LenMarc dan Indogo, Buah Kerja Keras Pasangan Vishnu-Evlin
Sejak masih kuliah di Teknik Informatika Universitas Maranatha, Bandung, pasangan kekasih Vishnu Valentino (36 tahun) dan Evlin Marcelline Fendrianto (33 tahun) sudah bercita-cita menjalankan bisnis bersama. Motivasi Vishnu yang datang dari keluarga sederhana ialah ingin meyakinkan orang tua Evlin bahwa ia bisa sukses berbisnis. Sementara bagi Evlin, bisnis menjadi sarana pembuktian bahwa pilihan pasangan hidupnya tidak salah.
“Ya, awalnya cukup berat, terutama menghadapi complain klien. Tapi hal itu justru memacu kami untuk terus belajar memperbaiki kualitas produk,” kata Evlin, Bersama Vishnu, kekasih yang sekarang menjadi suaminya, ia mendirikan LenMarc pada 2008.
Bisnis LenMarc –akronim dari Valentino dan Marcelline– diawali kecintaan Evlin di bidang analisis, pemasaran, dan programming system untuk usaha. Didukung keahlian Vishnu dalam bidang server administration dan cloud technology networking, bisnis mereka dapat berkembang. LenMarc, yang menawarkan jasa konsultan teknologi informasi (TI) dan software house dengan segmen enterprise, dikelola dengan pembagian tugas: Evlin sebagai chief executive officer (CEO) dan Vishnu sebagai chief technologi officer (CTO).
Sesungguhnya, LenMarc bukan bisnis pertama yang dijalankan Vishnu. Sebelumnya, ia sudah memiliki usaha di bidang web marketer. Namun diakuinya, tantangan kali ini cukup berat.
Terbiasa hidup berat –pernah menjalani pekerjaan sampingan sebagai penjaga parkir di Universitas Maranatha untuk menyambung hidup sekaligus menyelesaikan kuliah yang dibiayai dari beasiswa– tidak ada kata menyerah dalam hidup Vishnu. Motivasinya giat berwirausaha: ingin memiliki kehidupan lebih baik.
Termasuk ketika pada 2010 ia memutuskan untuk menambah kemampuan bisnis dengan melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi di China. Ia dan Evlin diterima di perguruan tinggi yang sama, Changchun University of Science and Technology, sebagai penerima beasiswa penuh empat tahun. Kala itu Vishnu mengajukan beasiswa untuk program Master of Business Administration, sedangkan Evlin ikut program Master of Business Management.
Selama menimba ilmu di China, bisnis LenMarc dihentikan sementara agar mereka lebih fokus menimba ilmu. Mereka tidak lagi menerima konsumen baru. Akan tetapi, layanan dukungan kepada konsumen yang sudah ada tetap dilakukan dari jarak jauh. Setelah empat tahun menimba ilmu di China, couplepreneur milenial ini kembali ke Tanah Air. “Kami kembali ke Indonesia karena panggilan hati. Mothership is calling,” kata Evlin.
Tahun 2014 Vishnu dan Evlin mulai membangun kembali bisnis mereka. Kepulangan ke Indonesia menjadi momentum untuk merancang masa depan bersama. Bandung menjadi kota tempat kembali karena udaranya nyaman bagi mereka dan saat itu memang ada permintaan konsumen yang tinggi terhadap kebutuhan software LenMarc.
Berbisnis bersama menjadikan keduanya dikenal sebagai couplepreneur di kalangan konsumen LenMarc. “Di awal, semua kami handle terlebih dahulu sendiri. Kami lakukan ini untuk memastikan program yang dibuat betul-betul mampu memberikan solusi tepat untuk para pelaku usaha dan kami ingin berbicara dan belajar langsung dari para pelaku usaha terhadap kejadian usaha yang sering dihadapi,” ungkap Vishnu.
Menurutnya, masih banyak pengusaha yang kerap mengabaikan pengelolaan manajemen data barang, pemasok, konsumen, bahkan standardisasi produk untuk mengetahui stok kosong, laku, cepat keluar dan lambat keluar, konsumen setia, serta pencatatan penjualan dengan digital. Penyebabnya, mereka memiliki persepsi program bagus itu mahal, sulit digunakan, hanya untuk perusahaan besar, serta berbahasa Inggris.
Melihat fenomena tersebut, Vishnu dan Evlin bertekad memperbaiki serta mengubah cara pandang para pengusaha. Yaitu, dengan menawarkan solusi berupa sistem yang terintegrasi, mudah dioperasikan, dan nilai investasinya terjangkau sehingga membantu efisiensi usaha sekaligus peningkatan pelayanan yang akhirnya dapat membantu meningkatkan omset pelaku UKM dan UMKM.
“Seiring dengan kemajuan bisnis konsumen, dalam jangka panjang juga diharapkan dapat berdampak pada pembukaan lapangan pekerjaan baru dan perekonomian di Indonesia,” Vishnu menandaskan.
Sampai tahun ini, LenMarc telah mengembangkan lebih dari 170 aplikasi berbasis web. Untuk memudahkan konsumen memilih solusi yang sesuai dengan kebutuhan, pada 2020 LenMarc meluncurkan platform jualan Indogo.id yang dilengkapi fitur konsultasi daring. “Dengan aplikasi dari LenMarc, kurva pembelajaran UKM dan UMKM dapat dipangkas. Selain itu, juga memiliki daya saing setara dengan bisnis kelas dunia,” kata Vishnu yang menjadi CTO Indogo.id.
Sebagai platform konsultasi daring yang menyediakan pembelajaran daring dari model bisnis nyata dan software tool, serta membantu pengguna mengekspose bisnisnya, Indogo hadir untuk membuat bisnis lebih baik. “Melalui portofolio yang meliputi software dan hardware, kami merancang berbagai solusi yang mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas bisnis,” ungkap Vishnu yang sejak 2008 telah melayani berbagai usaha berskala menengah dan besar di berbagai penjuru Tanah Air.
Terobosan terbaru, Indogo.id berhasil masuk Top 20 Kompetisi Startup4industry lewat solusi Autopospay. Kompetisi yang digagas Kementerian Perindustrian ini merupakan perlombaan berbasis pemecahan masalah di industri dan masyarakat dengan menggunakan teknologi 4.0.
“Masuknya LenMarc dalam Top 20 Startup memotivasi kami untuk tetap konsisten berinovasi mengembangkan solusi teknologi informasi yang dapat membantu memecahkan persoalan bisnis para pelaku wirausaha, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah, di Indonesia,” kata Evlin bangga. (*)
Dyah Hasto Palupi/Herning Banirestu