ketidakmungkinan, kerja cerdas akan memotong kelokan yang tidak perlu dan merayakan jalan tanpa hambatan untuk menuju ke tujuan yang akan kita capai. Kecerdasan akan membuat seluruh tuntutan pekerjaan yang kompleks, banyak kelokan, dan tidak rata menjadi sesuatu yang sederhana tetapi solid.

Ada tiga ciri kerja cerdas yang harus dipupuk karena ini merupakan suatu proses yang saling terkait. (1) Sederhana. Buat segalanya menjadi sederhana. Banyak orang membuat sesuatu menjadi kompleks agar kelihatan hebat. (2) Solid. Orang cerdas tahu untuk memutuskan sesuatu. Suatu masalah bukan sekadar diputus dan dikoreksi, melainkan diubah agar terarah kepada tujuan. Dia paham hubungan input–output sehingga mampu mencapai keseimbangan yang efektif dan efisien. (3) Substantif. Orang cerdas mampu fokus pada apa yang esensial dan yang hanya periferal. Dia tahu persis mana aktivitas yang sekadar hahahihi dan mana yang menghasilkan progres.

Ketiga, kerja tuntas. Kerja keras dan cerdas itu penting, apalagi kalau ditambah kerja tuntas. Sikap mau bekerja secara tuntas bukan soal kompetensi, melainkan sikap hidup. Dalam hal ini, tugas selesai sesuai dengan target yang diharapkan; sesuai quality, cost, delivery, safety, dan compliance; serta sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan standar yang ada. Bekerja tuntas juga berarti bahwa tugas tercapai dengan kepuasan pelanggan, bahkan di luar ekspektasi mereka. Selain itu, bekerja tuntas dapat berarti ketika pemberi tugas merasa bahwa tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan sangat baik dan memuaskan.

Keempat, kerja antusias. Seseorang bisa bekerja secara keras, cerdas, dan tuntas karena ada dorongan semangat dari dalam. Ini berarti bahwa dia melakukan tugasnya secara antusias. Antusiasme membuat orang melihat pekerjaan bukan sebagai beban, melainkan sebagai energi untuk menambah daya kehidupannya. Lalu, bagaimana agar kita bisa selalu antusias dalam setiap aktivitas apa pun? Caranya, pikirkan bahwa pekerjaan kita memberikan manfaat kepada orang lain.

Kelima, kerja puas. Kita dikelilingi oleh input, proses, dan output. Input bisa berupa tugas, tantangan, masalah, atau atasan langsung. Output adalah apa yang kita hasilkan dari input yang diberikan. Nah, antara input dan output itulah yang disebut sebagai proses kehidupan. Aktor utama proses yang membedakan hasil dari input yang sama adalah kita sendiri. Di sinilah evaluasi yang paling penting terjadi. Apakah kita puas dengan output yang kita hasilkan selama ini? Apakah atasan, kolega, tim, dan rekan puas dengan apa yang kita kerjakan? Bagi mereka, puas adalah terselesaikan secara baik serta sesuai dengan harapan, kesepakatan, dan target. Cukup? Tentu saja, tidak. Apakah pelanggan kita puas? Apakah yang mereka harapkan terpenuhi?

Keenam, kerja lugas. Lugas buat saya artinya lurus dan tegas. Lurus berarti tidak suka berbelit-belit atau ruwet, dan membuat yang mudah jadi sulit. Ini adalah integritas. Kejujuran yang hakiki yakni walk the thought, bukan hanya walk the talk, karena ucapan bisa bohong dan sekadar wacana serta sebatas membentuk citra. Namun, pola pikir kita adalah diri kita yang sebenarnya. Hanya orang lurus yang bisa tegas secara konsisten dan tanpa takut ditembak balik oleh siapa pun yang tidak lurus.

Ketujuh, kerja ikhlas. Enam prinsip kerja di atas, walaupun dilakukan dengan sekuat tenaga, kadang tidak menghasilkan kebahagiaan. Ada kalanya hasilnya tidak sesuai dengan harapan karena adanya masalah dan tantangan. Lalu, kita bertanya mengenai penyebabnya, bahkan menyalahkan diri sendiri. Kalau yakin bahwa Anda sudah melakukan pekerjaan secara maksimal tetapi hasilnya belum kelihatan, kuncinya adalah ikhlas. Orang yang ikhlas akan senantiasa mendapat karunia dari Tuhan.

Anda belum yakin dengan tujuh prinsip kerja di atas? (*)

Paulus Bambang WS


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved