Garudafood Perkuat Posisi di Bisnis Snack
Tidak tanggung-tanggung, snack Leo langsung membidik 10% pangsa pasar makanan ringan di tahun 2008. Tak peduli pasar snack nasional kadung dijejali para pemain lama, baik dari dalam maupun luar negeri. “Nilai bisnis yang mencapai Rp 1,9 triliun dengan growth rata-rata 13% pada tahun 2004 membuktikan pasar snack nasional masih potensial dikembangkan dan ini sangat menarik bagi siapa pun,” ungkap Budiman, Head of Marketing Garudafood Group.
Dia mengatakan, pengalaman Garudafood yang mencatat sukses membesarkan ukuran pasar (market size) snack kacang hingga 30% dari total pasar snack nasional bisa menjadi pemicu semangat Leo untuk berjaya di pasar snack, sekaligus memenuhi target menguasai pasar snack di tahun 2008.
Survey CIC (Corinthian Infopharma Corpora) tahun 2005 menyebutkan, pada 2004 market size pasar snack moderen mencapai 59,5 ribu ton atau naik dari 2003 sebesar 53,6 ribu ton. Sementara, nilai bisnisnya pun pada 2004 sebesar Rp1,9 triliun, sedangkan tahun 2003 Rp 1,7 triliun. Padahal, pada 2002 nilai bisnis snack sudah mencapai Rp1,5 triliun. Sampai pertengahan 2005 terdapat 124 perusahaan yang berkiprah di industri snack modern di Indonesia dengan total kapasitas produksi 144,4 ribu ton.
Budiman mengatakan, Garudafood yakin target yang dibebankan itu bisa tercapai. Pasalnya, selain melihat potensi pasar yang sangat besar, strategi produksi snack Leo juga menggunakan pola kemitraan dengan penyalur bahan baku dan produsen snack tingkat usaha kecil menengah (UKM) dalam pengadaan bahan ataupun produksi. Apalagi kategori yang dimasuki Leo, yakni Snack Kentang, Singkong, dan Pisang “bukan barang baru” di dunia snack. Jenis snack yang kerap disebut snack tradisional ini sekarang diproses dengan mesin-mesin modern dan dipasarkan dengan kemasan menarik lengkap dengan label food ingredient yang jelas.
Di samping membidik 10% pasar snack di 2008, Leo juga ditargetkan mendapat predikat Best Brand mengikuti jejak “kakak-kakaknya” Kacang Garuda, Okky Jelly, dan Gery yang berhasil meraih Indonesian Best Brand Award (IBBA). Ketiganya mendapat pengakuan sebagai merek terbaik masing-masing untuk kategori Kacang Bermerek, Jelly, dan Wafer Coating. Prestasi tersebut diperoleh berkat inovasi dalam hal strategi dan pengembangan produk, yang bisa memberi nilai tambah (added value) dan kepuasan bagi pelanggan (customer satisfaction).