Ikhtiar ZINC Memacu Pembangunan Smelter dan Hilirisasi
PT Kapuas Prima Coal Tbk menggencarkan produksi smelter timbal yang sudah mulai diuji coba produksi sejak awal tahun ini. Hal tersebut merupakan salah satu upaya perseroan untuk hilirisasi mineral yang ditetapkan oleh pemerintah. Sebelumnya, pemerintah sudah mulai menerapkan peraturan larangan ekspor bagi komoditas mineral tertentu yang belum memenuhi kadar pemurnian. Oleh sebab itu, bagi pelaku usaha dibidang pertambangan dituntut untuk segera menyelesaikan proyek smelter hingga batas waktu yang diberikan agar terus mendapat kuota ekspor.
Emiten yang sahamnya berkode ZINC ini memproduksi mineral logam mulai dari timbal, seng dan juga bijih besi, terus menjalankan berbagai upaya dalam merealisasikan peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Perseroan telah menyelesaikan pembangunan smelter timbal dan beroperasi secara komersil pada awal Juni 2022. Selain itu, saat ini ZINC juga tengah mengejar penyelesaian smelter seng yang ditargetkan dapat rampung pada Kuartal II/2023.
Evelyn Kioe, Direktur ZINC mengungkapkan, perseroan telah menyelesaikan salah satu smelter timbal di Kalimantan Tengah. “Meskipun sempat terkendala oleh Covid-19, pada awal tahun ini kami akhirnya mulai melakukan uji produksi dan pada Mei 2022, smelter timbal sudah diverifikasi 100% oleh pihak PT Surveyor Indonesia dan PT Kapuas Prima Citra resmi beroperasi secara komersial,” ujar Evelyn dalam siaran pers yang dilansir SWAonline, Selasa (14/6/2022).
Sebagai smelter timbal pertama dan satu-satunya di Indonesia, perseroan menargetkan smelter ini tersebut dapat memproduksi hingga 8.000 ton bullion timbal (Pb) di tahun ini. ”Target penjualan dari produksi smelter ini mencapai US$ 29 juta,” ungkapnya.
Sementara itu, pembangunan smelter seng ZINC mencapai sekitar 85%. Nantinya, smelter tersebut ditargetkan dapat memproduksi hingga 30.000 ton ingot per tahun. Keberadaan smelter seng itu diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan komoditas zinc di dalam negeri. Saat ini, komoditas tersebut masih 100% berasal dari impor.
Disisi lain, penjualan ZINC pada kuartal I-2022 mencapai Rp 204,5 miliar. Pendapatan ini masih didominasi oleh penjualan dari komoditas seng (Zn) dengan kontribusi mencapai Rp 95,1 miliar, sementara penjualan komoditas timbal (Pb) mencapai Rp 31,6 miliar. Pendapatan ZINC juga berasal dari penjualan komoditas perak sebesar Rp 39,2 miliar, dan juga penjualan konsentrat besi yang tercatat sebesar Rp38,6 miliar. “Kami optimistis, dengan ekonomi yang sudah mulai pulih serta Covid-19 yang semakin terkendali, ZINC dapat melanjutkan pertumbuhan kinerja yang baik hingga akhir tahun 2022. Didukung dengan harga komoditas yang masih stabil, kami optimis dapat mencapai target penjualan hingga Rp 1,2 triliun di 2022,” tutur Evelyne.
www.swa.co.id