Yale Menggandeng MMUI dalam Global Network
New Haven-Connecticut. Duapuluh universitas terpandang dunia digandeng Sekolah Bisnis terkenal, Yale School of Management, untuk membentuk Global Network for Advance Management. Yale antara lain menggandeng London School of Economics, National University of Singapore dan Magister Manajemen Universitas Indonesia. Melalui jaringan ini, dilakukan reinvention untuk melatih global leaders dengan mempersiapkan kurikulum baru yang lebih adaptif an futuristik.
Dekan FEUI, Prof Firmanzah, bersama Prof Rhenald Kasali dan Ruslan Priadi, PHD diterima rektor Universitas Yale, Rick Levin dan Dekan Sekolah MBA Yale, Ted Snyder, Jumad malam 27/4 di kediaman rektor. Dalam sambutannya, Ted Snyder mengatakan, MMUI akan memegang peranan yang penting dalam global network ini. Ted menerangkan, “Tujuan dibentuknya the Global Network ini adalah untuk menjawab tantangan baru dalam perekonomian global yang ditandai dengan perubahan-perubahan serius dalam dunia yang lebih datar. Economic power akan terdistribusi secara merata, dan dunia usaha di semua sektor membutuhkan pemimpin-pemimpin baru yang bisa menjembatani antara pasar dengan negara dan komunitas, dalam konteks yang semakin kompleks, paradox dan diverse. Kita bersama-sama membangun suara yang lebih mewakili dalam menghadapi tuntutan-tuntutan baru dengan cara-cara yang lebih inovatif.”
Melalui kerjasama ini, MMUI akan mengembangkan kurikulum yang menjawab kebutuhan global dan peserta pendidikan MM akan dapat mengikuti magang di berbagai kampus utama dunia dengan memanfaatkan jaringan alumnus dan mahasiswa kampus-kampus terkenal di 21 negara. Selain itu mahasiswa dan eksekutif yang telah diterima di MMUI juga bisa secara otomatis dapat mengikuti kuliah di Yale. Dalam iaran persnya, dekan FEUI Firmanzah mengatakan, kerjasama ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sekaligus menjembatani para peserta didik dan pengajar ke dalam jaringan ekonomi global.
MMUI sendiri dipilih Yale mewakili sejumlah buiness school di Asia karena reputasinya dan dipandang serius dalam menegakkan good corporate governance dan memiliki daya dukung pengajar yang berkualitas tinggi.
Sebelum merumuskan kebutuhan dunia usaha terhadap Global Leadership, pimpinan dari 21 Universitas Terkemuka ini beretemu dengan sejumlah business leader, termasuk Financial Times, Wall Street Journal, The Economist, JP Morgan, para social entrereneurs dari manca negara dan tokoh-tokoh dunia.
Mengelola Kompleksitas
Sekolah-sekolah bisnis di Asia dewasa ini tengah bertarung untuk menciptakan standar baru yang bisa melahirkan eksekutif-eksekutif handal. Namun sebagian besar masih terikat dengan cara berpikir lama. Dalam abad transformasi ini, managing complexities akan menjadi agenda penting untuk menciptakan eksekutif-eksekutif yang dapat membedakan “mana ilallang” atau informasi yang tidak penting dan “mana pohon-pohon besarnya” (pokok masalahnya). Sifat informasi yang semula bergerak lambat berubah menjadi cepat dan menimbulkan beragam respons dalam waktu yang singkat. Hal ini mengakibatkan para pemimpin kesulitan membaca kebenaran dan bertarung antara kecepatan pengambilan keputusan dengan risiko dan ketidaksinkronan tindak.
MMUI sendiri, telah memperbaiki kurikulum dan merubah cara berpikir para pengajarnya. Sekolah dengan pengajar berpendidikan doktor terbesar di Indonesia ini juga melengkapi pengajarnya dengan pengalaman sebagai top executive. MMUI juga telah menjadi pilihan utama top executive dunia untuk membagi pengalaman. Tercatat Jeff Imelt (CEO GE), Prof Michael Porter (Harvard no 1 guru), dan banyak pimpinan nasional aktif memberikan kuliah umum. Dahlan Iskan, Fadel Muhammad, Sandiaga Uno, Sri Mulyani, adalah nama-nama yang beberapa waktu terakhir mengisinspirasi mahasiswa MMUI. Lulusan MMUI diincar para pemimpin nasional sebagai eksekutif yang handal. Lebih dari 30 persen lulusannya menjadi wirausaha menengah.