Technology zkumparan

digibank by DBS, Hasil Transformasi Digital Bank DBS Indonesia

digibank by DBS, Hasil Transformasi Digital Bank DBS Indonesia
Leo Koesmanto, Managing Director-Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia.

Di kancah layanan digital banking, Bank DBS Indonesia termasuk salah satu pelaku yang memeloporinya di Tanah Air. Bank multinasional ini telah meluncurkan digibank by DBS, layanan digital banking-nya, pada Agustus 2017.

Hingga saat ini, manajemen bank ini mengklaim sudah ada sekitar 700 ribu rekening digibank by DBS (selanjutnya kami sebut digibank) yang aktif. Keseluruhan transaksi perbankan konsumer ritel di DBS sudah dilakukan via digibank. “Seluruh nasabah individual Bank DBS menggunakan digibank by DBS untuk melakukan kegiatan perbankan mereka secara digital,” kata Leo Koesmanto, Managing Director-Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia.

Leo menyebutkan, DBS Indonesia memulai transformasi digitalnya untuk menjadi penyedia layanan perbankan digital pada tahun 2016. Alasannya, adanya disrupsi teknologi akan membuat layanan perbankan makin invisible. Maksudnya, nasabah tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk pergi ke bank.

Sebelum memulai transformasinya, menurut Leo, bisnis perbankan ritel DBS Indonesia masih sangat terbatas. Produknya terbatas dan belum punya layanan internet banking ataupun mobile banking. Target nasabahnya pun masih nasabah prioritas.

Dari situ, manajemen DBS Indonesia mencoba melakukan reimagining cara kerja mereka. Selain itu, juga mencoba memahami kebutuhan, aspirasi, dan pola konsumsi nasabah dengan menelusuri customer journey mereka. Manajemen DBS Indonesia melihat semua layanan perbankan itu bisa dilakukan lewat satu perangkat (device). Manfaatnya adalah memberikan nilai tambah dan kemudahan bagi nasabah, termasuk memungkinkan mereka mengakses layanan perbankan di mana pun mereka berada.

Dengan meluncurnya digibank, semua layanan perbankan ritel DBS dapat diakses secara online, tanpa perlu lagi mengandalkan kantor cabang. Mulai dari pembukaan rekening, pembukaan deposito, investasi obligasi dan reksa dana, pengiriman uang ke dalam dan luar negeri, kartu kredit, hingga kredit tanpa agunan (KTA).

Leo menyebutkan, dengan digibank, DBS dapat melakukan berbagai hal seperti intelligent banking yang dapat memberikan layanan sesuai dengan keinginan nasabah. Di luar itu, DBS Indonesia juga telah memiliki aplikasi digital untuk nasabah korporasinya.

“Kami selalu memastikan SDM digibank mendapatkan training berkelanjutan agar up-to-date dengan perkembangan digital terkini.” (Leo Koesmanto)

Apakah DBS Indonesia akan memisahkan unit layanan digitalnya, sehingga akan ada dua entitas? “Kami tidak akan membagi (menjadi) dua jenis bank,” ujar Leo. Alasannya, DBS adalah bank yang sudah established dengan layanannya dan memiliki infrastruktur terbaik. Ia menyebutkan bukti, yaitu dengan diterimanya penghargaan internasional Word’s Best Bank selama empat tahun dan World’s Best Digital Bank, serta penghargaan sebagai bank teraman di Asia selama lebih dari 10 tahun.

Hingga saat ini, DBS Indonesia memiliki 30 kantor cabang. Leo menilai, jumlah cabang sebanyak ini sudah proporsional. Begitu pula dengan jumlah gerai ATM yang telah tersedia di sejumlah cabangnya. Nasabah dapat menarik dana menggunakan kartu ATM atau kartu debitnya. Yang jelas, pihaknya tidak punya rencana menambah jumlah cabang ataupun gerai ATM, karena semua layanan konsumer sudah dapat dilakukan dengan aplikasi digibank.

Target pasar layanan digibank, menurut Leo, adalah kalangan nasabah digital-savvy yang ingin mengembangkan kondisi keuangannya secara nyaman dan aman, secara branchless dan paperless. Dikatakannya, kelebihan layanan digibank yaitu menyediakan layanan untuk mengembangkan keuangan nasabah dengan produk-produk investasi yang mudah dimengerti, aman, dan dapat dimulai dengan nilai terjangkau. Selain itu, produk dan layanan yang ditawarkan pun sudah lengkap, termasuk kredit tanpa agunan dan kartu kredit digital yang dapat disetujui dalam waktu singkat.

Leo menegaskan bahwa selain teknologi, SDM merupakan aset utama untuk mendukung kesuksesan layanan digital banking. Selain SDM dengan latar belakang perbankan, digibank juga dilengkapi beberapa SDM dengan latar belakang non-perbankan untuk meningkatkan pengalaman digital Nasabah. Di antaranya, mereka yang memiliki keahlian di bidang customer experience, UX design, digital marketing, dan big data analytics.

“Kami selalu memastikan SDM digibank mendapatkan training berkelanjutan agar up-to-date dengan perkembangan digital terkini,” katanya. “Kami juga sedang mempersiapkan digibank Development Program untuk mempersiapkan para Future Digital Banker,” katanya lagi.

Dalam membangun ekosistem digitalnya, DBS Indonesia bekerjasama dengan beberapa fintech pembiayaan sebagai mitra penyaluran kredit. “Kami juga terbuka untuk bekerjasama dengan mitra lainnya untuk mendistribusikan layanan keuangan yang mereka miliki,” kata Leo.

Ke depan, pihaknya berharap jumlah pemilik rekening digibank akan terus bertambah, seiring dengan perkembangan layanannya. “Peluang baru juga akan terus kami gali, terutama dengan menggunakan teknologi,” Leo menandaskan. (*)

Joko Sugiarsono & Anastasia A. Suksmonowati

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved