Green Companies

Sido Muncul, Menjadi Green Company dengan Lima Pilar Keberlanjutan

Sido Muncul, Menjadi Green Company dengan Lima Pilar Keberlanjutan

Nama Sido Muncul (PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.) rasanya sudah cukup lekat di telinga masyarakat Indonesia. Maklumlah, perusahaan jamu dan farmasi ini sudah berkiprah selama lebih dari setengah abad di negeri ini, selama 70 tahun, sehingga pantas disebut salah satu the living legend. Sejumlah produknya pun cukup favorit di kalangan masyarakat, seperti jamu Tolak Angin dan minuman energi Kuku Bima.

Total jenis produknya saat ini ada sekitar 300 SKU (stock keeping units). Dari waktu ke waktu produknya terus bertambah, karena didorong oleh inovasi produk. Produk-produknya juga dengan mudah bisa diperoleh konsumen, karena perusahaan yang didukung lebih dari 4.000 karyawan ini memiliki 122 titik distribusi, yang jaringannya terus bertambah dan didukung oleh kanal distribusi/penjualan online.

Popularitas produk-produknya juga tecermin dari kinerja bisnis perusahaan yang didirikan oleh Ibu Rakhmat Sulistio pada 1951 ini. Di tahun 2021, penjualan bersih Sido Muncul tercatat Rp 4,2 triliun (meningkat 21% dari kinerja tahun 2020), dan laba bersih Rp 1,26 triliun (meningkat 35% dari tahun 2020). Dari segi kinerja bisnis ini, perusahaan yang go public sejak 2013 ini telah mendapatkan penghargaan sebagai Indonesia Best Managed Listed Company dan Best CEO (2021) dari Finance Asia.

Bukan hanya piawai menciptakan produk-produk populer, Sido Muncul juga punya komitmen pada isu keberlanjutan. “Visi itu dituangkan menjadi kebijakan Sido Selaras untuk tumbuh selaras dengan masyarakat dan lingkungan,” kata Widyamurti Paramita, Sustainability Manager Sido Muncul.

Menurut Widya, komitmen keberlanjutan ini berlandaskan pada lima pilar, yakni integritas produk, pasokan berkelanjutan, bisnis yang inklusif, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan karyawan.

Pertama, dari sisi integritas produk, Sido Muncul telah memiliki ratusan jenis produk. Pengembangan produk didukung oleh pusat R&D-nya.

Kedua, terkait dengan pasokan berkelanjutan yang dibutuhkan oleh perusahaan jamu dan farmasi ini. Menurut Widya, hal ini dimulai dari penggunaan bibit hingga standardisasi bahan baku untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Untuk itu, perusahaan ini bekerjasama dengan 77 pemasok simplisia dan 126 pemasok nonsimplisia. “Kami melakukan standardisasi kualitas dan bahan baku, serta melakukan pembinaan secara rutin,” ujarnya. Perusahaan ini juga sedang membangun green house untuk pembibitan tanaman obat unggul yang akan selesai pada 2022.

“Visi itu dituangkan menjadi kebijakan Sido Selaras untuk tumbuh selaras dengan masyarakat dan lingkungan.” Widyamurti Paramita, Sustainability Manager Sido Muncul

Ketiga, dari aspek bisnis yang inklusif, Sido Muncul menggelar program pemberdayaan masyarakat berdasarkan konsep Creating Shared Value, yang ditargetkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan perusahaan. Total sudah lebih dari 16 ribu penerima manfaat program ini. Adapun investasi sosial di tahun 2021 sebesar Rp 11,44 miliar. “Kami juga melibatkan petani mitra yang berjumlah 1.757 orang, dan melakukan pembinaan kepada mereka,” kata Widya.

Sebagai contoh, ada program Desa Rempah, yang dimulai pada 2014. Dalam program yang sudah berjalan di tiga kabupaten di Jawa Tengah ini, Sido Muncul menyediakan bibit unggul, pupuk, dan pendampingan. Dalam hal ini, Sido Muncul mendorong pemanfaatan lahan dan pekarangan untuk ditanami tanaman obat dan herbal dengan sistem tumpang sari. Hasilnya disalurkan sebagai bahan baku produknya.

Keempat, aspek perlindungan lingkungan. Ada sejumlah program yang dijalankan. Antara lain, program pelestarian keanekaragaman hayati dengan melestarikan tanaman obat dan fauna melalui Agrowisata Sido Muncul. Program ini digarap sejak 1999 dan telah memiliki izin sebagai lembaga konservasi. Agrowisata seluas 5 hektare ini berada di lingkungan pabrik Semarang. Di sana, telah dilestarikan 268 jenis tanaman dan 154 ekor satwa dari 52 spesies.

Selain program pelestarian, ada pula program pengurangan emisi gas rumah kaca melalui penggunaan energi dari ampas jamu dan tenaga surya serta penggunaan sepeda di lingkungan pabrik. Juga ada program pengelolaan dan pengurangan limbah dengan adanya instalasi pengolahan limbah, pengurangan limbah B3 dan non-B3, serta pemanfaatan limbah ampas jamu. Perusahaan ini pun melakukan efisiensi air, termasuk dengan konservasi air melalui sumur resapan.

Dalam hal kinerja lingkungan di tahun 2021, Sido Muncul berhasil melakukan efisiensi air 37%, efisiensi energi 24%, dan pengurangan total emisi 6%. Dengan capaian seperti ini, tak mengherankan, perusahaan ini dianugerahi predikat Proper Emas dari Kementerian LHK selama dua tahun berturut-turut (2020 dan 2021). Selain itu, sejak 2017 perusahaan ini mendapatkan predikat Industri Hijau Level 5 dari Kementerian Perindustrian.

Kelima, dalam aspek kesejahteraan karyawan, Sido Muncul menerapkan sejumlah kebijakan prinsip, antara lain patuh terhadap peraturan dan menjunjung HAM karyawan, seperti kebebasan berserikat. Ada juga sejumlah program pelatihan dan pengembangan. Antara lain, pelatihan K3 untuk menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja, serta pengembangan potensi karyawan dengan sejumlah program, seperti SIDO Academy dan Sido Muncul Improvement Forum.

Berbagai program itu diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan 4.247 karyawannya (saat ini), yang sekitar 50%-nya perempuan. (*)

Joko Sugiarsono & Anastasia AS

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved