Capital Market & Investment

Digitalisasi Bank Banten Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Berbasis Jasa

Digitalisasi Bank Banten Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Berbasis Jasa
Dirut Bank Banten Agus Syabarrudin, (Foto : Dok)

Menyongsong POJK Nomor 12 Tahun 2021, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) all out memaksimalkan layanan elektronik perbankannya dengan basis teknologi yang mumpuni. Salah satu langkah strategisnya adalah menggandeng PT Fortress Data Services (FDS) melalui penggunaan teknologi Amazon Web Services (AWS) seiring penandatangan kerjasama oleh Dirut Bank Banten Agus Syabarrudin, Dirut FDS Sutjahyo Budiman, dan Country Manager AWS Indonesia, Gunawan Susanto pada Jumat pekan lalu. Bank Banten akan mewujudkan ekosistem layanan perbankan digital (digital banking).

Agus mengapresiasi POJK 12 tahun 2021 itu yang prinsipnya sebagai payung hukum tata kelola bank melakukan transformasi dan akselerasi layanan digital banking. Pada Bab IV di pasal 23 POJK ini menyebutkan bank Berbadan Hukum Indonesia (BHI) dapat beroperasi sebagai bank digital dan wajib memiliki satu kantor fisik sebagai kantor pusat. Hal ini sekaligus menunjukan akomodatifnya OJK dalam menyikapi perubahan konsumsi atau kebutuhan masyarakat yang semakin digital termasuk dalam industri jasa keuangan seperti bank.

Agus menjabarkan Bank Banten mempersiapkan pondasi transformasi menggandeng FDS melalui penggunaan teknologi Amazon Web Services (AWS). Transformasi ini dilakukan agar nasabah hingga operasional perbankan untuk di masa yang akan datang semakin mudah dan efisien. Bank Banten menargetkan sebagai salah satu bank pembangunan daerah yang memberikan layanan yang memudahkan transaksi nasabah serta mengakses produk keuangan, sehingga peluang untuk pengembangan bisnis semakin besar.

Nantinya, BEKS akan mengembangkan ekosistem layanan digital, sehingga tidak hanya mengandalkan dari pendapatan bunga, namun mengembangkan ekosistem yang akan memberikan kontribusi bukan hanya pendapatan bunga, tapi juga pendapatan berbasis jasa (fee based income). “Pendapatan fee based income punya potensi cukup besar dengan tingkat risiko yang bisa dikendalikan,” kata Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (20/9/2021).

Hingga saat ini pendapatan utama BEKS masih ditopang paling besar oleh pendapatan bunga sebesar Rp 180 miliar pada Agustus 2021, meningkat 168% dari posisi Maret 2021. Porsi pendapatan dari fee based income masih terbilang kecil, yakni sebesar Rp 19,6 miliar pada Agustus 2021, namun mengalami kenaikan 299% dari posisi Maret 2021. “Kami akan terus bersama partner dengan aplikasi layanan digital akan mengupayakan peningkatan fee based income, harapan kami komposisinya itu double digit, tidak kecil, kisaran 10% hingga 15%,” ujar Agus merincikan.

Secara captive market, Agus menjelaskan pangsa pasar Bank Banten dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan sejumlah industri strategis di provinsi ini. “Sejumlah industri strategis, seperti industri baja, industri petrokimia hingga pemain properti besar, ditambah fasilitas pendukung lainnya seperti bandara internasional dan pelabuhan ada di Provinsi Banten. Sementara dari seluruh Kabupaten/Kota dan Provinsi Banten saja sudah mencapai Rp 50 triliun,“ tutur Agus.

Perseroan menyiapkan pondasi transformasi serta implementasi solusi layanan keuangan yang fleksibel dan scalable berbasis teknologi. “Kami bertujuan untuk memastikan inklusi keuangan yang lebih besar di daerah Banten dan menjadikan Bank Banten lebih berdaya saing tinggi seperti bank pada umumnya di masa yang akan datang,” Agus menambahkan.

Sutjahyo Budiman, Dirut FDS, mengungkapkan peluang Bank Banten untuk membuat superapp tetap ada sembari melihat perencanaan dalam kurun waktu tiga bulan ke depan. “Kita sudah menganalisis, melihat nature Bank Banten, sampai saat ini belum ada rencana untuk melakukan super app, yang kita lakukan digitalisasi proses, melakukan dengan partnership,” sebut Sutjahyo. FDS menggunakan AWS untuk mengimplementasikan sistem transformasi di bank Banten. “Sebagai platform yang komprehensif dan diadopsi secara luas di dunia, AWS menyediakan layanan yang memungkinkan perusahaan jasa keuangan untuk mempercepat proses tujuan transformasi,” kata Sutjahyo.

Agus meyebutkan FDS memilih Amazon Web Services (AWS) sebagai penyedia infrastruktur cloud lantaran selama sepuluh tahun berturut-turut AWS telah menjadi penyedia infrastruktur, platform, dan layanan terbaik. AWS memiliki berbagai fitur yang dilengkapi dengan teknologi terkini, memiliki standar keamanan yang tinggi dalam menjaga privasi data nasabah, dan sangat mendukung kami dalam melakukan migrasi aplikasi dari tradisional menjadi cloud-agnostic. Bagi FDS, AWS memberikan bantuan dalam bentuk peningkatan kapabilitas SDM perusahaan, sehingga kami bisa memahami dan mengerjakan semua pekerjaan yang berhubungan dengan cloud. Dari segi kecepatan, FDS tidak perlu lagi melakukan pengadaan hardware yang menyita waktu sekitar 4 hingga 6 minggu dan perlu dilakukan setiap terjadi penambahan.

Dari segi keamanan, FDS mempercayakan AWS yang telah menjalankan praktik-praktik terbaik dan patuh terhadap standar-standar global. Selain menjaga keamanan infrastruktur, AWS juga menyediakan tools keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh pelanggannya untuk mengamankan aplikasi dan data di cloud. Gunawan mengatakan AWS Indonesia menyediakan layanan kepada institusi keuangan, perbankan, pembayaran, pasar modal dan asuransi, dengan infrastruktur dan layanan yang aman dan tangguh yang dibutuhkan oleh industri ini. “Kami bangga dapat bekerjasama dengan FDS serta membantu Bank Banten dalam menjalankan proses untuk memodernisasi infrastrukturnya,” ujar Gunawan.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved