Trends

Chairul Tanjung Ungkap Filosofi di Balik Nama Allo Bank

Chairul Tanjung Ungkap Filosofi di Balik Nama Allo Bank
Chairul Tanjung usai right issue Bank Allo di Jakarta, Selasa (11/1/2022) (Foto: BeritaSatu/Mohammad Defrizal).
Chairul Tanjung usai right issue Bank Allo di Jakarta, Selasa (11/1/2022) (Foto: BeritaSatu/Mohammad Defrizal).

Chairul Tanjung menjelaskan filosofi di balik nama Allo Bank, perusahaan bank digital miliknya. Ia mengatakan nama tersebut adalah singkatan dari ‘All for One’.

“Kalau Anda lihat, di antara dua ‘L’ ada angka satu. Itu memiliki arti one for all, all for one (satu untuk semua, semua untuk satu). Jadi arti ini akan saya jelaskan dalam bentuk filosofi yang lebih luas lagi,” ujar ultimate shareholder Allo Bank itu di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 11 Januari 2022.

Ia mengatakan nama itu juga memiliki filosofi yang lebih luas lagi. Chairul Tanjung lantas menjelaskan bahwa kekuatan bank digital didukung dua faktor. Pertama adalah teknologi dan platform.

“Platform dan teknologi Allo Bank sudah didesain antara tim dari CT Corp bekerja sama dengan bank digital terbesar di dunia yang sudah berkiprah delapan tahun dan memiliki 200 juta customer,” kata Chairul Tanjung. “Kami yakin platform kami mampu menjawab tantangan dari jumlah nasabah, jenis transaksi, dan hal lainnya.”

Kedua, kunci sukses bank digital adalah di dalam ekosistem. Chairul Tanjung mengatakan CT Corp memiliki ekosistem fisik yang besar denan adanya Transmart, Metro, dan lainnya. Ia juga menyebut perusahaannya memiliki jaringan gerai makanan dan minuman, hingga media digital.

“Kami merasa ekosistem kita kuat. Tapi di era digital, kolaborasi adalah kata kunci. jadi sekuat apapun ekosistem itu harus bekerja sama dengan ekosistem lain. Jadi kami mengundang ekosistem lain,” tutur Chairul Tanjung.

Untuk memperkuat ekosistem fisik, misalnya, ia mengundang Salim Group yang menguasai jaringan minimarket, Indomaret, hingga Superindo. Namun, ia merasa ekosistem fisik itu masih belum cukup.

“Jadi kami mengundang ekosistem digital yang ada untuk bergabung. Jadi ada Bukalapak, Grab, Traveloka, Carro, dan lainnya. Ini membuat ekosistem kami semakin komplet,” tutur Chairul Tanjung.

Ia mengatakan ekosistem fisik dan digital kalau digabug akan menjadi kekuatan yang solid. Hal ini pun menjadi tren perusahaan dunia. Ia pun mencontohkan Amazon yang juga memiliki jaringan fisik.

“Karena itu kami lihat dan kolaborasi. Itu yang kami sebut one for all all for one,” ujar Chairul Tanjung. “Ekosistem ini terbuka. Kami masih menerima ekosistem lain yang mau bergabung.”

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved