STA Resources Optimistis Prospek Industri CPO di 2022
PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STA) atau STA Resources yang baru 4 bulan melantai di bursa saham optimistis pada prospek industri crude palm oil (CPO) di 2022. Emiten perkebunan berkode saham STAA menyebut tahun lalu kondisi usaha di seluruh dunia belum normal akibat kasus Covid-19.
Namun, menurut Mosfly Ang, Direktur Utama STA Resources, di tengah ketidakpastian itu, perseroan mampu membukukan kenaikan kinerja yang signifikan seiring dengan naiknya harga minyaks sawit mentah atau CPO sebagai produk utama perseroan di pasar dunia.
Tahun 2021, perseroan berhasil menjual 574.539 ton produk, meliputi minyak sawit, minyak inti sawit, Tandan Buah Segar (TBS), inti sawit, bungkil sawit dan ampas sawit. Namun jumlah volume penjualan itu turun tipis 4,73% dari tahun 2020 sebesar 603.051 ton.
Menurut dia, pencapaian kinerja perseroan sangat diuntungkan dengan harga CPO di pasar internasional yang pernah mencatat level tertinggi dalam sejarah Indonesia yaitu US$ 1.435/ton di CIF Rottterdam dan MYR 5.400/ton di Malaysian Derivatives Exchange .
Mosfly meyakini prospek sawit sangat menjanjikan, apalagi prosuk CPO dan turunannya masih menjadi komoditas unggulan penyumbang devisa Indonesia. Gabungan Pengusaha KelapaSawit Indonesia (GAPKI) bahkan mengungkapkan nilai ekspor CPO menembus US$35 miliar di 2021, naik 52,8% dari US$22,9 miliar di 2020. “Harga CPO juga akan tetap menguat dengan dimulainya kembali program Biodiesel 35 (B35) Indonesia atau B40 sesuai kebijakan pemerintah ke depan,” katanya
Sebab itu, perseroan akan fokus mengembangkan hilirisasi sehingga memberikan nilai tambah dari produk baru dan terjadi diversifikasi basis pelanggan. “Kami telah melakukan hilirisasiusaha ke industri pabrik pengolahan inti sawit, pabrik ekstraksi ampas inti sawit dan segera membangun industri pabrik minyak goreng,” imbuhnya.
Di bidang pemasaran, STAA akan meningkatkan kinerja bisnishulu (upstream) dan ekspansi di bisnis hilir (downstream) melalui pembangunan refinery berkapasitas 2.000 MT CPO/hari, bersamaan dengan pembangunan fasilitas dermaga dan tangki timbun berkapasitas 35.000 MT akan selesai pada Oktober 2023.
Direktur Keuangan STAA Lim Chi Yin mengungkapkan kinerja Kuartal I-2022 (Q1) positif dengan pendapatan Rp 1,63 triliun, naik 44,24% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,13 triliun. Laba bersih diraih Rp 432,39 miliar, melesat 155% dari tahun sebelumnya Rp 169,67 miliar.
Dengan kinerja yang kuat, STAA juga meringankan tingkat utangnya dengan pelunasan sebesar Rp 117,00 miliar kepada Bank Mandiri. “Aset kami solid Rp 7 triliun dengan kewajiban Rp 2,83 triliun, ekuitasRp 4,17 triliun sehingga rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio [DER] kami terjaga di level 0,67 kali,” ungkap Lim.
Penjualan terbesar di Kuartal I-2022 masih dari produk minyak sawit Rp 1,31 triliun atau 80,36% dari total pendapatan. Sementaras sisanya disumbang inti sawit, lalu Tandan Buah Segar (TBS), bungkil sawit dan ampas sawit. Penjualan ke pasar lokal dominan mencapai Rp 1,61 triliun, sisanya Rp 22,54 miliar untuk ekspor.
Dia mengatakan bisnis CPO berpotensi besar dapat menguntungkan produsen karena margin laba yang besar, permintaan internasional yang tinggi diikuti dnegan bertambahnya jumlah penduduk dunia sebesar 9,6 miliar pada tahun 2050, lalu tingkat produktivitas yang lebih tinggidibanding minyak nabati yang lain, dan gencarnya kampanye penggunaan biofuel secara global.
“Sejumlah faktor tersebut diiringi dengan harapan membaiknya perekonomian Indonesia dan upaya pemerintah mengatasi pamdemi. Kami optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan kinerja yang stabil di masa mendatang,” ungkapnya.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id