Capital Market & Investment

HSBC Indonesia Menyalurkan Pinjaman Hijau Rp 27 Miliar

HSBC Indonesia Menyalurkan Pinjaman Hijau Rp 27 Miliar
Proses produksi kertas di pabrik ALDO. (Foto : Istimewa)

PT Bank HSBC Indonesia memberikan pinjaman hijau atau green loan sebesar Rp 27 miliar kepada PT Eco Paper Indonesia (ECO), anak perusahaan PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) Transaksi ini merupakan bentuk komitmen kuat Bank untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan di tanah air. ECO memproduksi kertas daur ulang menggunakan kertas bekas, yang salah satunya dikumpulkan dari pengepul kertas bekas.

Fasilitas pinjaman hijau dari HSBC akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja ECO dan melipatgandakan kapasitas produksinya menjadi sekitar 22.500 ton kertas daur ulang per bulan. Peningkatan produktivitas ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian para pengepul kertas bekas, sebagai salah satu pemasok kertas bekas. Kertas daur ulang yang diproduksi oleh ECO memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sirkular di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan berhasil memperoleh sertifikat Forest Stewardship Council (FSC) dan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dari PT SGS Indonesia (SGS), dan fasilitas pembiayaan dari HSBC yang dikategorikan sebagai pinjaman hijau.

Alhasil, ALDO melakukan strategi pengembangan bisnis untuk memasuki pasar paper bag dan paper boxes ke sektor FMCG, makanan dan minuman (F&B) dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dengan komitmen tetap pada konsep hijau memanfaatkan bahan mentah hijau, pengolahan dan energi.

Francois de Maricourt, Presiden Direktur Bank HSBC Indonesia, mengatakan pihaknya mendukung pertumbuhan ekonomi sirkular Indonesia akan berdampak signifikan untuk membantu negara mencapai Sustainable Development Goals dan memitigasi dampak perubahan iklim. “Obligasi, pinjaman, serta sukuk hijau dan berkelanjutan di Indonesia yang semula telah didorong oleh entitas yang berdaulat dan didukung pemerintah hingga saat ini. Sehingga kami berharap dapat melihat lebih banyak perusahaan yang berpartisipasi karena Indonesia terus memajukan climate ambitions dan perusahaan seperti ECO yang sudah melakukannya,” tutur Maricourt dalam keterangan di Jakarta, Jumat (18/3/2022).

Herwanto Sutanto, Presiden Direktur ALDO dan Presiden Komisaris ECO, mengatakan pihaknya mengapresiasi fasilitas pinjaman hijau dari HSBC. “Fasilitas ini sejalan dengan model bisnis kami yang mengutamakan environmental, social, and governance (ESG) yang saat ini sedang dilakukan oleh ALDO dan anak perusahaannya, yaitu PT Eco Paper Indonesia. Kami berharap dukungan HSBC terhadap ECO dapat memperkuat fundamental dan perkembangan Perusahaan ke depannya,” sebut Sutanto. Eri Budiono, Commercial Banking Director HSBC Indonesia, mengatakan HSBC bercita-cita untuk menciptakan ekonomi bebas karbon melalui praktik keuangan yang berkelanjutan dan berupaya mengedukasi nasabah untuk memperhatikan pendekatan ESG dalam berbisnis.

Kinerja Bisnis ALDO

Pada kesempatan sebelumnya, manajemen ALDO menyatakan pendapatan pada 2021 senilai Rp 1,46 triliun atau naik 32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 75,8 miliar, naik 50% dari Rp 50,6 miliar. “Kami berharap tren positif Perseroan dapat terus berlanjut kedepannya seiring prospek cerah industri kertas daur ulang dan pengemasan di Indonesia ditambah dengan peluang yang masih luas di industri polimer berbasis air,” ucap sutanto. Sepanjang tahun 2021, bisnis sub-grup Kertas perseroan menjadi kontributor utama ALDO dengan kontribusi 65%, yang dikontribusikan ECO Paper 38% dan 27% dari Alkindo. Sedangkan sub-grup kimia menyumbang sisanya 35% (17% Swisstex, 18% ALFA). Sub-grup kertas telah mendominasi penjualan bersih ALDO sejak mengakuisisi ECO di 2019. Penjualan perseroan di 2021 itu masih didominasi oleh pasar domestik sebesar 95% dan sisanya 5% untuk pasar ekspor.

Sutanto menambahkan capaian kinerja itu merupakan hasil dari inovasi dan strategi perseroan untuk mengikuti perubahan tren pasar serta memenuhi kebutuhan industri. Alkindo sejak dua tahun terakhir telah masuk ke industri kemasan makanan (paper box) dan tas berbahan baku kertas (paper bag) untuk mendukung pasar FMCG, F&B, dan UMKM. Harga saham ALDO pada perdagangan Jumat ini di Rp 1.065, naik 1,43% dari perdagangan sebelumnya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved