Trends

Bandara Kualanamu Dikelola Bareng Asing, Angkasa Pura Sebut Alasannya

Bandara Kualanamu Dikelola Bareng Asing, Angkasa Pura Sebut Alasannya
Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara. (Instagram/AP2_KUALANAMU)

PT Angkasa Pura II (Persero) melalui anak usahanya, Angkasa Pura Aviasi (APA), menjalin kerja sama strategis dengan GMR Airports Consortium untuk mengelola Bandara International Kualanamu di Sumatera Utara.

Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan membutuhkan pendanaan yang besar untuk mengembangkan bandara agar menjadi hub di wilayah Asia Tenggara.

“Pendanaan itu salah satu hal. Hal yang lain adalah expansion traffic, expertise sharing, dan equity partnership,” ujarnya saat ditemui di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, Kamis, 30 Desember 2021.

Berdasarkan peta jalan pengembangannya, ekspansi Bandara Kualanamu membutuhkan investasi hingga Rp 56 triliun. Modal ini untuk empat tahap pengelolaan hingga masa kerja sama berakhir pada 25 tahun ke depan.

Adapun kebutuhan pendanaan Bandara Kualanamu mencakup peningkatan kapasitas terminal, perpanjangan runway, hingga pengembangan airport city. Pada tahap pertama, pengembangan bandara memerlukan modal sebesar Rp 3 triliun yang ditargetkan selesai tiga tahun.

Direktur APA Haris menuturkan perusahaannya perlu menggandeng asing untuk menyasar trafik penumpang yang lebih besar. Angkasa Pura menargetkan pergerakan penumpang Bandara Kualanamu dari sisi domestik dan internasional sebesar 54 juta dari saat ini 9 juta per tahun.

“Trafik Kualanamu sebetulnya bisa dikembangkan lebih besar. Tapi kalau kita lihat profilingnya, (saat ini) hanya domestik,” ujar Haris.

Dari sisi penumpang internasional, Haris berujar, porsi penumpang internasional sebelum pandemi Covid-19 belum mencapai 10 persen. Perusahaan ingin menargetkan porsi trafik penumpang internasional meningkat hingga 40 persen sehingga bandara bisa menjadi hub baru untuk kawasan Asia Tenggara.

Selanjutnya, alasan perseroan membuka kerja sama dengan asing adalah untuk mencari mitra yang sudah berpengalaman.

Adapun GMR Airports Consortium yang beranggotakan GMR Group asal India dan Aéroports de Paris Group (ADP) asal Prancis sama-sama memiliki histori mengelola bandara di negaranya.

“GMR operator terbesar di India dan ADP operator terbesar di Eropa. Sedankan kita operator terbesar di ASEAN. Mudah-mudahan dalam 5-10 tahun ke depan kami bisa hadir dengan wajah baru,” tuturnya.

Dalam skema kerja samanya, Angkasa Pura Aviasi dan GMR Airports Consortium membentuk Joint Venture Company (JVCo). APA sebagai pemegang saham mayoritas akan menguasai 51 persen saham di Angkasa Pura Aviasi. Sedangkan GMR Airports Consortium memegang 49 persen saham.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan Bandara Kualanamu berpeluang menyaingi Bandara Changi Airport di Singapura dan Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.

Ia menyebut bandara yang berlokasi di Sumatera Utara itu berpeluang mengambil pasar penumpang transit dari Asia Selatan yang akan menuju Asia Utara dan Australia. “GMR (GMR Airports Consortium) akan menggunakan Kualanamu sebagai base untuk mengurangi dominasi KL dan Changi Airport,” katanya.

Pengelolaan Bandara Kualanamu oleh GMR sebelumnya menimbulkan kegaduhan. Kerja sama GMR dengan PT Angkasa Pura II (Persero) disebut-sebut membuat bandara jatuh ke tangan asing.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved