Industri pesawat terbang Jepang, All Nippon Airways (ANA) berencana menjual sahamnya US$ 2,6 miliar. Strategi tersebut dilancarkan sebelum pesaingnya, Japan Airlines (JAL) menggelar penawaran umum perdana saham atau IPO (initial public offering).

Belakangan kompetisi yang cukup sengit terjadi antara dua perusahaan penerbangan Jepang, ANA dan JAL.nes (JAL). Tak hanya berlomba merangkul konsumen, keduanya pun berkompetisi dalam meraih perhatian investor.

Rencananya, ANA akan memulai penjualan saham secepatnya dalam bulan ini. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi usaha termasuk membeli beberapa pesawat Boeing 787.

Hingga Maret 2012 lalu, ANA meraup laba bersih JP¥ 28,1 miliar. Sementara JAL mampu memperoleh laba bersih JP¥ 186,6 miliar atau setara US$ 2,3 miliar.

September nanti, JAL akan menjual sahamnya untuk memperoleh dana sekitar US$ 8 miliar. Langkah ini terhitung berani mengingat tahun 2010 lalu JAL dinyatakan bangkrut dan keluar dari daftar Tokyo Stock Exchange. Sementara ANA tahun 2009 lalu menggandeng Nomura Securities dan JP Morgan serta Goldman Sachs Jepang untuk penawaran saham JP¥ 140 miliar pada Juni 2009 lalu.

“Investor harus selektif dalam memilih salah satu dari kedua perusahaan ini,” kata Mitsushige Akino, Corporate Officer Ichiyoshi Asset Management seperti dikutip Reuters. Menurutnya, penjualan saham ANA akan sedikit terhambat karena banyak investor yang mulai memperhatikan rencana penawaran saham JAL.