Trends

Kolaborasi Riset BRIN – RMU untuk Restorasi Ekosistem Hutan Gambut

Kolaborasi Riset BRIN – RMU untuk Restorasi Ekosistem Hutan Gambut
Hasil dari kolaborasi penelitian ini akan membantu mengoptimalkan upaya restorasi hutan gambut yang dilakukan RMU dan berbagai pihak lain

Berlandaskan pada niat untuk mengoptimalkan pemulihan hutan rawa gambut pada hutan produksi di Indonesia, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Rimba Makmur Utama (RMU) telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama untuk kolaborasi riset pada (03/11/2022) di Bogor, Jawa Barat.

Melalui kerja sama ini, kedua pihak sepakat untuk mengadakan riset bersama dalam bidang restorasi ekosistem gambut yang terdegradasi, meliputi regenerasi vegetasi, kesesuaian jenis pohon, restorasi hidrologis dan konservasi tanah gambut. Penandatangan dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN Dr. Anang Setiawan Achmadi, SKH, MSc. dan CEO PT RMU Dharsono Hartono.

RMU adalah inisiator dan pengelola Katingan Mentaya Project, sebuah model usaha restorasi dan konservasi ekosistem hutan gambut seluas 157,875 hektare di Kalimantan Tengah melalui Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH). Selain itu, kini RMU dan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN juga sedang menyusun draft kerja sama lain dengan topik paludikultur untuk restorasi ekosistem gambut, yang akan ditandatangani dalam waktu dekat.

General Field Manager PT RMU Taryono Darusman mengatakan, RMU antusias bekerja sama penelitian dengan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN. “Sebagai pengelola ekosistem hutan gambut di Kalimantan Tengah melalui Katingan Mentaya Project, kami sadar penuh akan arti penting ekosistem hutan gambut, mulai dari manfaat pengaturan iklim, pengendalian polusi dan banjir, menyediakan sumber makanan, serat dan air, mendukung keanekaragaman hayati hingga manfaat rekreasi dan masih banyak lagi,” ujar Taryono.

RMU, lanjut, Taryono, memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian ekosistem hutan dan merestorasi lahan yang terdegradasi di dalam areal Katingan Mentaya Project. Pihaknya berharap, hasil dari kolaborasi penelitian ini akan membantu mengoptimalkan upaya restorasi hutan gambut yang dilakukan RMU dan berbagai pihak lain ke depannya berdasarkan pada penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penandatangan PKS ini merupakan rangkaian agenda kolaborasi riset RMU dengan BRIN. Sebelumnya perseroan telah menandatangani dua PKS lain, yaitu kolaborasi riset tantara RMU, Pusat Riset Fisika BRIN – Dr Albertus Sulaiman dan Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB – Prof. Tania June; serta PKS dengan Pusat Riset Teknologi Pertambangan yang dikepalai oleh Dr. Anggoro Tri Mursito. . Secara internal, kesempatan untuk bekerja sama dengan para pakar dari BRIN akan semakin meningkatkan kapasitas staf. Sinergi ini merupakan bagian dari benefit sharing yang di berikan kepada masyarakat Indonesia dalam bidang penelitian.

Peneliti Ahli Madya BRIN I Wayan Susi Dharmawan dan Budi Hadi Narendra mengatakan, restorasi hutan rawa gambut harus diawali dengan perencanaan yang matang agar degradasi yang dialami tidak semakin parah. Untuk itu, perlu dukungan informasi ekologi, terutama struktur dan komposisi hutan eksisting serta dinamika regenerasi tegakannya agar dapat mengoptimalkan upaya restorasi tersebut. Melalui serangkaian penelitian yang telah dituangkan dalam kerangka acuan kerja diharapkan juga akan diperoleh dukungan IPTEK dalam perencanaan restorasi hutan rawa gambut, meliputi aspek hidrologis, pemilihan jenis tanaman , dan upaya konservasi tanah dan air lahan gambut.

Kerja sama antara BRIN dengan RMU ini menggabungkan dua kekuatan : BRIN yang memiliki jajaran periset yang merupakan ilmuwan yang pakar di bidangnya, serta RMU yang melalui Katingan Mentaya Project dapat menyediakan bahan baku dan bahan pendukung penelitian yang melimpah di lapangan.

“Kami percaya bahwa hasil riset ini , yang akan dilakukan selama tiga tahun, membawa banyak pengetahuan dan temuan baru yang sangat berharga dalam upaya restorasi hutan gambut di Indonesia. Niscaya, hal ini akan membawa manfaat dalam pemulihan kondisi lingkungan di Indonesia bagi generasi penerus kita kelak,” ujar Taryono berharap.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved