Capital Market & Investment

Mirae Asset Sekuritas Memproyeksikan IHSG Menguat 6.687 Poin

Mirae Asset Sekuritas Memproyeksikan IHSG Menguat 6.687 Poin
Tangkapan layar : Vicky Rachman/SWA

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (Mirae Asset Sekuritas) memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Desember 2021akan bergerak di rentang terbatas pada kisaran 6.394 hingga 6.687 poin. Ketidakpastian mengenai pemulihan ekonomi pasca penyebaran virus varian Omicron diperkirakan akan membebani pergerakan IHSG di bulan ini.

Sementara itu, rencana Federal Reserve untuk mempercepat penyelesaian tapering dan proyeksi penaikan Fed Rate (suku bunga Federal Reserve) juga menjadi katalis negatif bagi IHSG. Meskipun demikian, harapan akan terjadinya window dressing di akhir tahun menjadi alasan Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham-saham kapitalisasi besar di sektor perbankan, industri, dan infrastruktur.

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, mengatakan saham-saham pilihan di Desember ini, antara lain, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rayat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero (BBNI), PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Indosat Tbk (ISAT). “Pilihan tersebut mengkombinasikan saham-saham yang defensif seperti sektor telekomunikasi dan sektor yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti perbankan dan industry,” ujar Martha pada jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis (9/12/2021).

Fundamental makroekonomi domestik masih tetap kuat. Bahkan lembaga pemeringkat global Fitch Ratings kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil. Membaiknya permintaan domestik ini menyebabkan tingkat inflasi Indonesia berada pada posisi relatif stabil dan terkendali, dengan realisasi inflasi dan inflasi inti per November 2021 menjadi 1,75% dan 1,44% secara tahunan (year on year/yoy), naik dari 1,66% dan 1,33% yoy pada Oktober 2021.

Di sisi lain, Indeks Keyakinan Konsumen per November 2021 semakin berada di level optimistis pada angka 118,5. “Angka tersebut merefleksikan terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat secara signifikan,” kata Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas.

Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa Indonesia per November 2021 mencapai US$ 145,9 miliar, naik US$ 40 miliar dibandingkan cadangan devisa Oktober lalu. Kenaikan cadangan devisa ini menjadi landasan kuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi, sistem keuangan, serta mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional secara berkelanjutan. Seiring meningkatnya permintaan dari negara-negara mitra dagang utama dan kenaikan harga komoditas dunia, pada kuartal III/2021 Indonesia juga berhasil mencatatkan surplus neraca pembayaran sebesar US$ 10,69 miliar, setelah sebelumnya pada kuartal II 2021 mengalami defisit sebesar US$ 450 juta.

Pemulihan ekonomi global masih berlanjut seiring dengan ekspansifnya kinerja PMI Manufaktur Global selama 17 bulan berturut-turut dengan angka indeks 54,1 per November 2021. Indonesia juga mencatatkan kinerja PMI Manufaktur yang ekspansif per November 2021 ini pada angka 53,9, meski turun dari angka sebelumnya 57,2.

Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan kinerja PMI Manufaktur negara-negara anggota ASEAN lainnya. Hal ini menandakan bahwa aktivitas perekonomian domestik masih berjalan dengan baik seiring dengan pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sementara itu, harga komoditas dunia seperti minyak, gas, maupun batu bara mengalami penurunan seiring komitmen kuat dari Amerika Serikat, Rusia, maupun China untuk meningkatkan pasokan.

Pelaku pasar terus mencermati dinamika perkembangan varian baru Cvid-19, Omicron, yang dikategorikan WHO sebagai variant of concern (VoC), sikap hawkish The Fed terkait kebijakan tapering, disrupsi rantai pasokan yang memengaruhi kenaikan inflasi global, maupun dinamika kebijakan pagu utang Amerika Serikat. Hal tersebut mengingat posisi Volatility Index (VIX) sudah berada di atas level 30.

Di dalam negeri, pemulihan ekonomi Indonesia diproyeksikan semakin progresif menyongsong era normalisasi perekonomian global pada 2022. Kementerian Keuangan memproyeksikan outlook pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 akan berkisar pada 3,5% – 4,0%. Sementara itu, pemerintah, Bank Indonesia, dan Badan Anggaran DPR menyepakati pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 sebesar 5,2%.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved