Management Trends

Kolaborasi Bisnis ICS dan Restock Mengucurkan Pembiayaan Rp 120 Miliar

Kolaborasi Bisnis ICS dan Restock Mengucurkan Pembiayaan Rp 120 Miliar
Ilustrasi foto : Istimewa

Restock.id, perusahaan teknologi finansial peer to peer lending (P2P lending), dan Impact Credit Solutions (ICS) bermitra untuk menawarkan pembiayaan terjangkau untuk UKM ritel dan sektor kesehatan di Indonesia. Restock dan ICS telah memasuki fasilitas kredit senilai Rp 120 miliar untuk membiayai peningkatan inventaris oleh produsen dalam rantai pasokan ritel secara umum maupun produk-produk layanan kesehatan yang didistribusikan kepada rumah sakit, klinik, apotek, pengecer, dan pemerintahan di seluruh Indonesia demi turut menopang ekonomi nasional selama pandemi COVID-19.

Sebagian dari fasilitas ini juga merupakan bagian dari Dana Ketahanan Indonesia, yang dikelola oleh ICS dan didukung oleh U.S. International Development Finance Corporation (DFC), U.S. Agency for International Development (USAID) dan Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT). Restock menghadirkan kemampuan penilaian kredit yang kuat dengan memanfaatkan kemitraan dengan perusahaan pergudangan yang mengelola inventaris untuk UKM.

Hal ini memungkinkan Restock.id untuk menawarkan pinjaman yang dijamin oleh persediaan atau stok usaha sekaligus memanfaatkan teknologi terpadu milik ICS sehingga dapat meningkatkan kecepatan pencairan dana dan memberikan transparansi secara real-time kepada investor. “Kami fokus pada usaha-usaha ritel dan kesehatan yang telah terkoneksi secara digital untuk membantu masyarakat Indonesia dalam melewati situasi pandemi ini. Solusi ICS yang terhubung dengan produk kami memungkinkan UKM untuk mendapatkan pembiayaan yang terjangkau dengan memanfaatkan persediaan sebagai jaminan,” kata Tiar Karbala, Co–founder & CEO Restock.id di Jakarta, Jumat (22/10/2021).

Tiar, dalam keterangan tertulisnya ini, menyebutkan pihaknya berharap dapat terus menyalurkan dana dengan cepat ke sektor kesehatan yang lebih luas. “Selain itu, kami juga fokus kepada usaha-usaha ritel secara umum di dalam ekonomi digital demi mencegah peningkatan penularan Covid-19 sekaligus menggerakkan roda ekonomi nasional,” sebut Tiar.

Pada Juli lalu, Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus Covid-19 hingga lebih dari 40.000 infeksi dilaporkan setiap hari pada puncaknya. Sektor perawatan kesehatan terus menghadapi tekanan berat dengan tingkat hunian rumah sakit di atas 80% di banyak provinsi di beberapa titik, dan meningkatnya permintaan pasokan medis dan alat pelindung diri (APD), termasuk untuk kebutuhan pengamanan diri bagi masyarakat luas.

Santis bekerja sama secara strategis dengan Restock untuk dapat memenuhi permintaan masker yang terus meningkat karena telah menjadi kebutuhan pokok bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat. Solusi yang ditawarkan melingkupi layanan pergudangan mempermudah dan meningkatkan kinerja operasional Santis dalam melayani seluruh konsumen atau pengguna produk kami. “Kami harap ke depannya masyarakat semakin bangga menggunakan produk hasil karya anak bangsa,” tutur Asyifa, Pendiri PT Santis Jaya Nusantara.

Selain itu, adanya Permberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat juga menyulitkan kegiatan perdagangan UKM yang bersifat offline. Oleh karena itu, Restock terus mendorong agar UKM dapat terhubung ke dalam ekosistem ekonomi digital sehingga dapat turut memegang peranan penting dalam perkuatan ekonomi nasional. “Alhamdulillah, sudah beberapa tahun belakangan ini mulai banyak fintech yang mudah diakses oleh pengusaha muda, bahkan untuk yang belum bankable. Dengan bantuan Restock, pembiayaan bisnis sekarang jadi jauh lebih mudah karena ekosistemnya sudah jauh lebih lengkap dan transparan,” ucap Ben Wirawan, pendiri dari jenama lokal Torch.

Dewi Wiranti, Country Head Indonesia di ICS, mengatakan bermitra dengan platform fintech seperti Restock memungkinkan ICS untuk menyalurkan pembiayaan yang sangat dibutuhkan dalam mendukung efisiensi rantai pasok (supply chain) pasokan medis maupun produk ritel lainnya ke seluruh wilayah Indonesia. “Sekarang adalah waktunya untuk berinvestasi di usaha pendukung lintas sektoral, terutama bisnis yang dipimpin perempuan, usaha yang berorientasi digital, dan para pekerja kesehatan, untuk memastikan pemulihan kesehatan maupun ekonomi yang inklusif,” tutur Dewi.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved