Legend Brand

Tigaraksa Satria, Konsisten Berinovasi

Tigaraksa Satria, Konsisten Berinovasi
Eddy Sutisna, Direktur PT Tigaraksa Satria Tbk. (TRS).
Eddy Sutisna, Direktur PT Tigaraksa Satria Tbk. (TRS).

Berawal dari sebuah perusahaan perkebunan dan perdagangan karet bernama N.V. Handel Bouwen Cultuur Maatschappij Soen Lie yang didirikan oleh keluarga Widjaja pada 1919, PT Tigaraksa Satria Tbk. (TRS) telah berkembang menjadi salah satu raksasa di bidang penjualan dan distribusi consumer goods di Indonesia.

Meski usianya sudah melampaui satu abad, TRS terus mengoptimalkan pertumbuhan dan melakukan berbagai inovasi yang bisa mendukung perbaikan proses kerja. Tentu, untuk menjalaninya diperlukan core values yang kuat sebagai pegangan setiap insan perusahaan.

TRS mengusung 3i Values sebagai nilai-nilai inti perusahaan, yang terdiri atas Integrity, Independence, dan Innovation. Di samping core values, perusahaan distribusi ini juga menetapkan lima core competency untuk setiap karyawan, yang terdiri atas Know Your Customer, Relationship Management, Supply Chain Management, Innovation, dan Knowledge Management.

Core values dan core competencies tersebut dijadikan sebagai acuan dalam bertindak serta disosialisasi di setiap kesempatan. Jika digambarkan, penerapan integritas diwujudkan dalam bentuk service level agreement (SLA) terhadap pendistribusian product to outlet.

Selanjutnya, penerapan nilai independesi diterapkan dengan berdiri secara independen, tidak berafiliasi dengan principal tertentu. Karena itu, treatment kepada semua principal dapat dilakukan secara fair dan profesional. Adapun nilai inovasi diwujudkan dalam Corporate Work Program, Division Work Program, sampai improvement di level individu.

Menurut Eddy Sutisna, Direktur TRS, inovasi sangat erat kaitannya dengan kemunculan ide-ide kreatif dan keberanian mencoba sesuatu yang baru. Banyaknya ide kreatif yang muncul akan dipengaruhi tingkat knowledge dan psychological safety yang diberikan. “Program HRdevelopment terkait hard competency dan soft competency leadership diarahkan untuk memicu inovasi,” ujarnya.

TRS rutin menggelar program Let’s Improve!, sebuah program pengembangan ide yang difungsikan untuk menciptakan budaya inovasi dengan membiasakan improvement di lingkup pekerjaan masing-masing. Improvement terbaik dari setiap bagian kemudian akan dilombakan hingga terpilih top improvement yang dinilai oleh BOD sebagai dewan jurinya.

“Program HRdevelopment terkait hard competency dan soft competency leadership diarahkan untuk memicu inovasi.”

Eddy Sutisna, Direktur PT Tigaraksa Satria Tbk.

Untuk tumbuh, TRS berupaya memberikan value added kepada pelanggan. Beberapa inisiatif baru sudah diinisiasi di tahun 2021, antara lain e-commerce dan cold chain business.

Sebelumnya, bisnis e-commerce hanya dikelola oleh unit bisnis selevel divisi dalam entitas TRS, yaitu unit bisnis (divisi) Smart Family. Karena itu, dilakukan spin-off unit usaha ini ke dalam suatu entitas anak perusahaan terpisah, yang diberi nama PT Tira Satria Niaga (TSN).

Spin-off tersebut, selain untuk menyesuaikan dengan aturan baru dengan berlakunya UU Cipta Kerja, juga dimaksudkan agar unit usaha ini bisa lebih fokus dan lebih gesit untuk mengembangkan aktivitas usaha berbasis teknologi digital. Sampai saat ini, ada tiga platform e-commerce yang dimiliki dan digunakan TSN untuk melakukan usaha online, yaitu TiraCommerce, TiraMart, dan SmartFamily.

Adapun masuknya TRS ke bisnis cold chain karena memiliki kompetensi yang memadai untuk merambah lini distribusi ini. “Kami juga melihat potensi pertumbuhan yang siginifikan dalam bisnis penjualan dan distribusi produk cold chain ini,” kata Eddy.

Manajemen TRS menyadari perusahaan akan semakin mengandalkan karyawan generasi milenial yang punya cara pandang dan cara kerja berbeda dari generasi sebelumnya. “Teknologi memudahkan karyawan bekerja dari mana saja dan kapan saja, sehingga Divisi HRD perlu lebih adaptif mengantisipasi fenomena baru ini,” katanya.

Ke depan, menurut Eddy, TRS akan tetap konsisten menjalankan strategi yang mampu memberikan keseimbangan antara pertumbuhan revenue (growth strategy) dan peningkatan produktivitas (productivity improvement) sumber daya yang dimiliki. (*)

Jeihan K. Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved