Pandemi Covid-19 telah mempercepat adopsi digital pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), salah satunya untuk mengalihkan bisnis dari offline ke online, seperti marketplace.

Integrasi marketplace menjadi daya tarik sendiri bagi para pelaku bisnis. Pebisnis yang selama ini sudah menjalankan usahanya secara online, merasa bahwa integrasi marketplace adalah cara baru untuk mendatangkan lebih banyak keuntungan.

Pada saat ini, rata-rata pelaku UMKM bisa menggunakan 2 hingga 3 marketplace untuk berjualan. Dan menurut survei dari Katadata ditemukan bahwa 86 persen UMKM menggunakan 1 hingga 3 marketplace untuk memasarkan produk. Bahkan, sisanya ada yang memanfaatkan 4 hingga 6 marketplace sebagai kanal penjualan.

Pendiri & CEO Majoo Indonesia Adi Wahyu Rahadi mengatakan dalam keterangan tertulisnya (3/6/2022) , makna dari integrasi marketplace adalah pengelolaan bisnis dari semua marketplace yang dilakukan hanya dalam satu dashboard. “Di Majoo, kami menghadirkan teknologi E-commerce Omnichannel sebagai fitur penting pendukung penjualan dan perluasan market dengan menyediakan alat untuk membuat website dan toko online sendiri, serta terintegrasi ke semua marketplace terbesar di Indonesia seperti Grabfood, Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak.”

Hal ini, diklaim Adi menjadikan Majoo sebagai aplikasi wirausaha lengkap untuk kelola penjualan, pesanan, inventori dan laporan keuangan dari beragam jenis toko online dalam satu aplikasi.

Menurut Adi, teknologi E-commerce Omnichannel dari aplikasi wirausaha Majoo mempermudah UMKM Indonesia untuk berjualan di banyak marketplace sekaligus, karena semua operasional bisnis mulai dari proses pembelian barang oleh konsumen, pencetakan resi, pencatatan transaksi, pengecekan stok barang, pengiriman paket, sampai dengan proses pembayaran disinkronkan secara tepat dan cepat, tanpa data mengalami delay yang dilakukan secara real time.

Efektivitas sistem kerja E-commerce Omnichannel dari aplikasi ini tidak hanya menghadirkan efisiensi dalam segi waktu, namun juga tenaga dan biaya, karena semua dikelola secara otomatis, sehingga pelaku bisnis tidak perlu lagi pindah dari satu marketplace ke marketplace lainnya hanya untuk mengecek transaksi atau stok barang. Selain itu akan meminimalisasikan terjadinya kesalahan atau kecurangan dalam pencatatan penjualan secara manual.

Ribuan UMKM Majoo terbantu melalui fitur E-commerce Omnichannel dan pemanfaatan fitur omnichannel juga meningkatkan performa bisnis users, hal ini terlihat dari peningkatan revenue sebesar 72% yang dihasilkan dari penggunaan fitur omnichannel.

“Ke depannya, Majoo akan terus menambah kerja sama integrasi dengan IGshop, Tiktokshop, Gofood, dan Grabmart dan memperkaya lagi ekosistem digital kami dalam mendukung UMKM go online”, tambah Adi.

Selain kelengkapan fitur dan produk terintegrasi, Majoo menyediakan ekosistem digital melalui layanan Majoo Pay yang mempermudah UMKM melakukan pembayaran digital melalui e-wallet, QRIS hingga paylater. Lalu, Majoo Capital, jadi solusi pendanaan cepat dan mudah yang dapat dimanfaatkan UMKM dengan hanya melampirkan laporan pencatatan keuangan yang disediakan di aplikasi Majoo sebagai salah satu syarat ajukan tambahan modal hingga Rp 2 miliar tanpa agunan dengan cicilan hingga 36 bulan.

Untuk Majoo Supplies, menyediakan stok bahan baku dengan opsi pembayaran terms of payment dan pelayanan pengantaran rutin. Sebagai pendukung lainnya, yang tidak kalah penting adalah kampanye digital yang sepatutnya UMKM Indonesia bisa memanfaatkan untuk berpromosi agar menjangkau pasar lebih luas dengan Majoo Digiads.

“Dengan memberikan lebih banyak layanan & fitur innovatif adalah bukti nyata Majoo terus menghadirkan teknologi sebagai solusi end to end SaaS untuk UMKM Indonesia yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan bisnis UMKM di Indonesia. Apalagi, jumlah UMKM di Tanah Air sangat banyak, bahkan memiliki peran vital sebagai salah satu pilar perekonomian nasional,” jelas Adi.

Swa.co.id