Management Trends

Vony Tjiu, Memimpin Red Hat Indonesia Lebih Maju

Vony Tjiu, Memimpin Red Hat Indonesia Lebih Maju
Vony Tjiu, Country Manager Red Hat Indonesia

Red Hat Indonesia kini memiliki pimpinan baru. Adalah Vony Tjiu yang dipercaya sebagai Country Manager Red Hat Indonesia sejak Januari 2022. Di Red Hat, Vony memang ‘wajah baru’. Namun, di industri industri software enterprise, dia adalah ‘stok lama’ lantaran lebih dari 15 tahun berkecimpung di dunia Teknologi Informasi (TI).

Kendati tidak memiliki latarbelakang pendidikan formal bidang TI, Vony bisa membuktikan bahwa passion lebih kuat untuk memajukan kariernya. Apalagi di Red Hat sendiri female leader-nya lumayan banyak. Untuk posisi Country Manager ASEAN dari negara Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipin dan Vietnam, kebetulan perempuan semua. CEO Red Hat Asia Pasifik juga perempuan.

“Jadi memang women in information technology sudah mulai banyak terlihat. Namun, tidak terbatas hanya kepada orang-orang yang memiliki background TI. Nah, untuk membantu talenta-talenta perempuan lainnya, biasanya kami memberikan mentorship, juga membangun sponsorship buat mereka, serta mencoba mengidentifikasi challenge mereka di mana dan bagaimana kami bisa membantu mereka. Jadi memang tugas leader adalah creating the leader,” jelas eksekutif wanita lulusan S1 Akuntansi dari Universitas Tarumanegara, Jakarta ini.

Sebelum berada di posisinya saat ini, Vony merupakan Commercial Director dan memimpin Diversity and Inclusion di Microsoft Indonesia. Wanita berkulit putih ini juga pernah mendapat kepercayaan untuk beberapa posisi manajemen di Lenovo dan IBM.

Lantas, apa pertimbangannya bergabung dengan Red Hat Indonesia? “Saya selalu terkesan bagaimana Red Hat berkembang dan tumbuh sebagai perusahaan, sekaligus tetap berkomitmen dengan misi mereka. Teknologi memainkan peran sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dan saya percaya bersama Red Hat dan teknologinya, saya bisa memberikan kontribusi. Hal lainnya adalah Red Hat selalu membuat saya terkesan dengan budaya terbuka dan inklusifnya. Keragaman dan inklusi adalah nilai utama dalam kepemimpinan,” jelasnya.

Vony mengaku selalu terkesima sama Red Hat sebagai perusahaan dan bagaimana Red Hat itu telah berkembang dan tumbuh, namun juga tetap berkomitmen terhadap misi perusahaannya. Red Hat adalah open source company. Nah sekarang juga sangat menarik, apa yang terjadi di area teknologi khususnya di area open source. Dia berharap dapat berkontribusi dan memberikan dampak positif kepada orang-orang di sekitarnya melalui Red Hat dan teknologinya.

“Maka dari itu saya tetap bertahan di industri teknologi sampai sekarang. Selain itu, saya dulu sempat menjabat sebagai Country Diversity and Inclusion Lead di Microsoft dan di Red Hat ini saya juga melihat budaya seperti open and inclusive juga sangat ditekankan. Jadi keberagaman dan inklusi ini juga menjadi salah satu yang bisa saya bilang signature atau nilai yang sangat penting di dalam kepemimpinan saya. Jadi saya lihat value-nya mungkin sejalan. Nah mungkin itulah satu alasan kenapa memilih Red Hat sebagai tempat saya berlabuh sekarang,” Vony menguraikan alasannya.

Menurutnya, saat sekarang, transformasi digital di Indonesia tidak hanya berpusat pada kemajuan ekonomi, namun juga penting untuk pertumbuhan negara secara keseluruhan. Di sini pandemi menunjukkan bahwa kita harus bekerja sama dan berkolaborasi untuk pemulihan ekonomi. Nah, digitalisasi merupakan salah satu langkah yang sangat penting untuk melakukan ekspansi inklusi keuangan dan mempercepat literasi digital.

“Jadi apa lagi yang bisa kami berikan kepada bangsa Indonesia? Kalau kami bilang aplikasi, services, customer experience, itu semuanya harus bisa di-scale atau dicapai dengan lebih cepat di semua intrastruktur, baik itu di cloud ataupun harus bisa diperbarui di mana saja dan kapan dibutuhkan. Kami percaya potensinya sangat besar dan yang kedua kami kebetulan memiliki report ‘Red Hat State of Enterprise Report 2022’ menyimpulkan bahwa 80% perusahaan atau enterprises itu akan menggunakan enterprise open source, seperti kecerdasan buatan atau serverless ataupun edge untuk kebutuhan teknologinya,” ungkap Vony.

Dengan demikian, dilihat dari sisi kebutuhannya ada. Kolaborasinya terjadi antara private dan public sector, jadi tidak hanya satu industri saja yang terdorong untuk melakukan digitalisasi, namun private dan public juga mulai melihat mereka harus melakukan inovasi dan efisiensi.

Vony menjelaskan, private sector memimpin dari sisi proof of concept dengan banyak melakukan pengujian solusi-solusi baru dan implementasi secara besar untuk beberapa teknologi seperti: hybrid cloud. Kedua, cloud native aplikasi dan ketiga adalah automation atau otomatisasi. Jadi di tiga area ini sebenarnya bagaimana Red Hat itu bisa berperan dan membantu digitalisasi. Nah fokusnya Red Hat Indonesia adalah meyakinkan customer untuk mendukung secara total dalam perjalanan open hybrid cloud journey-nya mereka.

Lalu, apa hubungan antara perdagangan (commerce), diversity dan inklusi dan mengapa hal ini sangat penting? Bagaimana konteksnya dengan Red Hat? Kita semua tahu bahwa Indonesia memiliki goals yang sangat ambisius untuk pertumbuhan digitalnya, dan memang negara kita memiliki potensi yang luar biasa. Hal ini tuga terbukti terhadap segmen bisnis yang di-manage Vony saat di Microsoft Indonesia.

“Di Red Hat, kami sebut keberagaman, kesetaraan, dan inklusi atau disingkat DEI. Nilai-nilai itu ada di dalam setiap langkah dan keputusan Red Hat associates, Red Hat employee, mereka akan merasa didengar, dan mereka juga bisa sejalan dengan misi Red Hat serta merasa aman untuk bisa menjadi diri sendiri,” ujarnya.

Vony melanjutkan, “Jadi misi dan strategi itu, ingin membawa ke pertumbuhan bisnis yang sustainable, bisa dipertahankan dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan inklusif untuk para associate dan definitely kami ingin menyampaikan bahwa misi ini, itu juga terkoneksi dengan bisnis, dan value dari diversity inclusion itu sendiri. Nah hal itu udah menjadi kode etik, dan tanggung jawab dari semua pemimpin di Red Hat.”

Red Hat percaya semakin beragam karyawannya, maka akan makin berinovasi melayani customer, berkontribusi ke dalam open source community yang memang sudah lama digeluti Red Hat. Red Hat senang karena diberi kepercaya klien seperti Bank Mandiri, Dirjen Perbendaharaan, BTPN dan BCA untuk membantu layanan TI mereka.

Terkait dengan Indonesia Digital Roadmap tahun 2021 sampai tahun 2024, ada 10 sektor yang diprioritaskan dalam akselerasi dan pengrealisasian digital tranformasinya baik dari infrastruktur, pemerintahan, ekonomi ataupun dari sisi lingkungan hidup. Dalam hal ini Red Hat berharap dapat men-deliver aplikasi dan layanan dengan lebih cepat. Selain itu, mendapatkan benefit terbaik dari cloud, cloud adoption serta integrasi terhadap infrastruktur yang ada.

Dari sisi perbankan, apa yang dilakukan oleh Bank Mandiri dengan aplikasi Livin’ itu salah satu contoh nyata bagaimana Red Hat membantu sektor finansial dalam mencapai pembuatan superapps mereka.

Vony mengaku, sebagai orang nomor satu di Red Hat Indonesia, dia mengemban tugas untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis perusahaan dari revenue, jumlah klien dan organisasi. Hingga kini, kebetulan klien Red Hat beragam dari sektor finansial, telekomunikasi, public sector, dan sektor-sektor lainnya yang memang membutuhkan teknologi untuk membantu pertumbuhan bisnis.

Gaya leadership yang diterapkan Vony adalah diversity and inclusion, jadi bagaimana menciptakan lingkungan yang aman kepada team member agar bisa menjadi diri mereka sendiri. Dia juga melihat keberagaman ini sebagai salah satu kekuatan untuk menciptakan pertumbuhan yang sustainable.

“Saya adalah pemimpin yang mudah didekati dan menganut compassion serta empati. Saya juga menghargai komunikasi terbuka. Saya ingin menciptakan lingkungan inklusif di mana semua orang bisa menunjukkan diri mereka yang sebenarnya. Air pasang mengangkat semua perahu. Dengan melihat sudut pandang yang lebih beragam, kita dapat membuat sesuatu yang lebih besar daripada bagian kita. Tim di sini sudah membangun sesuatu yang menakjubkan, dan saya bersemangat menghadapi tantangan untuk terus jadi mitra terpercaya perusahaan di seluruh Indonesia dan membawa kami ke level pertumbuhan selanjutnya,” jelas ibu dua anak yang berusaha seimbang membagi waktu untuk keluarga dan kariernya, ini.

Ke depan, pehobi renang dan bersepeda ini menantikan untuk bekerja sama dengan perusahaan dari berbagai industri, baik di segmen bisnis tradisional, maupun di segmen produk yang baru, untuk mendukung inisiatif strategis melalui hybrid cloud. Dan Red Hat dengan teknologi open source siap mendukung transformasi digital perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved