Denny Lian Marcom & Creative Manager Bocah Indonesia

Fertilitas atau bisa disebut juga dengan kesuburan merupakan salah satu faktor penting bagi setiap pasangan dalam mendapatkan keturunan. Berdasarkan data Evaluasi Demographic and Health Surveys (DHS) yang dilakukan WHO pada 2004 memperkirakan lebih dari 186 juta wanita usia subur yang pernah menikah di negara berkembang mengalami infertilitas. Infertilitas menjadi suatu hal yang perlu kita perhatikan dan pedulikan sedari dini.

Kendati demikian, permasalahan tersebut masih dianggap tabu untuk diperbincangkan sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai kondisi kesuburan masing-masing.

Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (PFBI) sebagai salah satu klinik kesuburan, berupaya memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat melalui berbagai cara, salah satunya melalui teknik influencer marketing dengan menggunakan KOL (Key Opinion Leader). Cara ini dipercaya ampuh untuk mempromosikan brand dan memperkenalkan sebuah program. Sederhananya, KOL adalah mereka yang ide, ucapan dan kontennya dapat dipercaya dan diikuti oleh orang atau mampu memberikan pengaruh positif. Maka dari itu, brand harus jeli dalam memilih influencer untuk produknya.

Begitu pula PFBI yang terlihat cukup aktif dalam mengembangkan strategi marketingnya melalui influencer marketing. “Bocah Indonesia telah lama menjalankan influencer marketing ini. Sejak awal kami telah banyak bekerja sama dengan berbagai tipe influencer. Mulai dari mikro hingga mega atau selebritis,” ujar Denny Lian Marcom & Creative Manager Bocah Indonesia.

Denny juga menjelaskan beberapa tips menentukan KOL untuk brand. Pertama, sebelum menentukan KOL yang tepat, brand harus mengenali audience atau konsumennya. Poin ini penting saat brand ingin menggunakan KOL. Dengan mengetahui target konsumennya, brand akan mudah menentukan siapa KOL yang akan digunakan untuk mempromosikan produk yang sesuai dengan target pengikut mereka.

Kedua, jumlah followers. Banyaknya followers yang dimiliki oleh KOL juga cukup penting untuk diperhatikan dan bisa jadi salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah campaign yang dijalankan bersama KOL. “Semakin banyak followers yang dimiliki, maka akan semakin mudah kita mengestimasi seberapa banyak audiens yang akan melihat pesan yang disampaikan KOL. Tapi juga harus berhati-hati dengan fake audience. Jumlah followers memang penting, tapi bukan satu-satunya faktor, kami pernah menjumpai mereka yang jumlah followers sedikit atau kategori nano influencer terkadang justru lebih berdampak daripada mega influencer, tergantung bentuk pesan yang disampaikan dan target market,” dia menguraikan.

Sejak hadir 2019, Bocah Indonesia telah menggunakan lebih dari 200 influencer dari berbagai bidang dan kategori. “Bocah Indonesia menggunakan, berbagai macam kategori influencer dari berbagai bidang, karena kami ingin melakukan ekspansi market, tidak melulu tertarget dengan kategori parenting atau promil, kita juga menyasar mereka yang single,” jelasnya.

Ketiga, engagement juga perlu diketahui oleh brand. Karena bagaimanapun, KOL nantinya akan jadi spoke person brand pada followers-nya. Seorang KOL yang baik, kontennya akan ramai dengan engagement-nya. “Penting melihat bagaimana cara mereka menyampaikan sesuatu pada followersnya, apakah menarik bagi orang atau tidak. Brand dan KOL atau agency yang bekerjasama harus jeli menentukan bentuk campaign agar mudah dicerna dan diminati orang,”ucapnya.

“Bocah Indonesia bukan hanya menggunakan KOL untuk promil namun juga dalam bentuk campaign marketing, salah satunya melalui campaign Yakin Subur, dimana Bocah Indonesia ingin memperkenalkan pentingnya pemeriksaan hormon Anti Mullerian Hormone (AMH) dengan melakukan pengambilan darah dari lengan yang hanya memakan waktu 3 menit untuk mengetahui cadangan sel telur sebagai salah satu proses pemeriksaan kesuburan,” jelasnya.

Campaign ini diklaim cocok, untuk para wanita single mengetahui kesuburan mereka. Bocah Indonesia ingin masyarakat tidak lagi menerka-nerka status kesuburan mereka, namun juga memastikan bahwa mereka sehat dan siap jika akan melakukan promil nantinya. Bahkan pemeriksaan AMH ini dapat dilakukan di mana saja pasien berada, pasien tidak perlu datang ke klinik, tim Bocah Indonesia yang akan datang ke rumah atau tempat kerja pasien.”

Jika ditilik dari laman Instagramnya terlihat beberapa nama besar juga pernah digandeng oleh klinik fertilitas yang berada di RS Primaya Tangerang ini, baik mereka yang menjalankan program hamil maupun campaign marketing lainnya.

“Penggunaan influencer marketing ini, kami juga mengimbangi dengan aktivasi di media sosial, baik Instagram, tiktok dan youtube juga menggunakan KOL serta banyak mengadakan acara-acara online yang melibatkan interaksi pada followers kami,” kata Denny.

Kendati demikian, Denny juga menerangkan pada masa yang akan datang, besar kemungkinan penggunaan influencer marketing bukan hanya mematok pada awareness semata namun juga pada konversi sales. “Menurut saya, ke depan brand kemungkinan akan merubah tahap awareness menjadi konversi. Sebuah bisnis dapat bertahan bukan hanya masalah likes dan followers, melainkan profit. Saya merasa akan ada fase brand akan memilih KOL yang bisa mengajak audiencenya untuk membeli sebuah produk & akan dibayar berdasarkan Performance. Tapi entah kapan, kita lihat saja nanti,” Denny mengungkapkan.

Dengan penggunaan influencer yang tepat, brand juga memastikan bahwa konten yang dibuat tepat sasaran. Untuk itulah meskipun baru berusia 3 tahun, Bocah Indonesia menjadi salah satu klinik fertilitas yang cukup dikenal oleh masyarakat, bukan hanya di Jakarta dan Tangerang, tapi juga mulai dikenal di Tanah Air. Tercatat lebih dari 5.000 pasangan telah mempercayakan pemeriksaan mereka di Bocah Indonesia.

Swa.co.id