Trends

Kiprah Dua Sekawan Hadirkan Inovasi Jasa Disinfektan

Kiprah Dua Sekawan Hadirkan Inovasi Jasa Disinfektan
Ferdinand Narayana (kiri) co-founder & CEO Bkleen dan Edwin Gunawan ( COO Bkleen).

Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan di masa pandemi, harus diakui, secara umum meningkat. Momentum ini dimanfaatkan oleh dua sekawan, Ferdinand Narayana dan Edwin Gunawan, untuk menghadirkan solusi sanitasi disinfektan antimicrobial lewat metode baru yang disebut dry fogging, di bawah bendera PT Bkleen Kreasi Indonesia.

Inovasi ini dicetuskan dua sekawan itu pada April 2020 karena melihat tingginya permintaan terhadap produk disinfektan. Ide untuk mendirikan bisnis baru ini juga dilatarbelakangi melesunya kinerja perusahaan di tempat mereka bekerja masing-masing. Ferdinand adalah HR consultant di perusahaan miliknya sendiri, sedangkan Edwin adalah seorang profesional di bidang pemasaran dengan pengalaman selama 13 tahun di berbagai perusahaan.

Selain itu, keduanya sebelumnya juga memiliki usaha sampingan, yaitu jasa cuci mobil dan salon mobil. Dari sinilah ide penggunaan dry fogging muncul. Lazimnya, pengabutan/pengasapan (fogging) kabin mobil dilakukan oleh salon-salon mobil untuk menghilangkan bau. Kemudian, mereka memodifikasi mesin dan formula fogging yang digunakan agar dapat membasmi virus dan bakteri secara efektif.

Menurut Ferdinand, co-founder yang duduk sebagai CEO Bkleen, dalam menyediakan produk ini, pihaknya tidak ingin asal menunggangi permintaan di masa pandemi. “Kami ingin membuat suatu produk yang benar-benar aman dan efektif,” katanya.

Sebelumnya, untuk keperluan bisnis salon mobil, pihaknya membeli formula fogging. Sementara untuk bisnis Bkleen, pihaknya merancang ulang formula tersebut untuk disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Ferdinand menjelaskan, produk Bkleen menggunakan formula aktif yang mengandung benzalkonium chloride yang dinilai sebagai zat disinfektan yang aman bagi manusia, termasuk bagi anak-anak dan hewan peliharaan. Ia memastikan bahannya tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan zat pestisida. Prinsip kerja mesin dry fogging Bkleen adalah mengonversi cairan disinfektan khusus menjadi asap kering yang ramah lingkungan.

Dikatakan Ferdinand, produk Bkleen telah lulus uji laboratorium Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan hasil yang tercatat tiga kali lebih tinggi di atas nilai minimum yang ditetapkan. Juga, telah mendapat sertifikat produksi perbekalan kesehatan rumah tangga dari Kementerian Kesehatan.

Mulanya, Bkleen hanya menyediakan mesin untuk home use dan car use. Seiring waktu, karena semakin dikenal, datang permintaan dari kalangan korporat dengan luas area fogging yang besar.

“Kami kemudian mengeluarkan dua tipe mesin heavy duty yang ditujukan untuk area yang luas seperti pabrik, gudang, dan perkantoran,” kata Edwin, co-founder yang menjabat sebagai COO Bkleen. Untuk pelanggan korporat ini, tersedia dua opsi: investasi mesin atau menggunakan jasa fogging dari pihak ketiga.

Target pasar Bkleen sekarang ada tiga jenis, yaitu pasar ritel (individual), penyedia jasa fogging, dan korporat. Perusahaan yang sudah menggunakan produk Bkleen, antara lain, Taman Impian Jaya Ancol, Sinarmas Land, Trans Property, Grab, Pertamina, Pegadaian, Grand Hyatt, Novotel, Mercure, Amaris, Bobobox, Tanamera Coffee, dan Bank BRI.

Ferdinand menyebutkan, pihaknya berkomitmen tidak akan mengambil peran jasa fogging. Alasannya, ini adalah bidang yang menyediakan kesempatan untuk membuka lapangan kerja baru. “Posisi kami adalah sebagai produsen mesin dan cairannya,” ujarnya. “Kami menyediakan paket mesin bagi yang ingin membuka jasa fogging,” ia menambahkan.

Tidak berhenti di situ, pada September 2020, Bkleen secara resmi meluncurkan program kemitraan, untuk distributor ataupun reseller. Lewat program ini, para mitra bisa menggunakan nama Bkleen sebagai perwakilan resmi di kota mereka berada. Program ini cukup sukses. Dalam kurun waktu satu setengah tahun, kini jaringan distribusi Bkleen sudah tersedia di 12 kota, antara lain Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, dan Samarinda.

Menurut Ferdinand, para distributor dan stockist tersebut dari awal sampai sekarang selalu memesan kembali. “Bkleen menargetkan produk yang di-deliver maksimal bertahan sampai dua bulan, tetapi para distributor tersebut bahkan tidak sampai dua bulan sudah repeat order karena produknya cepat laku,” katanya senang.

Sebagai gambaran kinerja perusahaan ini, dari mulanya hanya mampu memproduksi enam unit mesin per minggu, kini bisa memproduksi 300-400 unit mesin per minggu. Secara keseluruhan sudah ribuan unit mesin yang terjual, dengan rata-rata penjualan 400-500 unit per bulan. Jumlah personel tim Bkleen yang berawal dari tiga orang kini juga sudah berkembang menjadi puluhan karyawan.

Ke depan, Ferdinand mengatakan, pihaknya akan meluncurkan beberapa produk non-disinfektan berbentuk hygiene products, baik untuk pasar ritel/individual maupun korporat. Di samping itu, Bkleen juga menargetkan akan membuka pabrik di tahun depan. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved