Best CEO

Marlan Mardianto, Gunakan Pendekatan Profesional & Personal untuk Pompa Semangat Pegawai

Marlan Mardianto, Gunakan Pendekatan Profesional & Personal untuk Pompa Semangat Pegawai
Marlan Mardianto,CEO Upfield Indonesia.
Marlan Mardianto,CEO Upfield Indonesia.

Penghargaan The HR Asia Best Companies to Work for in Asia 2021 yang diberikan HR Asia kepada Upfield Indonesia menunjukkan kelihaian pimpinannya dalam mengelola karyawan tatkala menghadapi dampak pandemi Covid-19. Penghargaan serupa diperoleh Upfield Indonesia pada 2020. Marlan Mardianto, CEO Upfield Indonesia, mengatakan bahwa kebahagiaan dan keamanan karyawan di masa pandemi menjadi faktor penting untuk menjaga pertumbuhan bisnis perusahaannya di masa krisis kesehatan ini.

Pada dua tahun terakhir, terutama tahun pertama wabah Covid-19, 2020, mobilitas masyarakat dibatasi sehingga produk Upfield Indonesia yang biasanya marak dikonsumsi di acara keramaian atau ajang berkumpul, misalnya hari raya dan ulang tahun, yang menyuguhkan kue-kue, camilan, dan sebagainya itu tak banyak dipesan konsumen. Industri barang-barang konsumsi (fast moving consumer goods/FMCG) terhantam keras oleh badai pandemi.

Upfield Indonesia, yang mengelola jenama Blue Band, Minyak Samin Cap Onta, dan Frytol, kian memperkokoh fondasi internal selama tahun 2020-2021. Marlan menempuh strategi khusus untuk melewati masa krisis ini.

“Saat itu (pandemi) terjadi, saya fokus pada tiga hal. Pertama, yang paling penting adalah people. Ini kan bukan krisis ekonomi. Ini krisis kemanusiaan yang semua orang merasakan, tiba-tiba dari hari ke hari virus itu kayak semakin dekat dengan kita, yang kena bahkan keluarga, teman, tetangga. Jadi, saya meyakinkan karyawan untuk menjaga winning spirit,” kata Marlan. Semangat ini pernah menghasilkan penghargaan The Best Perfoming Team pada 2019 yang diperoleh Upfield Indonesia dari kantor pusat Upfield.

Semangat itu dirancang bukan sebagai slogan yang manis di bibir. Marlan dan manajemen Upfield Indonesia mempraktikkannya seiring dengan dibentuknya Crisis Management Team. Tim ini bertugas memastikan semua pegawai di kantor pusat, cabang, perwakilan di daerah, serta pabrik mendapat pasokan vitamin, suplemen, masker, dan pelindung wajah (face shield). Ini semuanya diberikan tanpa memungut biaya ke pegawai.

Upfield Indonesia turut menggencarkan langkah preventif dan mempromosikan gaya hidup sehat. Tatkala pegawai terinveksi virus corona, manajemen memberikan pelayanan terbaik selama si pegawai menjalani masa perawatan hingga dinyatakan negatif dari virus tersebut.

“Mereka mendapatkan fasilitas kesehatan yang terbaik, keluarganya dijaga dengan memberikan kebutuhan sehari-hari. Kemudian, si pasien selama dirawat, misalnya di rumah sakit, dimonitor setiap hari sampai dinyatakan negatif dan boleh pulang. Saya menyapa mereka setiap hari secara online, karena jangan sampai mereka merasa sendirian atau ditinggalkan karena terisolasi di rumah sakit,” tutur Marlan. No one leave behind!

Pendekatan ini merupakan upaya untuk menghilangkan rasa cemas karyawan pada masa genting, seperti pada masa gelombang pertama Covid-19. Marlan memompa semangat pegawai di beragam kanal komunikasi, seperti WhatsApp dan di rapat virtual. Marlan dan pegawai saling memberikan semangat. Ini mood booster yang mengerek semangat karyawan agar suasana batin tidak semakin ambyar.

Hal sederhana itu berdampak positif terhadap psikologis pegawai. “Alhamdulillah, karena hal ini, kami mendapat penghargaan The Best Companies to Work for in Asia di 2020. Lalu, pada 2021 kami mendapat penghargaan The Most Caring Company di Asia,” kata Marlan yang menjadi CEO Upfield Indonesia sejak empat tahun silam.

Metode komunikaasi yang dilakoni selama dua tahun itu mendongkrak moral pegawai dan mempererat relasi batin pegawai dengan manajemen Upfield Indonesia. “Kami saling menyapa di setiap pagi di grup WhatsApp agar pegawai yang berkantor di Sabang sampai Merauke tidak merasa sendirian. Kami manfaatkan teknologi digital agar semua orang merasa dekat,” Marlan menjelaskan. Perjumpaannya dengan pegawai di dunia maya yang mempererat relasi kerja dan personal itu dibarengi dengan pemberian apresiasi kepada karyawan yang berkinerja apik.

Ucapan terima kasih sering dilontarkan Marlan kepada pegawai. Tak jarang, permohonan maaf disampaikannya. Ketulusannya sebagai pemimpin perusahaan direspons positif pegawai. Mereka memberikan ide inovatif untuk menyelesaikan beragam kendala di masa pandemi dan VUCA (volatility, uncertainity, complexity, dan ambiguity) ini.

“Setiap hal yang baik yang kami identifikasi hari itu langsung kami apresiasi. Misalnya, karyawan yang bisa mencapai target pada saat sulit seperti pandemi, atau siapa yang go extra miles, diberi apresiasi. Prinsip Upfield Indonesia yang nggak boleh ditunda-tunda yaitu menyampaikan ucapan terima kasih dan meminta maaf,” ungkap Marlan.

Ia menginstruksikan para pemimpin unit bisnis untuk mempraktikkan hal yang sederhana ini. Dampaknya langsung terasa. Indeks kebahagiaan pegawai kian meningkat, tingkat keterikatan (engagement) pegawai semakin melejit. Strategi Winning Spirit ini mengerek semangat pegawai untuk memenangi “pertarungan” di era pandemi dan disrupsi digital.

Selama pandemi di dua tahun terakhir ini, Marlan menyodorkan 37 proyek bisnis yang dikerjakan bertahap sejak April 2020. Victoria Project, misalnya, merupakan proyek yang mengampanyekan membuat kue di rumah bersama keluarga.

Ada juga Bloomberg Project untuk mengelola arus kas. Kendala dalam proyek ditinjau ulang tanpa menyalahkan pihak lain. Dampak 37 proyek ini terhadap penjualan adalah pertumbuhan omzet dan profit. “Pertumbuhannya sangat tinggi sekali, very high double digit, bahkan profitability tumbuh dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan top line. Gross margin dan cash juga baik,” sebut Marlan.

Di tahun 2022, Upfield Indonesia menyiapkan diri menghadapi ketidakpastian di era disrupsi ganda (pandemi dan VUCA). “Karena itu, kami punya Project Space-X yang mengatur perencanaan untuk kurun 12 bulan dalam menghadapi ketidakpastian. Seorang leader itu jangan kaget dengan suatu isu, jadi harus selalu menyiapkan planning. Jadi, tugas utama leader adalah menyiapkan planning,” Marlan menandaskan. (*)

Arie Liliyah & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved