Capital Market & Investment zkumparan

Tingkatkan Produktivitas, Ultrajaya Terapkan Industri 4.0

Tingkatkan Produktivitas, Ultrajaya Terapkan Industri 4.0
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli saat melakukan kunjungan ke PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co, Tbk. (Dok. Kemenperin)

Seiring meningkatnya penghasilan dan kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat, konsumsi produk olahan buah di dalam negeri ikut melonjak, termasuk di masa pandemi saat ini yang juga menjadikan berkah bagi industri minuman sari buah. Hal ini seperti dialami oleh PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co, Tbk. (Ultrajaya).

Berdasarkan laporan keuangan periode semester I 2021, Ultrajaya meraih penjualan Rp3,06 triliun, naik 2% dari Rp3,00 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian, laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat Rp660,29 miliar naik 11,84% dari laba Rp590,36 miliar tahun sebelumnya.

Manager Purchasing PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Co, Tbk., Reza Karyadi mengatakan, Ultrajaya menghasilkan berbagai produk minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional, dan minuman kesehatan. Di samping itu, perusahaan juga memproduksi krim kental manis, susu bubuk dan sari buah yang berbahan baku puree serta konsentrat buah-buahan.

Dalam proses produksinya, kata Reza, perusahaan telah menerapkan teknologi industri 4.0 untuk meningkatkan produktivitas secara lebih efisien dan menjaga higienis produknya. Minuman jus yang dihasilkan, terbuat dari olahan buah segar dan melalui penggunaan teknologi Ultra High Temperature (UHT) dan dikemas secara aseptis.

“Dengan teknologi UHT, jus sari buah kami tidak membutuhkan bahan pengawet dan dapat tahan lama,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip SWA Online, Senin (27/12/2021).

Lebih lanjut ia mengungkapkan, Ultrajaya menjadi produsen terbesar susu UHT di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 39,3% dalam produk-produk susu cair UHT. Selain itu, untuk pangsa pasar produk teh siap diminum sebesar 77,3%. “Produk-produk tersebut telah diekspor ke beberapa negara di Asia, Timur Tengah, Pacific Island, Nigeria, Australia dan Amerika Serikat,” kata Reza.

Saat ini, perusahaan sedang melakukan tahap pembangunan pabrik dan gudang yang berlokasi di Bandung. Projek lainnya juga berlangsung di kawasan industri MM2100, Cikarang. Kedua projek ini merupakan bagian dari upaya Ultrajaya untuk meningkatkan kapasitas produksi dan gudang, serta pusat distribusi. Untuk proyek di MM2100 telah dimulai pada tahun ini dan akan berjalan hingga 2023, dengan total nilai investasi sebesar Rp1,2 triliun.

“Meskipun penjualan pada 2020 terkena dampak berat akibat pandemi Covid-19, kami melihat perkembangan yang positif di tahun 2021 dan percepatan pertumbuhan dalam beberapa bulan terakhir ini,” tutur Reza.

Asal tahu, Indonesia merupakan salah satu negara produsen buah segar terbesar di dunia dengan produksi mencapai 24,9 juta ton per tahun. Berdasarkan data world fruit map, Indonesia menempati posisi ke-8 di dunia,” ungkapnya.

Dengan produksi buah segar yang besar tersebut, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menyebut, pengembangan usaha industri pengolahan buah di tanah air masih prospektif ke depannya. Artinya, peluang sektor hulu ini perlu dioptimalkan dengan mendorong tumbuhnya industri antara sampai hilir.

“Kebutuhan sektor industri hilir terhadap buah segar masih sangat tinggi, karena permintaan pasar khususnya di domestik, juga masih sangat tinggi. Untuk itu, perlu diperkuat peran industri antara yang menghasilkan konsentrat atau puree buah sebagai penghasil bahan baku untuk industri hilir,” paparnya.

Saat ini, di Indonesia terdapat enam industri pengolahan buah antara skala kecil dan menengah, dengan total kapasitas produksi sebasar 5.500 ton per tahun. Sementara itu, di sektor hilirnya, terdapat 41 perusahaan dengan total kapasitas produksi mencapai 430.000 ton per tahun, yang telah memberikan kontribusi terhadap devisa melalui total nilai ekspornya sebesar US$280 juta.

“Kami sedang fokus untuk menekan impor produk antara, dengan turut memacu kualitas buah segar lokal dan meningkatkan produktivitas sektor hulu serta mendorong peningkatan kapasitas industri antara, termasuk juga terus memberdayakan peran dari koperasi sebagai mitra industri pengolahan buah,” tutur Putu.

Sejumlah langkah strategis yang perlu dijalankan untuk meningkatkan kinerja industri pengolahan buah, antara lain mengelola kestabilan produktivitas dan pasokan bahan baku yang berkualitas, tersedianya infrastruktur daerah penghasil hortikultura agar biaya logistik lebih efisien, serta dibutuhkan infrastruktur pasca-panen seperti cold storage, rumah pengemasan, dan gudang buah segar.

“Kami juga mendorong industri pengolahan buah dapat mengadopsi teknologi digital dalam proses produksinya sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan daya saingnya. Hal ini sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, di mana industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan dalam implementasi industri 4.0,” jelasnya.

Dirjen Industri Agro optimistis, apabila upaya tersebut berjalan baik, selain bisa meningkatkan kinerja industri pengolahan buah, juga akan mendongkrak pendapatan para petani serta dapat menumbuhkan wirausaha baru. “Apalagi, industri pengolahan buah dan diversifikasi produknya sudah mulai berkembang, dengan penambahan nutrisi dan berbagai vitamin pada produk tersebut,” imbuhnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved