Trends Economic Issues

Jakarta Punya Hajat Ekonomi Melesat

Jakarta Punya Hajat Ekonomi Melesat

Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta Achmad Chudhoiri menuturkan, Jakarta belum sepenuhnya lepas dari Covid-19. Sampai saat ini Pemprov DKI masuk PPKM Level 1. Dan sedikitnya ada 8 ribu kasus Covid-19 di DKI. “Ekonomi bisa bergerak tumbuh harus didukung oleh faktor kesehatan,” dia menegaskan dalam FGD ‘Jakarta Punya Hajat, Ekonomi Melesat’ di Jakarta (27/6/2022).

Menurutnya, kondisi perekonomian secara global juga menyumbang kondisi perekonomian nasional. Salah satunya terjadinya konflik atau perang di Ukraina. Konflik tersebut berdampak, salah satunya pada gas (sumber IMF). “Kita kaitan dengan inflasi, dengan adanya perang mengalami kenaikan. di negara maju terkontraksi secara signifikan. Untuk di Indonesia secara nasional tumbuh triwulan 1 tumbuh 5,0. ekspor barang dan jasa mengalami peningkatan,” katanya.

Chudhoiri menyebut, pertumbuhan perekonomian DKI Jakarta di 2022 mencapai sebesar 63 persen. Namun, mengalami kontraksi selama empat bulan terakhir. “Itu kita alami semenjak kasus Covid-19 mulai terkendali. Kesehatan adalah kunci utama pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya. Di DKI, regulasi untuk semata-mata menyeimbangkan aktivitas masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi. Di Triwulan I/2022, ada tiga lapangan usaha berkontribusi paling besar, perdagangan, industri dan pasar.

Sementara inflasi DKI Jakarta mencapai 3 persen. Dengan tim pengendalian inflasi, Pemprov DKI berharap ada stabilitas harga. Dan untuk ke depan, tahun 2022 faktor pendorong inflasi ada lima, antara lain mobilitas masyarakat, potensi kenaikan harga minyak, potensi kenaikan tarif yang diatur pemerintah PPN. “Proyeksi ekonomi DKI Jakarta diperkirakan 5-6.1 sektor perdagangan, jasa keuangan dan lainnya,” ungkapnya.

Dia menyebut, kebijakan pemulihan ekonomi sektor UMKM di masa pandemi Covid-19 di antaranya terkait masalah pemasaran. “UMKM kami masukkan ke marketplace, bahan baku bisa lebih murah, perizinan antar jemput izin perusahaan. Dan masyarakat diperlakukan sebagai raja, khususnya yang membuka usaha,” ucapnya.

Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan, hajatan DKI berdampak pada ekonomi hingg tenaga kerja. Selain itu, banyak UMKM yang terdampak. Di masa transisi pandemi menjadi endemi, geliat masyarakat di DKI kian nampak. “Yang positif pembelian masyarakat di pusat perbelanjaan, naik 8 persen. Di tempat hiburan, taman kota ada kenaikan mobilitas 14 persen,” bebernya. Selain itu, menurut dia, golongan masyarakat menengah dan atas saat ini tak sedikit mengeluarkan uang dari bank. Selama masa pandemi, mereka tertunda untuk melakukan belanja.

“Saat ini mulai naik dari orang pesan hotel, rekreasi dan berwisata. Dan Formula E ini bisa menjadi branding Jakarta, terutama dari sektor pariwisata,” katanya. Dia menyebut, UMKM mendominasi perekonomian Jakarta. Sedikitnya ada 160 ribu UMKM di bidang kuliner. Dari jumlah tersebut, Pemprov DKI harus segera merangkul mereka.

Sekjen Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Imbong Hasbullah mengapresiasi langkah Pemprov DKI yang terus menggenjot UMKM. Karena, program tersebut menyasar masyarakat bawah. “Kami mendukung program tersebut, dan kami sudah menggenjot lewat bazar festival di Kemang,” dia menuturkan.

Direktur Utama PT Indonesia Digital Pos Syarif Hidayatullah menuturkan, ada dua alasan mengangkat tema diskusi ‘Jakarta Punya Hajat, Ekonomi Melesat’. Pertama, bertepatan HUT ke-495 Jakarta di mana ibu kota yang semakin maju dapat menjadi percontohan untuk kota-kota lainnya. Alasan kedua, di masa transisi pandemi menjadi endemi, banyak sektor yang tumbuh setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved