Samudera Indonesia Kinerja Bisnis Saat Pandemi Justru Pecahkan Rekor
Nama PT Samudera Indonesia Tbk. (SI) tentu saja tak asing di ranah industri logistik Tanah Air karena menjadi salah satu ikon penting di industri ini, terlebih di bisnis logistik kelautan (maritim). Perusahaan ini memang mengawali rantai bisnisnya dari sektor transportasi laut, yang kemudian berkembang ke berbagai jenis layanan logistik. Meski demikian, logistik maritim tetap menjadi core business dan kompetensi utama SI yang membuatnya terus tumbuh dari tahun ke tahun secara berkelanjutan hingga kini.
Didirikan pada 1964, SI memiliki layanan logistik yang lengkap dan terintegrasi. Di bidang shipping, tunjuk contoh, perusahaan ini melayani mulai dari jasa pelayaran peti kemas, tanker, bulk, offshore carrier, pengelolaan kapal, hingga keagenan.
Di luar itu, SI juga mengembangkan layanan logistik dengan berbagai fasilitas pendukung. Antara lain, transportasi darat, depo peti kemas, layanan pergudangan dan distribution center, penyedia jasa logistik pihak ketiga (3PL), project logistics, bahkan juga sudah bermain di layanan cold chain logistics yang diperlukan untuk produk-produk yang butuh kontainer pendingin.
“Kami di Samudera Indonesia ingin terus meningkatkan kompetensi di bisnis logistik untuk mendukung perekonomian negara. Kami ingin menjadi katalis yang baik untuk mendorong perekonomian Indonesia agar bisa lebih cepat keluar dari krisis akibat pandemi,” tutur Bani M. Mulia, CEO SI. Bani meyakini, bisnis logistik yang berjalan baik dan lancar secara langsung akan membantu negara dalam meningkatkan volume perdagangan, baik untuk lingkup domestik maupun internasional.
Dari sisi kinerja, bisnis SI justru tumbuh dengan baik di masa pandemi —tidak mengalami pukulan yang berimbas negatif ke kinerja perusahaan. Diakui Bani, sebagaimana pelaku bisnis logistik lain, bisnis shipping ikut tumbuh mengikuti perubahan gaya hidup masyarakat yang berubah setelah datangnya pandemi. Pandemi memaksa masyarakat lebih banyak di rumah dan mendorong pertumbuhan belanja secara daring (online). Pengeluaran masyarakat yang semula di traveling atau makan di luar rumah, dialihkan untuk belanja online.
“Ini yang menjadi pendorong penjualan online di dunia. Awalnya dari Amerika Utara, mereka banyak pesan dari China, hal ini menyebabkan booming bisnis shipping. Secara keseluruhan ini menyehatkan rate pelayaran dunia,” Bani menerangkan.
Tak mengherankan, pandemi membuat hampir seluruh pemain bisnis pelayaran dunia mencetak pendapatan dan keuntungan yang memecahkan rekor sepanjang sejarah bisnis mereka. Hal ini terjadi juga pada SI di tahun 2021: pendapatan perusahaan merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Tahun 2021, revenue SI diprediksi menyentuh lebih dari US$600 juta, atau lebih dari 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2020) yang berhasil menyentuh US$490 juta. Dan, bila dibandingkan sebelum krisis pandemi (2019) yang masih berada di level US$ 438 juta, kinerja 2021 diperkirakan tumbuh sekitar 50%. Jelas, ini pencapaian yang luar biasa.
Di tahun 2022 ini, Bani meyakini, bisnis logistik dan shipping masih akan terus tumbuh positif. “Apalagi, setelah makin banyak masyarakat yang melakukan booster vaksin. Bahkan sekarang, karantina perjalanan luar negeri di beberapa negara sudah ditiadakan,” katanya. Perilaku masyarakat yang sudah terbiasa berbelanja secara daring pun akan terus meningkat. Namun, bisnis SI juga punya tantangan tersendiri, termasuk risiko perang yang terjadi saat ini, perang Rusia vs. Ukraina yang bisa mengakibatkan kemacetan traffic.
