EWINDO Dorong Genarasi Milenial Ciptakan Peluang Kerja di Bisnis Pertanian
Kurangnya minat generasi muda di sektor pertanian menjadi tantangan tersendiri bagi PT East West Seed Indonesia (EWINDO). Produsen benih hortikultura ini memiliki komitmen mendorong generasi milenial untuk terjun di bisnis pertanian. Sebagai perusahaan yang selama puluhan tahun mendampingi petani sayuran di Indonesia, EWINDO telah melakukan sejumlah strategi agar generasi muda tertarik menekuni bisnis pertanian.
Langkah yang sudah dilakukan antara lain adalah pembinaan dan pendampingan petani muda pada berbagai daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan pengembangan aplikasi pertanian SIPINDO serta membangun jejaring antara petani dengan pasar modern.
Selain pendampingan, transfer teknologi dan akses terhadap benih sayuran yang berkualitas tinggi, melalui aplikasi SIPINDO mereka dapat mengelola bisnis pertaniannya dengan lebih baik dan semakin menguntungkan, dan diharapkan hal ini akan menular ke generasi muda lainnya.
Dalam webinar bertajuk Peluang Petani Millenial di Era Digital beberapa waktu lalu Direktur Pengelola EWINDO Glenn Pardede mengungkapkan saat ini EWINDO telah bermitra dengan sekitar 17.000 petani produksi benih yang tersebar di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat dan Lampung. Selain itu EWINDO juga membina lebih dari 7 juta petani komersial yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. “Selain itu, EWINDO juga mendukung program 5.000 petani milenial yang dicanangkan oleh Pemprov Jabar sebagai salah satu upaya untuk mendorong minat anak muda untuk menjadi petani,” katanya.
Hal ini diwujudkan dengan melakukan pendampingan pemuda yang tergabung di Karang Taruna Desa Teluknaga, Tangerang, Banten membudidayakan melon premium AlIsha F1 dan Labumadu F1 dengan memanfaatkan lahan di belakang Bandara Soekarno Hatta.
Menurut Vikri Fadilah, Ketua Karang Taruna Teluknaga, pihaknya baru belajar dengan memanfaatkan lahan seluas 2.500 meter persegi. Hasil panen perdana melon sebanyak dua ton berhasil menggugah remaja di kampungnya untuk bergabung dalam budi daya melon dan labu madu ini. “Sementara ini hasilnya dijual kepada masyarakat setempat, namun tidak tertutup kemungkinan, panen ke depan akan dijual ke pasar terdekat bahkan seperti petani lainnya di kawasan itu dijual di pasar Jakata,” katanya.
Ia menambahkan keberhasilan panen perdana melon premium dan labu madu ini berkat bimbingan Bagas Suratman yang memang merupakan petani senior di kawasan itu. Selain itu, juga dari PT EWINDO atau Cap Panah Merah yang memasok benih dan memberikan penyuluhan terhadap para pemuda.
Selain itu, EWINDO memberikan pengetahuan baru, kegiatan budidaya ini sekaligus menjadi peluang pekerjaan bagi pemuda yang selama ini menggantungkan hidupnya dari aktivitas di Bandara Soekarno Hatta. Sebagian yang bergabung, ada juga karyawan yang belum lama terkena pemutusan hubungan kerja akibat perusahaannya terdampak pandemi Covid-19.
Menurut Wisnu petugas lapangan Cap Panah Merah, melon varietas Alisha F1 mampu berproduksi 30-40 ton/hektar. Melon yang memiliki kulit kuning halus ini daging buahnya renyah dan sangat manis (tingkat kemanisannya dapat mencapai 16 brix). Sedangkan Labumadu F1 yang dikembangkan anggota karang taruna ini memiliki potensi produksi 15-25 ton/hektar. “Kami akan terus melakukan pendampingan dan optimistis pemuda di kawasan ini dapat melakukan budidaya secara berkelanjutan. Keberhasilan karang taruna ini juga dapat menjadi inspirasi bagi pemuda di daerah lain untuk melakukan kegiatan yang produktif sekaligus membuka lapangan kerja di tengah pandemi Covid-19 ini,” kata Wisnu .