SUN Energy Tech Space Mampu Mengontrol Kinerja Sistem PLTS Real-time
Transisi menuju masa depan rendah karbon dapat diwujudkan melalui percepatan penggunaan energi bersih di berbagai sektor. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI mencatat dari 587 GW kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT), lebih dari 60% berasal dari energi surya yang akan berperan sangat penting dalam penyediaan listrik nasional.
Pada Kuartal II/2022, PLN mencatat terdapat lebih dari 5.000 konsumen PLN yang memanfaatkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sebagai salah satu sumber energi alternatif masa depan, riset untuk mengembangkan teknologi energi surya terus dilakukan guna menyediakan biaya yang lebih rendah sehingga dapat semakin terjangkau oleh masyarakat luas. Melihat potensi energi surya dan penyerapannya yang semakin meningkat,
PT Surya Utama Nuansa (SUN) Energy berupaya secara konsisten menawarkan inovasi kepada para pelanggan. Sejak didirikan tahun 2016, hingga kini portofolio SUN Energy telah tersebar di lebih dari 25 kota di Indonesia dan mengantongi proyek sebesar 280 MWp di 3 negara.
Berkomitmen untuk menyediakan layanan terintegrasi berbasis teknologi, pada hari Kamis (14/07) SUN Energy memperkenalkan ruang pemantauan kinerja sistem energi surya yang terintegrasi berbasis Internet of Thing (IoT) yang dinamakan SUN Energy Tech Space.
“Di ruangan ini, tim ahli SUN Energy dapat memantau serta mengontrol kinerja sistem PLTS kami yang tersebar di seluruh Indonesia hingga Thailand. Sistem perangkat yang dipasang mampu mengidentifikasi, menginformasikan, serta mendiagnosis masalah sehingga kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem energi surya di lokasi pelanggan dapat dimonitor secara real-time selama 24/7,” ungkap Philip Lee, Chief Executive Officer SUN Energy.
Didukung oleh Huawei, fitur perangkat di SUN Energy Tech Space mengedepankan aspek keselamatan yang proaktif, memberikan pengalaman perkembangan teknologi dengan konektivitas (IoT), layanan cloud, serta kecerdasan buatan (AI) sehingga sistem PLTS bisa dipantau di mana pun dan kapan pun.
SUN Energy optimistis ke depan sistem tenaga surya akan menjadi energi masa depan yang digunakan oleh pengguna dari sektor rumah tangga, sosial, komersial, hingga industri. Melalui perkembangan teknologi, sistem tenaga surya akan terasa sangat dekat dengan para penggunanya.
“Kami pun terbuka kepada masyarakat luas yang ingin mempelajari sistem PLTS untuk berkunjung ke SUN Energy Tech Space dan berdiskusi bagaimana SUN Energy dapat membantu mewujudkan masa depan rendah karbon melalui pemanfaatan PLTS,” kata Dion Jefferson,Chief Commercial Officer SUN Energy.
Kehadiran SUN Energy Tech Space diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi para pelanggan untuk menerapkan prinsip berkelanjutan dengan mudah agar mencapai efisiensi yang lebih tinggi. Dengan visi untuk menjadikan sistem tenaga surya sebagai bagian dari energi masa depan, SUN Energy akan terus berinovasi memberikan standar layanan dan produk berkelas dunia.
Dion menjelaskan, sejak berdiri tahun 2016, SUN Energy merupakan perusahaan pengembang projek tenaga surya yang menyediakan layanan terintegrasi bagi para pelanggan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di wilayah Asia Pasifik. Bertujuan untuk mencapai 2 GWp di tahun 2025, perusahaan membawa visi untuk memberikan nilai tambah kepada para pelanggan dalam aksi nyata mengurangi dampak perubahan iklim. Hingga kini, SUN Group telah mempekerjakan lebih dari 100 karyawan dan memiliki lebih dari 200 MWp projek sistem tenaga surya di Indonesia, Thailand, Taiwan dan Australia.
Swa.co.id