ZINC Genjot Produksi Galena Seiring Berkurangnya Pasokan Global

PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) mengenjot produksi galena seiring peluang yang terbuka lebar lantaran pasokan logam dasar berkurang akibat banyak pabrik peleburan atau smelter di Eropa yang ditutup. Hal ini dipicu krisis energi sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina yang memicu banyaknya perusahaan peleburan atau smelter seng dan aluminium yang tutup atau mengurangi kapasitas produksi. ZINC selama ini bergerak di bidang usaha pertambangan bijih besi (Fe) dan galena yang kemudian diolah menjadi konsentrat timbal (Pb) dan konsentrat seng (Zn).
Laporan Bloomberg menunjukkan dalam setahun terakhir Eropa telah kehilangan sekitar setengah dari kapasitas peleburan seng dan aluminiumnya karena kendala pasokan energi. Jika kenaikan biaya energi terus berlanjut, maka akan lebih banyak pabrik yang menghentikan produksi selama musim dingin. Keberhasilan ZINC menyelesaikan pembangunan salah satu smelter yaitu smelter timbal, yang sudah mulai beroperasi secara komersial pada awal Juni 2022 tersebut, menjadi salah satu modal yang memberi keyakinan perseroan dalam menggenjot produksi.
Selain itu, saat ini ZINC juga tengah mengejar penyelesaian smelter seng yang ditargetkan dapat rampung pada kuartal II tahun 2023. “Kami akan mencoba memanfaatkan setiap peluang. Dengan beroperasinya smelter timbal kami, yang merupakan smelter timbal pertama dan satu-satunya di Indonesia ini, kami menargetkan di tahun ini smelter timbal ini dapat memproduksi hingga 8.000 ton bullion timbal (Pb), dengan target penjualan dari smelter mencapai US$ 29 juta,” kata Direktur ZINC, Evelyne Kioe pada Kamis (20/10/2022).
Emiten produsen logam dasar ini memproduksi konsentrat zinc sebanyak 15.311,67 ton, Sedangkan produksi zinc pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 19.141,09 ton. Kemudian, produksi konsentrat timbal sebanyak 5.687,98 ton, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 7.229,70 ton.
Perseroan pada 2021 memproduksi konsentrat zinc sebanyak 28.978,80 ton, lebih rendah dibanding tahun 2020 yang sebanyak 39.974,04 ton. Adapun produksi konsentrat timbal di tahun 2021 sebanyak 12.021,79 ton, lebih rendah dari tahun 2020 yang 12.658,68 ton. Harga komoditas timbal dan seng (Zn) sempat meningkat pada kuartal pertama, tetapi kemudian terjadi koreksi pada kuartal II.
Walau ekonomi global menyusut, perseroan mencermati harga komoditas Pb dan Zn masih tergolong stabil, karena jumlah permintaan global terhadap kedua komoditas ini tergolong tinggi serta ada banyak smelter di Eropa yang ditutup sementara.
Swa.co.id