Capital Market & Investment

Obligasi Opsi Investasi yang Relatif Menarik

Obligasi Opsi Investasi yang Relatif Menarik
Foto : Mirae Asset Sekuritas

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut tahun ini dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2022 akan mencapai 5,08%, lebih tinggi dari 3,69% pada 2021.

“Kami memperkirakan pemulihan ekonomi nasional berlanjut tahun ini, yang didukung mobilitas masyarakat dan konsumsi rumah tangga yang terus meningkat, terkendalinya pandemi Covid-19, serta pertumbuhan ekspor yang sangat tinggi,” ujar Rully Arya Wisnubroto, Senior Economist Mirae Asset Sekuritas pada 3 November 2022.

Dia memperkirakan pertumbuhan PDB Kuartal III/2022 meningkat 5,6% secara tahunan (year on year/yoy) dan.dibandingkan Kuartal II/2022 sebesar 5,4%. Hal ini turut ditopang surplus neraca perdagangan Januari-September 2022 yang sangat tinggi dan mencapai US$ 39,9 miliar atau lebih tinggi dari total surplus neraca perdagangan 2021 US$ 35,4 miliar), serta APBN periode Januari-September 2022 yang mencatatkan surplus Rp 60,9 triliun (0,33% terhadap PDB).

Perbaikan ekonomi domestik dan tingginya surplus neraca perdagangan tersebut, lanjut Rully, diharapkan dapat menopang pergerakan nilai tukar rupiah yang sempat mencapai Rp 15.600 per dolar AS dan tekanan terhadap harga obligasi pemerintah (surat berharga negara/SBN). Turunnya harga obligasi tersebut memicu kenaikan tingkat imbal hasil (yield) di pasar sekunder.

Menurut dia, tekanan pada nilai tukar rupiah dan pasar obligasi disebabkan oleh naiknya suku bunga kebijakan AS (Federal Funds Rate/FFR) yang cukup agresif tahun ini, mencapai 300 bps menjadi 3,25% hingga September. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Dia mengatakan kenaikan suku bunga acuan tersebut juga terjadi di dalam negeri di mana BI-7DRRR naik 125 bps hingga 4,75% untuk menyikapi tingginya laju inflasi.

Inflasi September dibukukan 5,95%, tertinggi sejak Oktober 2015, setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada awal September. “Kami memprediksi FFR dapat naik lagi hingga 4,5% pada akhir tahun. Di dalam negeri, kami memprediksi inflasi periode 2022 akan mencapai 7,13% sehingga BI 7-DRR dapat naik lagi 25 bps pada bulan ini menjadi 5% dari posisi sekarang 4,75%.” Dhian Karyantono, Fixed Income Research Mirae Asset Sekuritas menjelaskan di pasar surat utang, terjadi tren penurunan harga SBN yang tercermin dari kenaikan yield seri acuan 10 tahun hingga 7,67% pada 25 Oktober 2022 sebelum cenderung melandai hingga 7,54% di akhir Oktober 2022.

Meskipun demikian, Dhian menilai kondisi pasar obligasi saat ini cenderung undervalued dan memprediksi harga obligasi 10 tahun bisa naik sehingga menekan yield-nya hingga ke level 7,26% pada akhir tahun dengan asumsi skenario moderat. “Potensi melandainya yield SBN di akhir tahun dibanding kondisi saat ini dapat menjadi momentum untuk masuk ke instrumen SBN,” tutur Dhian.

Nita Amalia, Head of Fixed Income Mirae Asset Sekuritas mengatakan total transaksi obligasi pemerintah dan korporasi mengalami peningkatan 105% pada Kuartal III/2022 dibandingkan dengan transaksi pada kuartal III/2021.

Hal ini sejalan dengan kenaikan ranking bulanan perusahaan efek yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia dibanding rata-rata ranking pada 2021 dan 2020. “Tahun ini, posisi Mirae Asset Sekuritas di pasar obligasi korporasi didominasi oleh peringkat 4 nilai transaksi terbesar di antara 122 perusahaan efek, dan peringkat 8 nilai transaksi terbesar di pasar obligasi pemerintah.”

Menurut Nita, besarnya modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) Mirae Asset Sekuritas sekitar Rp 1,3 triliun memungkinkan dilakukannya transaksi volume besar melalui perusahaan, termasuk transaksi obligasi.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved