5 Strategi Pegadaian Cetak Pemimpin dari Dalam
Berusia 120 tahun, PT Pegadaian Tbk terus adaptif dengan dinamika perubahan zaman. Pasalnya industri jasa keuangan berkembang dan mengalami perubahan dengan cepat. Hal ini membuat PT Pegadaian terus berbenah diri menyiapkan kebutuhan SDM yang berkualitas untuk menjawab tantangan zaman.
Anung Anindita, SVP Strategic Human Capital PT Pegadaian Tbk sejak tahun 2018, perusahaan fokus untuk groom talent mencetak talent from within dengan meningkatkan kapabilitas internal. Dia mengungkapkan ada 5 strategi utama dalam yang diterapkan, pertama leadership yang mampu melakukan eksekusi dan mempunyai jaringan dan hubungan yang luas. Program pengembangan kepemimpinan yang kuat dan terarah ini untuk mengisi posisi kunci.
Kedua talent, perusahaan terus melakukan peningkatakn kemampuan untuk mempertahankan talent yang dibutuhkan perusahaan sesuai pengalaman dan kompetensinya. Ketiga culture, memiliki misi “SDM yang Profesional Berbudaya Kinerja Baik”, Pegadaian mengadopsi dan mengimplementasikan budaya AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Keempat organisasi yang mendukung terhadap perubahan bisnis dan transformasi sehingga harus agile.
Kelima analytics, pengunci dari empat strategi tersebut untuk membaca seluruh data ke dalam satu platform yang sama yang kemudian akan dijadikan sebagai pondasi dalam setiap pengambilan keputusan. Anung menambahkan bahwa HR menjadi partner bisnis sehingga pihaknya akan terus mensupport setiap kebutuhan bisnis. Dari sisi kompetensi, Pegadaian juga mengombinasikan core values yaitu AKHLAK dengan 10 kompetensi BUMN untuk membangun leader effectiveness. “10 kompoetensi ini, kami lakukan assessment mulai dari kepada departemen sampai kepada divisi,” ujarnya.
Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa masih banyak PR (Pekerjaan Rumah) karena Bench Strength masih didominasi oleh senior milenial namun dengan komposisi 60%-70% di bawah 42 tahun Pegadaian memiliki Bench Strength yang kuat sehingga bisa membangun suskesi managemen yang lebih baik. “Targetnya 3-5 tahun ke depan bisa menghasilkan leader yang lebih baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar bagaimana perusahaan menjadi lebih produktif dan efisien. Oleh karena itu, ada 4 hal yang telah dilakukan yaitu streamilining process melalui robotic process automation (RPA), reskilling and upskilling khususnya bagi karyawan yang dulunya hanya berkecimpung dioperationa akan tetapi sekarang sudah sudah direskilling dengan sales dan beberapa yang mereka minati. Pihaknya juga mulai outrsorching untuk beberapa posisi yang non-core category serta menyiapkan leader untuk di tempatkan di co-location.
Perusahaan ini juga menerapkan framework 10.20.70 sehingga terjadi adanya perubahan besar. Dia mencontohkan “Dulu hanya classroom, sekarang lebih agile dalam pengembangan karyawan,”ungkapnya. Menurutnya, framework tersebut tidak hanya dijalankan pada level staff saja namun juga di BOD-1, BOD -2 dan BOD-3. Tujuannya memperkuat kesinambungan program khususnya untuk leadership development di masing-masing level karyawan yang ada.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id