CSR Corner

Ewindo Dorong Inovasi Melalui Panah Merah Innovation Award

Ewindo Dorong Inovasi Melalui Panah Merah Innovation Award
Ewindo memiliki komitmen untuk secara berkelanjutan mendorong semangat inovasi guna meningkatkan daya saing ekonomi

Perusahaan benih sayuran PT East West Seed Indonesia (Ewindo) atau dikenal dengan ‘Cap Panah Merah’ mengadakan seminar nasional rangkaian acara Panah Merah Innovation Award (PMIA) 2022 di Bale Sawala, Kampus Universitas Padjajaran Jatinangor – Jawa Barat.

Seminar bertema ‘Healthy Lifestyle: My Food My Health through Fruit and Vegetables’ ini diharapkan dapat menjadi salah satu acara yang dapat mendorong program pemerintah mengatasi permasalahan ketidakseimbangan gizi atau dikenal dengan triple burden disease yaitu stunting, wasting dan obesities.

Seminar ini terselenggara atas kerja sama Ewindo dengan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Seminar yang diselenggarakan secara offline dan online ini diikuti oleh akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas, mahasiswa, serta praktisi nutrisi dan kesehatan.

PMIA merupakan program tahunan yang digelar sejak tahun 2015. Sebagai perusahaan yang memiliki basis inovasi yang kuat, Ewindo memiliki komitmen untuk secara berkelanjutan mendorong semangat inovasi guna meningkatkan daya saing ekonomi. Hal ini juga sejalan dengan salah satu nilai perusahaan untuk berjuang memberikan hasil maksimal melalui inovasi.

Managing Director Ewindo Glenn Pardede menerangkan bahwa sebagai salah satu industri yang bergerak dalam produksi benih sayuran, pihaknya memiliki salah satu misi untuk meningkatkan konsumsi sayuran di Indonesia. Bersama dengan pemangku kepentingan lainnya, baik instansi pemerintah, instansi pendidikan maupun pihak swasta, Ewindo kerap bekerja sama dalam mencapai tujuan tersebut.

“Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi benih sayuran, Ewindo memiliki perhatian besar untuk mendorong pemenuhan asupan gizi seimbang dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan konsumsi sayuran di Indonesia,” ujar Glenn.

Glenn berharap, melalui seminar ini dapat menjadi pendorong tercapainya program pemerintah dalam mengatasi permasalahan ketidakseimbangan gizi atau dikenal dengan triple burden disease yaitu stunting, wasting dan obesities. Pemenuhan kebutuhan gizi juga merupakan target penting dari Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang merupakan kesepakatan pembangunan global.

Rangkaian acara berikutnya adalah PMIA yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 November 2022 bertempat di kantor Ewindo Purwakarta. Ewindo mengundang perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi mengirimkan tulisan inovatif bertema ‘Healthy Lifestyle’. Hingga saat ini jumlah tulisan yang masuk mencapai lebih dari 140 naskah yang berasal dari 60 perguruan tinggi serta politeknik dan vokasi dari seluruh Indonesia. Dari keseluruhan peserta tersebut akan dipilih 10 peserta terbaik yang kemudian 5 besar terbaik akan diundang ke kantor untuk mengikuti babak final dan mempresentasikan hasil karyanya.

Wakil Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Prof Hendarmawan menyambut positif kerja sama antara Fakultas Pertanian Unpad dan Ewindo guna mendorong inovasi khususnya di sektor pertanian. Menurutnya, pertanian adalah sektor yang sangat penting. Unpad telah bermitra dengan sejumlah pihak untuk mengembangkan sektor yang terbukti memiliki daya tahan tinggi terhadap guncangan ekonomi global.

“Unpad juga telah menghasilkan banyak inovasi, salah satunya adalah buah tomat yang memiliki daya simpan yang panjang yang menjadi solusi bagi petani,” ujar Wakil Rektor Universitas Padjajara Prof Hendarmawan.

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (PUSDATIN, 2018) konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan pangan dan gizi/nutrisi seimbang. Sayur dan buah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya mengandung vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan oleh tubuh setiap hari. Pemenuhan kedua bahan tersebut turut berperan dalam pencegahan penyakit kronis tidak menular.

Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa tingkat konsumsi sayuran di Indonesia selama kurun waktu tahun 2014-2019 hanya sebesar 51,9-60,7 kg/kapita/tahun dan meningkat menjadi 76,2 kg/kapita/tahun pada tahun 2020. Namun, angka tersebut masih jauh dari ambang yang ditetapkan oleh WHO yaitu 146 kg/kapita/tahun.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved