Capital Market & Investment

Waspadai Investasi Bodong Berkedok Cryptocurrency, NFT dan Robot Forex

Waspadai Investasi Bodong Berkedok Cryptocurrency, NFT dan Robot Forex

Belakangan ini jagat investasi dihebohkan dengan berita kemilau cryptocurrency, robot forex, token NFT (non fungible token) yang membuat orang tergiur berbondong-bondong mendapat untung besar secara instan. Selang dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita dikejutkan dengan berita kerugian yang diderita oleh sejumlah investor gegara membeli produk-produk derivatif atau options tersebut. Misalnya pada kasus Sunton Capital dan Mark AI robot telah diduga menelan kerugian senilai lebih dari Rp16 triliun dan Rp250 miliar pada tahun 2021.

Menganalisa fenomena yang terjadi di pasar investasi itu, CEO dan Pendiri Astronacci International Dr. Gema Goeyardi mengingatkan agar masyarakat tidak terkecoh dengan pengaruh influencer atau pihak-pihak yang menawarkan investasi hasil instan. Investasi yang tepat itu unsur-unsurnya sesuai dengan definisi investasi. Dia menyebut investasi saham saja harus pilih yang bluechips seperti saham Astra, BRI, Telkom dan beberapa lainnya agar aman. Itupun kenaikan harga sahamnya tidak drastis, jadi butuh kesabaran.

“George Soros saja bilang investasi yang benar itu justru investasi yang membosankan. Nah, kalau robot trading, cryptocurrency dan NFT memberi iming-iming untung besar dan cepat, itu pasti tidak sesuai dengan definisi investasi. Ibaratnya jual narkoba di apotek. Ini bahaya bagi konsumennya,” Gema menegaskan.

Kepada masyarakat, Gema berpesan agar sebelum mengikuti rekomendasi influencer, public figure yang diidolakan atau perusahaan investasi, masyarakat mempertanyakan apakah influencer, public figure atau perusahaan investasi tersebut sudah memiliki sertifikat Wakil Manajer Investasi (WMI) serta mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan dan Bappeti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) yang bertugas melakukan pengawasan dan pengaturan terkait perdagangan berjangka.

Kecemasan Gema terhadap perkembangan terkini dunia investasi karena khawatir akan mencoreng dan membuat trauma masyarakat untuk terjun ke bidang investasi. Itulah sebabnya dia berkoordinasi dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Prof. Wimboh Santoso, SE., MSc., Ph.D berdiskusi dengan Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing di Gedung OJK. “Pertemuan ini membahas audensi dan penindakan penipuan berkedok investasi (Binary Option, Robot Forex, Copy Trade, Pompom Saham, dan Cryptocurrency),” jelas Gema.

Ada empat hal yang menjadi sorotan penting, yakni: praktik trading Binary Option dalam beberapa waktu terakhir mencuat kasusnya, yang mana korban mulai bersatu untuk menuntut perlindungan konsumen pada pemeritah. Banyak beredar iklan yang digawangi influencer sebagai afiliator Binary Option yang dikemas dengan flexing untuk mencari nasabah. Masalahnya, Influencer membentuk opini masyarakat bahwa Binary Option adalah investasi dan trading, sehingga dianggap merusak citra investasi yang sebenarnya.

Padahal, di beberapa negara, misalnya Australia, jelas menyatakan bahwa Binary Option bukan Investasi, melainkan lebih mirip ke praktik perjudian. Influencer-influencer ini tidak memberikan transparansi dan justru mengedukasi bahwa Binary Option adalah salah satu instrument investasi, sehingga pada faktanya korban bermunculan hingga lebih dari 5.000 orang dengan kerugian yang diduga lebih dari ratusan miliar rupiah.

“Investasi defenisinya adalah kita menaruh aset pada pada satu item, satu bidang investasi, dan seiring dengan bertambahnya waktu, aset bertambah. Sedangkan Binary Option, kita justru diberikan batas waktu untuk open dan close posisi. Ayo kita tebak harga. Ini jelas sudah keluar dari definisi investasi,” tegas Gema di Jakarta (29/1/2022).

Selain itu, maraknya ‘robot trading’ dan ‘copy trade’ bodong yang nakal dibungkus dengan kedok investasi justru merusak esensi dari robot trading dan copy trade yang semestinya. Di sisi lain, praktik copy trade terselubung akan sangat sulit dibedakan, yang mengandung fraud dengan copy trade yang asli, terlebih kita tidak pernah tahu siapa orang di balik program tersebut.

Apalagi, sekarang banyak marketplace penyedia layanan copy trade yang tidak mem-filter atau diawasi pemerintah, menyebabkan makin banyaknya korban yang terjebak pada oknum copy trade nakal. Hal ini sangat disayangkan, ketika masyarakat butuh solusi untuk bertahan hidup di era pandemic Covid-19, justru pelaku-pelaku memanfaatkan keputusasaan mereka. Selain itu, di wilayah investasi yang legal, pasar saham pun dikotori dengan aksi pompom saham yang mengakibatkan kerugian ratusan miliar rupiah. Influencer saham diduga melalui program edukasi dan trading signal berbayar menggunakan kekuatan popularitas mengajak masyarakat investor pemula membeli saham-saham yang justru pada akhirnya digoreng sampai turun puluhan persen.

“Padahal, menurut OJK, untuk menjadi penasehat investasi para analis dan penyedia layanan harus mengantongi izin Wakil Manager Investasi sebagai lisensi awal untuk memberikan rekomendasi,” kata Tongam Lumban Tobing, Ketua Satgas Waspada Investasi. Masyarakat dihimbau lebih kritis memilih partner edukasi dan analisis berbayar.

Terkait isu ini, Astronacci International berusaha mendukung OJK dan Satgas Waspada Investasi untuk melindungi traders Indonesia. Salah satu tujuan Astronacci adalah mendidik dan melindung traders Indonesia. “Sebagai bentuk kepedulian Astronacci International, kami membentuk Astronacci Care: learn from mistakes. Program ini bertujuan untuk merangkul para korban investasi bodong,” Gema menguraikan alasannya.

Bersama program Astronacci Care, pihaknya menghadirkan fitur terbaru dari A-Club Super App yang dapat diakses secara gratis. Melalui fitur ini, Astronacci International memberikan edukasi kepada semua masyarakat, khususnya bagi para korban investasi bodong. A-Club Super App merupakan aplikasi resmi dari A-Club Academy (program membership yang memberikan rekomendasi signal, edukasi, dan komunitas trading). Fitur gratis ini juga disesuaikan untuk traders pemula yang baru ingin belajar mengenai trading secara aman.

Gema mengungkap 5 dugaan penipuan terbesar investasi bodong. Binary Option, penipuan investasi saham, penipuan robot trading, penipuan investasi forex melalui copy trade, hingga penipuan investasi cryptocurrency dikupas secara jelas melalui video di kanal YouTube-nya.

swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved