Personal Finance

Apa Itu Valuasi Saham? Investor Wajib Tahu!

Oleh Editor
Apa Itu Valuasi Saham? Investor Wajib Tahu!

Pernah mendengar ungkapan “Price is what you pay. Value is what you get”? Ya, quotes dari seorang investor ternama, Warren Buffet, ini mencerminkan bahwa harga sebuah perusahaan di bursa efek tidak sama dengan nilai atau value yang dimilikinya.

Artinya, ada harga ada kualitas tidak berlaku dalam investasi saham. Ketika harga di bursa mengalami kenaikan dan penurunan dalam waktu singkat tidak berarti kualitas perusahaannya tidak stabil. Sebab, harga hanyalah persepsi dari para pelaku pasar. Pembeli selalu ingin harga yang lebih murah, sebaliknya penjual ingin harga yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, adanya valuasi dapat menunjukkan apakah harga yang kita beli sesuai dengan nilai yang didapat atau tidak. Valuasi yaitu proses analisis untuk mengetahui nilai ekonomi suatu bisnis, termasuk menilai/memperkirakan prospek perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba di kemudian hari lewat value atau nilai yang ditawarkan perusahaan melalui produknya. Hasil dari valuasi ini bisa digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan nantinya.

Perencana keuangan Finansialku, Laurensia Nathania, BBA, CFP® mengungkapkan saat menganalisis valuasi sebuah saham, investor harus memperhatikan 4 faktor di bawah ini.

Tentunya kinerja dan prospek perusahaan penting untuk investor teliti sebelum membeli sahamnya. Apa ada investor yang ingin memberi modal pada perusahaan yang kinerjanya buruk dan tidak prospektif?

Untuk mengetahui kinerja perusahaan, investor harus mencari tahu pertumbuhan penjualan dan keuntungan perusahaan, modal pembiayaan perusahaan, dan efektivitas penggunaan modal terhadap keuntungan pemegang saham.

Informasi di atas dapat memprediksi kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa depan. Selain itu, investor juga dapat membandingkan persepsi pasar atas perusahaan tersebut.

Faktor kedua yang harus diperhatikan oleh investor yaitu bagaimana model bisnis perusahaan. Sebaiknya pilih perusahaan dengan model bisnis yang selalu dibutuhkan pasar dan dapat bertahan lama. Business model yang baik yang dapat memberikan keuntungan bagi pemilik bisnis dan konsumen demi menjamin keberlangsungan bisnis tersebut.

Penulis buku investasi The Little Book that Builds Wealth, Pat Dorsey mengatakan bahwa penting bagi investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki economic moat. Economic moat sendiri yaitu keunggulan kompetitif (competitive advantage) dalam jangka panjang dari suatu perusahaan yang memisahkan dan membedakan perusahaan tersebut dari kompetitornya.

Dorsey mengatakan perusahaan yang memiliki economic moat memiliki nilai instrinsik yang lebih dan mampu menghasilkan cashflow dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memilikinya.

Perusahaan yang memiliki economic moat dapat dilihat dari keunggulan biaya (cost advantage) aset tak berwujud seperti hak paten dan lisensi, memilki switching cost dan network effect yang membuat customer tidak berpaling ke tempat lain.

Terakhir, manajemen perusahaan juga menjadi faktor yang harus diperhatikan. Investor harus mengetahui bagaimana level manajemen membuat kebijakan yang strategis untuk perushaaan. Melalui keputusan strategis di tingkat manajemen perusahaan, business model yang solid dapat terbentuk, economic moat dapat dimiliki, dan kinerja yang baik dapat tercipta.

Setelah mengetahui faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam valuasi saham, di bawah ini adalah beberapa cara untuk menghitung seberasa besar valuasi sebuah saham. Ada banyak teknik untuk menghitung valusasi saham. Namun, 3 cara di bawah ini adalah rumus yang paling umum digunakan untuk menghitung valuasi.

Pendekatan Multiplier

Pendekatan Multiplier dikenal juga dengan Price to Earning Ratio (PER atau P/E Ratio). Pendekatan ini menghitung harga saham suatu perusahaan jika dibandingkan dengan laba per lembar saham (earning per share / EPS).

Price to Earning Ratio (PER) = Harga Saham : EPS

Nilai EPS dapat diketahui dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi PER dapat diartikan semakin mahal pula saham tersebut, sebab dibutuhkan pengali yang lebih “besar” untuk melipatgandakan EPS dan mencapai harga saham tersebut.

Pendekatan Nilai Buku

Pendekatan nilai buku atau Price to Book Value (PBV) adalah membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan, di mana nilai buku perusahaan dihitung dari ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Price to Book Value (PBV) = Harga Saham : Nilai Buku

Jika PBV di bawah atau sebesar 1x, maka dapat dikatakan saham tersebut diperjualbelikan di harga yang lebih rendah dari harga wajarnya (undervalue). Dalam analisis valuasi akan lebih baik jika diikuti dengan membandingkan PER dan PBV suatu perusahaan secara historikal maupun secara head-to-head dengan kompetitor di industri sejenis.

Discounted Cash Flow (DCF)Berbeda dengan dua pendekatan sebelumnya, pendekatan DCF ini menitikberatkan pada cash flow dan kinerja perusahaan. Pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) menghitung nilai kini (present value) dari estimasi arus kas yang dapat dihasilkan perusahaan di masa mendatang. Dengan cara membuat proyeksi arus kas di beberapa tahun ke depan berdasarkan rata-rata pertumbuhan selama beberapa tahun terakhir. Jika nilai kini estimasi arus kas lebih besar daripada modal dalam berinvestasi, maka investasi tersebut layak untuk dipertimbangkan. (Mutiara Ramadhanti)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved