Business Champions

Elnusa Petrofin, Mengelola Talent Pembawa Energi

Elnusa Petrofin, Mengelola Talent Pembawa Energi
Hanny Retno Hapsari, Director Finance & Administration EPN.
Hanny Retno Hapsari, Director Finance & Administration EPN.

Berdiri pada 5 Juli 1996, PT Elnusa Petrofin (EPN) adalah anak usaha PT Elnusa Tbk., sekaligus “cucu” PT Pertamina Hulu Energi, yang merupakan subholding PT Pertamina (Persero).

Bergerak di bidang jasa logistik dan distribusi BBM, posisi EPN terbilang sangat strategis. Bidang usahanya mulai dari jasa transportasi, storage management (fuel, gass, aviation), infrastructure service, fuel supply trading, hingga chemical integrated service. Perusahaan ini bahkan menjadi salah satu ujung tombak Pertamina untuk menyalurkan BBM PSO (public service obligation) dan BBM satu harga ke seluruh penjuru Tanah Air.

“Misinya (utama) adalah membawa energi ke seluruh penjuru negeri,” ujar Hanny Retno Hapsari, Director Finance & Administration EPN. Di luar melayani kebutuhan internal Pertamina Group, perusahaan ini juga melayani perusahaan luar grup, khususnya pertambangan. Porsinya: 70% grup internal, 30% perusahaan lain seperti Adaro dan Exxon Mobil.

Untuk menjalankan misi di atas ⸺juga melayani klien⸺ EPN memiliki 83 unit fuel/integrated terminal di seluruh Indonesia, 50 unit depo, 16 unit operation partnership, 13 location chemical, dan tujuh location industrial fuel trading. Adapun total karyawannya 7.255 orang, yang 95%-nya berada di site.

Dengan tugas seperti ini, manajemen EPN pun berupaya mengelola sisi human resources (HR) sebaik-baiknya. Di bidang Talent Acquisition, umpamanya, diterapkan sistem centralized & online recruitment process for Awak Mobil Tangki (AMT).

Sebagai perusahaan yang berada di ujung layanan logistik, AMT sangat penting. Setiap tahun, EPN merekrut 500 orang lebih untuk posisi AMT. Biasanya informasi disebarkan melalui koran karena ditujukan untuk daerah terpencil. Setelah lulus seleksi, calon AMT harus melalui test drive (SIM B2/umum), medical check-up, dan on boarding.

Proses tersebut, menurut Hapsari, diperbaiki. Caranya: digunakan Google Form sederhana. “Tidak perlu canggih karena kami merekrut di daerah, dan lulusan SMA, untuk menyortir administrasi seperti ijazah dan form,” katanya.

Hasilnya, dia melanjutkan, attracted candidate meningkat dari 2.583 aplikasi pada 2020 menjadi 5.092 (tahun 2021) dan 5.298 (2022). Lalu, prosesnya juga menjadi lebih cepat: dari tiga bulan menjadi sebulan. Sejalan dengan itu, biaya pun ikut turun.

“Dibandingkan kompetitor, kami lebih konsisten dalam melakukan program untuk AMT dan hasilnya mereka cukup puas dengan treatment dari Elnusa Petrofin,” ungkap Hapsari bangga. Kini, dia menambahkan, AMT-nya mencapai 5.000-an orang.

Kemudian, dari sisi Learning & Development, manajemen EPN berupaya membangun learning culture. Diluncurkan program Petrofin Belajar Bareng yang pesertanya tidak hanya karyawan di head office tetapi juga sampai AMT (terutama yang sedang rehat). “Banyak AMT yang ikut dalam program ini. Kami surprised,” ujarnya.

Sampai saat ini, Hapsari mengungkap, sudah ada 4.000 partisipan, 83 episode yang diproduksi, serta melibatkan pembicara internal yang mengajar. Adapun learning material yang digunakan adalah 43% technical skills, 36% soft skills, dan 21% general knowledge.

Dalam mendesain Learning & Development, EPN benar-benar memperhatikan kinerja internal. Menurut Hapsari, dari total revenue yang mencapai Rp 4,7 triliun, sekitar Rp 2,7 triliun datang dari transportasi.

Berangkat dari hal itu, mereka membuat program Korlap & HSE Academy selama enam bulan dengan materi on job training and class activity yang berimbang. “Program ini lumayan sukses sehingga kami replikasi untuk Depo dengan nama Integrated Storage ManagementTrainee yang dibuat untuk jangka waktu setahun.”

Hasilnya, ciamik. Untuk Korlap & HSE Academy yang telah mencapai tiga batch, readiness rate meningkat 85%, partisipan mencapai 44 orang, dan 66% ide sudah terimplementasi. Sementara untuk Integrated Storage Management Trainee, baru satu batch dan sudah mencetak lima wisudawan.

Hapsari mengakui situasi pandemi Covid-19 cukup berpengaruh bagi perusahaannya. “Tahun 2020 merupakan tahun yang menantang. Kinerja kami turun 13%-15% secara revenue maupun profit. Namun, di tahun 2021, kami bisa naik lagi di atas 50%,” katanya. Dari revenue Rp 4,7 triliun, profitnya mencapai Rp 267 miliar.

Kendati tantangannya tak mudah, EPN terus berkomitmen meningkatkan manajemen HR-nya. Tak mengherankan, dalam ajang HR Excellence 2022, perusahaan yang mengikuti kategori Learning & Development and Knowledge Management ini menyabet penilaian “Very Good” (AA, skor 85-90).

Di luar aspek tersebut, EPN sebagai BUMN juga berupaya mengelola transformasi internal dengan baik, terutama dalam menguatkan values AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) yang notabene menjadi budaya perusahaan pelat merah. Dalam konteks ini, ada sejumlah langkah yang dilakukan. Di antaranya, upskilling & socialization. Di sini, Dewan Direksi EPN diminta membuat video sederhana terkait AKHLAK.

Masih dalam konteks menguatkan values AKHLAK, manajemen EPN juga membuat standard guidelines. “Kami memiliki maskot (Kawan Elfin) yang kami sebarkan di site. Awalnya, maskot tersebut digunakan untuk whistle blower atau mendengarkan curhatan di lapangan. Tetapi, saat ini kami juga menggunakan maskot tersebut untuk melakukan sosialisasi,” Hapsari menjelaskan.

Ada juga culture event yang digelar untuk menguatkan values ini. Untuk kegiatan budaya, biasanya EPN bekerjasama dengan Pertamina Hulu Energi.

Seluruh kegiatan itu tentunya diharapkan membuat SDM kian menyadari posisi strategis mereka untuk mendorong perusahaan benar-benar bisa menjalankan misi penting seperti disebutkan di atas: membawa energi ke seluruh penjuru negeri. (*)

Teguh S. Pambudi dan Anastasia AS

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved