Panorama Optimistis Bisa Tekan Kerugian Hingga 50% di Akhir Tahun
Emiten pariwisata, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) optimistis dapat menekan kerugian hingga ke level 50% di akhir 2021. Hal ini disampaikan Angreta Chandra, Direktur Keuangan Perseroan dalam RUPS Tahunan dan Luar Biasa serta Paparan Publik tahun 2021, Jumat (27/08/2021).
Perseroan juga berharap bisnis dapat mulai pulih kembali dengan proyeksi pendapatan sebesar 60% dari tahun 2019 dan diproyeksikan menghasilkan keuntungan secara EBITDA. “Kami perkirakan di 2021 ini kerugian bisa menurun sebesar 50%. Tahun 2022 kami berharap akan jauh lebih baik keadaannya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, keyakinan dan optimistisnya terhadap industri pariwisata yang akan segera mengalami pemulihan terlihat dari membaiknya situasi dari negara-negara yang menjadi pasar inbound, serta siapnya destinasi-destinasi utama yang biasa dijual sebagai paket wisata. Perbaikan tersebut antara lain travel restriction yang mulai perlahan dilonggarkan, border restriction yang dibuka, mobilitas yang berangsur normal, serta progress vaksinasi yang cepat di beragam negara dunia termasuk Indonesia.
Menurutnya, pandemi mengakibatkan perubahan perilaku wisatawan (change of travel behavior) dalam melakukan perjalanan liburan terutama memilih destinasi. Wisatawan saat ini lebih tertarik dan lebih memilih ke destinasi yang memiliki banyak alam terbuka, kebudayaan, outdoor activities.
“Tentunya dengan preferensi seperti ini Indonesia diuntungkan karena secara geografis dan pesona budaya tentunya Indonesia sangat kaya. Tak ketinggalan Indonesia memiliki populasi yang besar dan terbiasa untuk melakukan aktifitas traveling, tentunya ini merupakan pasar domestik yang sangat besar,” katanya.
Di 2019 lalu, PANR melayani sekitar 6,7 juta pengguna jasa domestik dan international baik pelanggan ritel dan korporasi di dalam jaringan ekosistem perseroan. Pertumbuhan pengguna jasa perseroan saat pandemic turun menjadi hanya 2,4 juta di tahun 2020 dan turun lagi ke level 1,4 juta hingga semester I/2021. Banyaknya pembatasan mobilitas merupakan faktor penekan kinerja perseroan.
Angreta menyatakan, bahwa Panorama telah melakukan langkah-langkah strategis seperti melakukan right sizing, optimalisasi biaya operasional, merestrukturisasi hutang, perencanaan divestasi atas asset dan potfolio binis yang kurang produktif agar dapat bertahan dari pandemi.
Perseroan saat ini pun melakukan percepatan pengembangan distribution channel dan perluasan pasar melalui digital travel. Implementasi smart dan efficient working environment juga dilakukan agar Perseroan dapat lebih tangkas menangkap peluang dan ramping.
Dalam kesempatan ini pula, Budi Tirtawisata Direktur Utama perseroan menyatakan keyakinannya bahwa kekuatan brand Panorama, kesiapan dan professionalisme karyawan perseroan, jaringan database pelanggan dan dukungan dari mitra-mitra perseroan di seluruh dunia akan menjadi kunci akselerasi pemulihan kinerja perseroan.
“Masyarakat sudah merindukan liburan, mereka sangat menunggu momen yaitu ketika beragam larangan dan persyaratan yang membebani dicabut, inilah yang kami yakini sebagai Revenge Travel atau balas dendam untuk liburan karena bosan tidak bisa kemana-mana selama pandemi” ungkap Budi.
Untuk menunjang pengembangan bisnis perseroan, manajemen telah mendapat persetujuan RUPS untuk melakukan penambahan modal melalui HMETD yang waktunya akan ditentukan pada saat yang tepat dalam waktu 12 bulan setelah persetujuan RUPS ini.
Dalam laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, PANR membukukan pendapatan pada Semester I 2021 sebesar Rp 33,96 miliar atau menurun 1,172%, bila dibandingkan periode yang sama tahun 2020 mencapai Rp 432,13 miliar. Meski begitu, PANR bisa mengurangi kerugian sebesar 31,97% menjadi Rp 51,71 miliar pada semester I 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 76,01 miliar.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id