CSR Corner

Upaya Rumah Zakat Dorong Ketahanan Pangan di Tengah Wabah PMK

Upaya Rumah Zakat Dorong Ketahanan Pangan di Tengah Wabah PMK
tren

Merebaknya Wabah Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Indonesia, mendorong Rumah Zakat mengadakan gerakan Bismillah Qurban Aman. Gerakan tersebut untuk memastikan hewan qurban titipan dari masyarakat tetap sehat.

“Insya Allah kami memastikan hewan kurban yang disembelih di hari Iduladha dan hari tasyrik sehat,” kata CEO Rumah Zakat, Nur Efendi. Rumah Zakat, kata dia, mengikuti arahan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar kurban tetap berjalan sesuai dengan syariah.

Ada lima Langkah yang dilakukan Rumah Zakat untuk mencegah wabah PMK. Pertama, petugas kandang wajib melakukan desinfeksi, memakai sepatu boot, dan masker. Kedua, menyanitasi semua barang yang masuk ke dalam kandang. Ketiga, melakukan desinfeksi kandang, peralatan, dan lingkungan sekitar secara berkala atau sesuai kebutuhan. Keempat, setiap hewan qurban yang baru masuk ditempatkan di kandang karantina selama 14 hari. Terkahir, apabila hewan memiliki gejala klinis, harus dipisahkan untuk ditangani dokter hewan dan dilaporkan pada dinas setempat.

Rumah Zakat juga meluncurkan dua program terkait kurban yakni Superqurban dan Desaku Berqurban. “Superqurban adalah optimalisasi daging kurban yang diolah menjadi kornet atau rendang sehingga manfaatnya besar dan pendistribusiannya lebih luas sepanjang tahun,” ujarnya. Adapun Desaku Berqurban adalah program kurban yang didistribusikan di desa minim pequrban, sehingga masyarakat desa bisa merasakan kebahagiaan di hari raya.

Duta Rumah Zakat, Citra menambahkan program Superqurban menjadi pilihan yang tepat di masa wabah PMK ini. Karena pihaknya memastikan daging olahan yang diterima telah melalui proses sterilisasi. “Kurban di Rumah Zakat memudahkan bagi kita karena tidak perlu repot mencari hewan yang sesuai syariah,” kata Citra.

Merujuk data Skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Security Index/GFSI), menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan poin menjadi 59,2 di tahun 2021, dibandingkan tahun sebelumnya. Skor tersebut membawa ketahanan pangan Indonesia bertengger di peringkat 69 dari 113 negara.

Superqurban yang diluncurkan rumah Zakat diharapkan dapat menjadi solusi bagi ketahanan pangan nasional, sekaligus upaya pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di tengah pandemi. “Dengan Superqurban jutaan ton daging qurban yang habis tiga hari dapat dioptimalkan menjadi cadangan makanan sebagai ikhtiar terwujudnya ketahanan pangan Indonesia,” kata Nur Efendi menambahkan.

Sebagai tambahan sepanjang tahun 2021 hingga 2022, Rumah Zakat telah menyalurkan Superqurban sebanyak 69% di Desa Berdaya dan ekspedisi daerah pedalaman, rawan gizi, daerah perbatasan serta daerah 3T, serta 31% alokasi untuk insidental kebencanaan dan kemanusiaan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved