Entrepreneur

Arlo Erdaka & Zhafira Athirah Loebis: Sewa Perlengkapan Ibu dan Anak

Arlo Erdaka dan Zhafira Athirah Loebis, memulai bisnis Babyloania
Arlo Erdaka dan Zhafira Athirah Loebis, pemilik bisnis Babyloania

Babyloania adalah bisnis penyewaan perlengkapan ibu, bayi, dan mainan anak-anak. Jasa penyewaan ini memudahkan orang tua menyewa beragam perlengkapan tersebut. Harga sewa perlengkapan ibu, bayi, dan mainan anak-anak bervariasi, tergantung pada masa sewa. Yang pasti, harga sewa aneka perlengkapan di Babyloania itu ramah di kantong konsumen. Biaya sewa stroller bayi merek Keenz Air Plus, misalnya, senilai Rp 424 ribu untuk masa sewa tujuh hari. Harga ini lebih rendah dibandingkan harga jual stroller merek yang sama, sebesar Rp 3,1 juta.

Pasangan suami-istri, Arlo Erdaka dan Zhafira Athirah Loebis, memulai bisnis Babyloania sejak 2014. Di fase awal operasional, Zhafira hanya menyewakan delapan barang yang dibelikan untuk anak pertamanya. Tatkala dirilis, mereka sudah mendapat pemesanan. Pelan-pelan, bisnis mereka kian meningkat lantaran konsumen banyak menyewa aneka macam perlengkapan tersebut.

Kini, Babyloania menyewakan sekitar 3 ribuan barang, dari stroller, car seat, mainan bayi, hingga kebutuhan ibu menyusui. Perlengkapan yang disewakan ada empat kategori. Yang pertama, perlengkapan ibu, seperti korset untuk ibu hamil dan pompa ASI untuk ibu menyusui. Kategori kedua, perlengkapan bayi. Kategori ketiga, perlengkapan travel atau pelesiran, antara lain stroller dan gendongan. Kategori keempat, mainan bayi dan anak-anak.

Zhafira menjelaskan, komitmen memajukan bisnis Babyloania karena jasa sewa perlengkapan ibu, bayi, dan anak-anak ini membantu orang tua menghemat biaya. “Bisnis kami ini memecahkan berbagai masalah yang dihadapi para orang tua. Misalnya, perlengkapan bayi yang harganya mahal dan hanya dipakai sebentar, kami berikan solusi dengan pelayanan rental,” tutur Zhafira yang mengundurkan diri sebagai pengacara untuk fokus membesarkan bisnisnya.

Kajian internal Babyloania pada 2018 menyebutkan, biaya penghematan dari sistem sewa mainan itu ditaksir mencapai Rp 11 miliar untuk 5 ribu keluarga di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kemudian, kata Zhafira, para orang tua yang memiliki perlengkapan bayi di rumah dan tidak dipergunakan lagi bisa bermitra melalui titip sewa. “Dengan titip sewa, kami membantu para orang tua untuk mengurangi jumlah barang yang tidak digunakan di rumahnya dan juga memberikan penghasilan tambahan dari bagi hasil titip sewa,” ucapnya. Sejak 2016, Zhafira dan sang suami membuka kemitraan jasa titip sewa dan berbagi keuntungan dengan pemilik barang.

Perihal pembagian tugas couple-preneur ini dalam mengelola bisnis, Zhafira menjelaskan bahwa hal itu dilakukan agar tata kelola bisnis Babyloania tidak tumpang tindih dan efisien. Arlo menangani manajemen operasional, keuangan, dan teknologi informasi. Adapun Zhafira mengelola pelayanan konsumen, media sosial, pemasaran, dan legal. Komitmen ini disepakati Arlo-Zhafira sejak awal mendirikan Babyloania.

Pembagian tugas itu berlandaskan keahlian masing-masing. Latar belakang keahlian Arlo teknik industri dan keuangan; ia juga cepat mempelajari teknologi terkini. “Arlo banyak melakukan pengembangan dalam hal teknologi dan kegiatan operasional,” ujar Zhafira. Sementara ia sendiri menggunakan keahliannya melakukan pendekatan personal dan berkomunikasi dengan konsumen.

Selain itu, Zhafira pun sibuk mengembangkan inovasi pelayanan konsumen dan pemasaran digital. Sebagai seorang ibu, ia juga terus melakukan riset tentang jenis perlengkapan bayi yang dibutuhkan dan digemari, serta mempelajari strategi pemasaran yang paling cocok untuk target konsumen. Babyloania memasarkan jasa sewa di website, Instagram, Facebook, dan Twitter.

Arlo-Zhafira memainkan peran yang sama untuk mengembangkan bisnis. Ide didapat dari banyak sumber, seperti buku, kelas online tentang bisnis, dan informasi dari kolega yang beprofesi sebagai pengusaha. Mereka bertukar pikiran mengenai ide pengembangan bisnis di waktu senggang atau di sela-sela mengoperasikan Babyloania. ”Kami menganut prinsip ‘fail fast, learn fast’. Kalau ada ide, segera direncanakan, kemudian dieksekusi. Jika tidak berhasil, ambil pelajaran dari pengalaman tersebut, kemudian coba lagi. Begitu seterusnya,” kata Zhafira.

Ia mengungkapkan, kelebihan pasangan suami-istri menjalankan bisnis adalah terbiasa bekerjasama serta berbagi peran dalam mengelola bisnis dan keluarga. “Kami teamwork dalam urusan rumah tangga. Saat awal berbisnis kami lebih mudah beradaptasi dalam pembagian tugas di Babyloania. Kami sangat bersyukur bisa bekerjasama dan bisa banyak waktu luang dalam urusan pribadi maupun pekerjaan. Kami juga bisa mengatur jadwal dengan lebih fleksibel antara bisnis dan keluarga,” Zhafira menjabarkan.

Peran ganda sebagai seorang ibu sekaligus pengusaha dilakoni Zhafira dengan enteng. Ia bekerja ketika anak-anaknya sudah terlelap, dan masih ada waktu yang tersisa untuk menangani persiapan anak-anaknya bersekolah. (*)

Andi Hana Mufidah Elmirasari & Vicky Rachman; Riset: Armiadi Murdiansah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved