Leaders zkumparan

Prodia Widyahusada, Leaders dari Internal Mendominasi Posisi Direksi

Prodia Widyahusada, Leaders dari Internal Mendominasi Posisi Direksi
Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada.
Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada.

PT Prodia Widyahusada Tbk. mengembangkan sumber daya manusia (SDM) agar mampu melahirkan pemimpin dari internal perusahaan. Kompetensi para pemimpin (leaders) di Prodia dirancang sedemikian rupa agar responsif, adaptif, serta memiliki ketahanan yang kuat untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis di era disrupsi digital dan mengatasi dampak pembatasan mobilitas pada pertumbuhan bisnis perusahaan di masa pandemi ini.

Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada, menyebutkan bahwa program mencetak pemimpin dari dalam perusahaan (creating leaders from within) itu, antara lain, program pendidikan di Prodia Corporate University (Prodia CorpU) dan Talent Acceleration Program. Konsistensi Prodia mempraktikkan program ini menuai hasil manis. “Empat dari lima direksi Prodia berasal dari internal perusahaan,” ujar Dewi mencontohkan pencapaian Prodia mencetak pemimpin dari internal.

Keempat direksi Prodia itu adalah Dewi, yang telah berkarier selama 30 tahun di Prodia dan menjadi nakhodanya sejak 2009. Direksi lainnya adalah Indriyanti Rafi Sukmawati, Direktur Bisnis dan Pemasaran (telah berkarier di Prodia selama 25 tahun); Andri Hidayat, Direktur Transformasi Pelayanan Digital dan Teknologi Informasi (24 tahun); dan Ida Zuraida, Direktur SDM & General Affairs (11 tahun).

Tak hanya jajaran direksi, Prodia menyemai talenta untuk menjadi pemimpin dari jenjang staf. Mereka dilatih di Prodia CorpU. Manajemen Prodia membuka akses selebar-lebarnya kepada pegawainya untuk menunjukkan keterampilan menangani program bisnis.

Sebagai contoh, Febriana Sarka Tinamba, Kepala Cabang Prodia di Papua, mendapatkan beragam keterampilan di berbagai bidang. Tak mengherankan, Febriana, yang telah berkarier di Prodia selama sembilan tahun, dipercaya menduduki posisinya sekarang.

Keberhasilan perseroan menyemai pemimpin bisnis ini terlihat pula di jajaran manajer. Berdasarkan catatan Prodia, jumlah manajer yang berasal dari internal sebesar 90% dari total 160 manajer. Sisanya, 10%, dari eksternal.

Mona Lusia Manihuruk, Organizational & System Development Head Prodia, mengatakan bahwa perusahaannya pada 2018 mulai membangun fondasi Prodia CorpU. Lembaga pendidikan dan pelatihan bagi karyawan besutan Prodia ini merupakan bagian dari Human Capital Blueprint yang dirancang perseroan sejak 2010.

Kampus Prodia CorpU merupakan solusi untuk menjawab sedikitnya pasokan talenta berbasis keahlian laboratorium. “Sekitar 70% talenta yang dibutuhkan adalah skill-based laboratory. Sedangkan sekolah-sekolah ini juga terbatas dibandingkan sekolah umum, sehingga SDM ini juga terbatas. Maka, kami harus mengembangkan talenta sendiri. Kami juga harus memenuhi technical dan soft skills, serta membekali dengan digital capabilities, karena kami terus melakukan transformasi digital secara berkelanjutan,” Katharina Edwina, Kepala Prodia CorpU, menjelaskan.

Program Prodia CorpU antara lain Talent Acceleration Program, Prodia Leadership Program, Immediate Sales Program, dan Customer Service Prodia Way. Prodia CorpU merupakan inisiatif strategis Prodia untuk menciptakan Insan Prodia yang kompeten dan kapabel sebagai world class healthcare provider.

Prodia CorpU diharapkan dapat memperkuat SDM Prodia untuk mencapai pertumbuhan bisnis serta memastikan inisiatif learning yang dilakukan berdampak signifikan terhadap bisnis Prodia. Metode pembelajarannya didukung sarana teknologi informasi berupa Learning Management System, yang tidak hanya menjalankan classroom learning, tetapi juga e-learning.

Dewi menyampaikan bahwa Prodia terus mengoptimalisasi transformasi digital untuk memudahkan pelanggan mengakses aneka macam layanan, memperkuat infrastruktur digital, dan terus menanamkan pola pikir digital. Tujuannya, agar semua insan Prodia dapat bergerak bersama menuju satu tujuan yang sama demi kemajuan perusahaan.

Prodia, menurutnya, berupaya menciptakan pemimpin bisnis yang mampu mengelola bisnis perusahaan dan cakap menghadapi perubahan yang sangat cepat di masa mendatang. Ia menegaskan, Prodia meyakini urgensi untuk mencetak pemimpin dan calon pemimpinnya seiring dengan ekspektasi investor yang menginginkan pemimpin bisnis yang bisa diandalkan untuk memajukan bisnis perusahaan. “Komponen yang penting untuk mewujudkannya adalah dengan ADAPT (Anticipate, Drive, Accelerate, Partner & Trust),” ujarnya tandas.

Skema ADAPT ini dikembangkan Prodia sejak sebelum pandemi Covid-19. Caranya, dengan membekali para calon pemimpin dan pemimpinnya di Prodia CorpU dengan berbagai konten belajar yang mendukung, seperti business sense, organization awareness, entrepreneurship, dan system thinking.

Manajemen Prodia meyakini self-disruption harus ada dalam diri para pemimpinnya agar memuluskan transformasi SDM dan bisnis. “Kami meyakini creative dan inovative itu pasti akan dihasilkan dari pola self-disruptive,” Dewi menandaskan.

Hasil pengembangan leader dan talenta, katanya, berdampak positif terhadap kinerja keuangan. “Dampak creating leaders terhadap bisnis, kami rebound di 2021 dan itu semua karena pola pengembangan pemimpin di Prodia. Kami akan bekerja keras dan tahun depan (2022) akan lebih baik,” ungkapnya.

Pangsa pasar Prodia naik menjadi 39,5% dari 39,2%. Pada September 2021, emiten laboratorium ini mengantongi pendapatan bersih Rp 1,99 triliun, naik 65,6% dari Rp 1,2 triliun pada periode yang sama di 2020. Pada periode ini, Prodia mencetak laba bersih Rp 511,08 miliar atau naik dari Rp 122,27 miliar.

Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada kuartal III/2021 ditopang oleh peningkatan permintaan pemeriksaan kesehatan. Terutama, pemeriksaan tes rutin untuk cek kesehatan secara umum dan tes esoterik, termasuk tes genomik yang mengalami pertumbuhan cukup baik.

Hingga September 2021, Prodia telah melayani 13,7 juta pemeriksaan kesehatan dengan komposisi lebih dari 80% terdiri dari tes esoterik (tes khusus/baru) dan tes rutin, serta 18% pemeriksaan terkait Covid-19 dan pemeriksaan kesehatan lainnya. Jumlah kunjungan pelanggan melonjak 37,6% menjadi lebih dari 2.683.905 orang pada kuartal III/ 2021.(*)

Herning Banurestu dan Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved