Schneider Electric-Kemendikbud Ristek Perkuat Kompetensi Vokasi
Schneider Electric, bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dalam pengembangan kompetensi SDM vokasi di Indonesia. Yaitu dengan menyelenggarakan Electrical Education Program & Competition (EEPC), program pendidikan dan pelatihan vokasi yang difokuskan pada pengembangan kompetensi para calon ahli listrik Indonesia menghadapi era Home of The Future.
Kerja sama ini bukan pertama kali, karena sebelumnya bersama-sama mendirikan Pusat Keunggulan bidang Listrik, Otomasi dan Energi Terbarukan pada 2018. Melalui program kerja sama kedua ini, Schneider Electric berbagi wawasan mengenai tren konsep perumahan masa depan yang semakin terkoneksi dan cerdas, dan kompetensi digital yang dibutuhkan ahli listrik di masa mendatang.
EEPC adalah program pendidikan dan pelatihan vokasi secara daring yang diperuntukkan bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan spesifikasi jurusan kelistrikan. Selama mengikuti EEPC yang berlangsung 5 minggu ini, para siswa/i SMK memperoleh pembekalan teknis. Yaitu mencakup instalasi listrik termasuk energi terbarukan & panel surya, instalasi perangkat rumah pintar, sistem keamanan dan perlindungan listrik, hingga desain dan instalasi software pengelolaan listrik seperti EcoStruxure Power untuk perumahan.
Para peserta juga memperoleh pembekalan soft skill seperti membuat CV yang menarik, mempersiapkan wawancara kerja, serta mengenal budaya kerja. Di akhir sesi pelatihan, para peserta memperoleh kesempatan untuk mengikuti kompetisi dengan mempresentasikan ide-ide kreatifnya terkait desain sistem keamanan listrik, dan desain rumah masa depan.
EEPC telah diikuti oleh sekitar 4500 siswa/i SMK dari 126 SMK di seluruh Indonesia, menjadikannya program webinar kelistrikan kepada siswa SMK dari provinsi terbanyak di Indonesia, yang memperoleh penghargaan dari MURI. Bersamaan dengan penganugerahan MURI, Schneider Electric bersama Kemendikbud Ristek menyelenggarakan acara diskusi media dengan tema “Mempersiapkan Electrician Muda Indonesia Menuju Era Home of The Future” yang juga menghadirkan perwakilan SMK pemenang kompetisi EEPC.
Arfah Laidiah Razik, SH. MA, Kepala Subbag Tata Usaha, Direktorat SMK Kemendikbud Ristek, mengatakan pemerintah terus berupaya untuk mencetak lulusan vokasi yang tidak hanya siap kerja namun juga memiliki kualitas dan keahlian yang mumpuni dalam menghadapi kebutuhan industri masa depan.
“Kami terus berkolaborasi dengan berbagai pelaku industri termasuk dengan Schneider Electric yang memiliki rekam jejak dan pengalamaan di bidangnya untuk menyelenggarakan pelatihan terkait trend dan teknologi terbaru untuk para siswa/i SMK,” ujarnya. Ia berharap siswa/i SMK dapat mengikuti perkembangan dan kebutuhan industri sehingga ketika lulus dan memasuki dunia kerja mereka telah dibekali kompetensi yg cukup dan memiliki daya saing tinggi.
M. Farhan Lucky, Distribution Channel & Residential VP Schneider Electric Indonesia menjelaskan pemanfaatan teknologi digital dan Internet of Things di sektor perumahan ke depannya akan terus meningkat. Berbagai perangkat dan peralatan listrik rumah akan semakin terkoneksi dan saling berbicara satu sama lain. Membangun ekosistem rumah yang lebih cerdas dan berwawasan untuk memberikan kenyamanan, personalisasi dan keamanan yang lebih kepada para penghuninya.
Tidak hanya itu, ia melanjutkan, ke depannya penetrasi energi terbarukan seperti panel surya di sektor perumahan juga akan semakin diminati. Trend ini tentunya harus didukung dengan desain dan instalasi kelistrikan yang tepat guna dan aman.”Dengan latar belakang ini, Schneider Electric berinisiatif menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yang difokuskan pada pengembangan kompetensi ahli listrik untuk menunjang kebutuhan home of the future ini,”tandasnya.
Kemitraan Schneider Electric dengan Kemendikbud Ristek dalam pengembangan kompetensi SDM vokasi telah dimulai sejak 2018 melalui pembangunan Pusat Keunggulan bidang Listrik, Otomasi dan Energi Terbarukan, program pelatihan guru dan tenaga kependidikan SMK, serta revitalisasi fasilitas laboratorium secara bertahap di 184 SMK di seluruh Indonesia yang ditargetkan selesai pada tahun 2022.
Supriyono M.Si, Kepala BBPPMPV BMTI, Kemendikbud Ristek menambahkan transformasi digital di berbagai sektor industri termasuk perumahan menjadikan profesi ahli kelistrikan semakin berperan penting. Dia mengatakan, dalam program ini para siswa/i diajarkan beberapa skill teknis seperti instalasi listrik, pengembangan otomatisasi instalasi kelistrikan dalam aplikasi IoT, energi terbarukan serta mempelajari praktik-praktik terbaik terkait konsep smart home. Harapannya dengan adanya program pendidikan dan pelatihan yang diinisiasi langsung oleh pelaku industri seperti ini dapat benar-benar membantu SDM vokasi dalam menyelaraskan kompetensinya dengan kebutuhan DUDI (dunia usaha dan dunia industri).