Meski bisnisnya terus tumbuh, SI tak henti berbenah diri dan meningkatkan investasi, terutama untuk menggarap segmen bisnis yang belum tergarap maksimal. Salah satunya, investasi di sektor logistik perikanan. Bisnis logistik perikanan di Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi tapi tingkat kemacetannya juga tinggi.
“Samudera Indonesia akan menyediakan solusi untuk masalah ini, dengan menghadirkan cold chain solutions yang memadai secara kapasitas agar ekspor produk perikanan kita bisa meningkat,” Bani menjelaskan rencana bisnisnya.
Selama ini sumber perikanan di Indonesia berlimpah dan potensi ekspor sangat tinggi. Namun sayang, terkendala solusi cold chain. “Kami mulai berinvestasi di segmen ini, guna membantu ekspor Indonesia, memperlancar proses logistik perikanan Indonesia baik lokal maupun ke dunia,” ungkapnya. Sebelumnya, SI sudah mulai aktif di bisnis logistik perikanan tapi belum tergarap maksimal.
Selain investasi di sektor logistik perikanan, di 2022 ini SI juga akan meningkatkan investasi bisnis di bidang solusi logistik, yakni bisnis teknologi yang terkait dengan bidang logistik. Solusi semacam ini semakin dibutuhkan, terutama untuk mengotomasi baik di pergudangan maupun distribusi. “Ternyata, sangat dibutuhkan banyak pemain bisnis. Mereka mungkin punya bisnis distribusi dan pergudangan sendiri, tapi mereka bisa menyerahkan sistem otomasinya ke kami,” kata Bani.
SI pun akan meningkatkan kapasitasnya dalam hal dukungan teknologi pelayanan serta mengoptimalkan dukungan jaringan di luar negeri. “Kami memiliki kantor di Thailand, jadi kami bisa memberikan solusi bagi perusahaan yang membutuhkan layanan dari ujung ke ujung untuk layanan logistik dan pelayarannya,” katanya.
Dari sisi strategi, SI terus akan beradaptasi dengan perubahan yang cepat terjadi, termasuk dengan hadirnya para pesaing dari perusahaan asing yang datang dengan kekuatan modal tak terbatas. “Kami harus memaksimalkan local knowledge and know how yang tidak dimiliki pesaing. Namun, kami juga akan berkolaborasi dengan pemain asing yang punya visi sama,” tuturnya.
Bani meyakini, di bisnis logistik, modal yang besar tak menjamin menang di persaingan. Pihaknya akan fokus menyediakan solusi yang dibutuhkan pelanggan ketimbang tergoda melihat persaingan.
Bagi seluruh awak pengelola SI, yang terpenting dari semua itu ialah menjaga kepercayaan pelanggan. Nilai menjaga kepercayaan pelanggan ini menjadi fondasi yang sudah ditanamkan di SI sejak puluhan tahun lalu dan selalu dipegang teguh meskipun pengelolanya sudah berganti generasi. Contohnya, bila ada kejadian yang berpotensi merugikan pelanggan, pengelola SI akan segera meminta maaf dan memberi tahu ke pelanggan.
“Bahkan, ketika pelanggan belum kasih notice ke kami, kami justru memberi tahu dulu. Karena kami ingin menjaga kepercayaan pelanggan. Sebab itu, tender-tender jangan dilihat dari semata angka saja. Mungkin pemain lain bisa memberi harga lebih murah, tapi being trusted merupakan kekuatan kami,” Bani menandaskan
Tak lupa, Bani juga mengajak pemain logistik lain agar memaksimalkan ombak dan angin di industri yang sedang bagus. Menurutnya, ketika angin dan ombak sedang bagus, kita harus memanfaatkannya agar bisa berselancar dengan lebih baik.
“Makanya, kami akan menggandeng salah satu atlet selancar Olimpiade Indonesia, Rio Waida, karena surfing menggambarkan kondisi bisnis ini,” ungkapnya. Namun sekali lagi, tetap fokus pada pelayanan pelanggan.
“Walaupun ombaknya sedang bagus, kalau tidak bisa memaksimalkannya, dipastikan akan tergulung juga. Jangan sampai demand logistik sedang tinggi tapi susah ditelepon pelanggan,” Bani menjelaskan prinsip bisnis SI.