Trends Economic Issues zkumparan

Bangkitnya Industri Musik Pascapandemi

Bangkitnya Industri Musik Pascapandemi
(Foto: Instagram Pesta Pora)

Beberapa bulan terakhir, Indonesia diramaikan dengan berbagai festival dan konser musik. Menjelang akhir tahun ini saja, sudah ada lebih dari 30 festival musik di seluruh tanah air yang sebagian besar terpusat di Jabodetabek.

Tentunya ini merupakan kabar gembira bagi para pemangku kepentingan di industri musik. Di sisi lain ini memberikan tantangan baru, tidak hanya dalam penyelenggaraannya tetapi juga mempertahankan antuasiasme fans ke depannya.

Bagus Utama, COO Loket.com menyampaikan, peningkatan jumlah festival musik dipicu oleh kembalinya penyelenggaraan acara-acara musik di negara lain sehingga menimbulkan euforia.

“Euforia ini sesuatu yang bagus dan harus diteruskan, jangan sampai setelah takeoff kemudian menurun lagi. Oleh karena itu, kita semua harus bahu-membahu untuk meneruskan ini agar bisa membangkitkan kembali ekonomi. Kemudian, kita juga bisa saling berbagi data untuk mendukung satu sama lain dalam industri ini,” ujar Bagus dalam acara Breakfast with Resso’ (BwR) beberapa waktu lalu.

Meneguhkan perlunya kolaborasi antara para pelaku industri, Rizki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menjelaskan bahwa pemerintah memberikan dukungannya terhadap kegiatan festival musik, mengingat besarnya manfaatnya untuk sektor pariwisata dan pemulihan ekonomi.

“Melalui gerakan ‘Bangga Berwisata di Indonesia’, kami berupaya untuk mendorong orang-orang untuk tetap berlibur, beraktivitas, dan berwisata di dalam negeri. Mungkin salah satu caranya adalah dengan menggabungkan wisata alam dan festival musik, jadi seperti wisata event,” jelasnya.

Menurutnya, penting untuk memastikan bahwa festival dan konser aman sehingga pihak pemerintah memberikan izin berdasarkan standar keamanan yang disepakati. Dengan standar yang jelas, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang mendukung acara sehingga euforia festival ini bisa terus berlanjut.

Rizky Aulia juga berbagi pengalamannya sebagai Program Director/Inisiator beberapa festival antara lain Pesta Pora. Ia menyebut, setelah dua setengah tahun vakum akibat pandemi, masyarakat sangat antusias untuk kembali menghadiri festival musik.

“Tahun ini, orang-orang masih seperti ‘buka puasa’ dan antusias sekali mengikuti banyak festival. Tahun depan, mungkin kita harus mempertimbangkan untuk mengkurasi atau menyortir festival, termasuk mengatur jarak antar festival sehingga bisa diadakan sepanjang tahun. Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan iklim Indonesia yang relatif stabil untuk menyajikan musik kepada penggemar sepanjang tahun,” katanya.

Cholil Mahmud, vokalis band Efek Rumah Kaca menambahkan bahwa terjadi perubahan perilaku penonton. Jika dulu ada semacam arogansi di antara penggemar yang fanatik dengan genre musik atau band tertentu, sementara sekarang pada umumnya orang-orang adalah penggemar musik. Artinya, mereka mendengarkan banyak artis dari genre yang berbeda.

“Dibandingkan dengan lima tahun lalu, orang-orang tampaknya tidak bosan menghadiri festival dengan headliner yang mirip, karena memang, in general, nonton konser bikin bahagia. Ini mungkin ada hubungan dengan budaya karaoke atau dengan berkembangnya platform streaming musik yang menampilkan lirik-lirik lagu,” terang Cholil.

Berdasarkan data SoundOn Indonesia, festival musik memicu peningkatan lagu dan artis yang mendaftar ke platform distribusi musik. Hal ini terlihat dari lonjakan yang signifikan dalam lagu dan artis yang mendaftar ke platform distribusi SoundOn setelah festival.

“Kami rasa merasa terinspirasi setelah melihat artis tampil secara langsung. Mereka juga datang ke kami untuk mendapatkan masukan dan arahan dalam mengembangkan karier,” ujar Christo Putra, Head of Music and Artist Operations di SoundOn Indonesia.

Untuk itu, SoundOn sebagai bagian dari ekosistem ByteDance yang holistik, membantu mereka dengan mendistribusikan lagu ke platform streaming musik termasuk Resso. Selain itu, memberikan masukan cara berinteraksi dengan fans melalui berbagai konten di TikTok.

Hal tersebut juga dilihat oleh Resso, di mana festival musik memicu daya tarik bagi artis-artis yang tadinya berjarak dengan Gen Z, akhirnya dapat menarik penggemar atau fans musik dari Gen Z ini melalui interaksi dengan playlist berbagai artis dari era musik berbeda. Menurut Matthew Tanaya Artist Promotions Lead Resso Indonesia, sebagian besar pengguna Resso adalah first time users yang baru pertama kali menggunakan aplikasi streaming musik.

“Kami sangat impressed dengan keberhasilan berbagai festival musik yang diselenggarakan, dan kami melihat user behavior yang luar biasa sebagai hasil dari festival ini. Terdapat perbedaan besar antara tahun 2021 dan 2022, dan tampaknya disebabkan oleh festival musik, karena jumlah streams headliner festival musik pasti langsung naik sebelum dan setelah tampil,” kata Matthew.

Jurnalis Harian Kompas yang mengamati festival dan konser dalam kurun waktu enam bulan terakhir, Dwi A. S., mengungkapkan festival musik meningkat akhir-akhir ini, terutama setelah pandemi melandai. Penontonnya pun membeludak karena ada kerinduan untuk kembali berkumpul.

Di sisi lain, telah terjadi pergeseran dalam penghargaan bagi karya musik lokal. “Sepuluh tahun yang lalu, Indonesia sering kami lihat hanya sebagai pasar bagi musisi asing. Sekarang, ada apresiasi lebih tinggi untuk artis dan musik lokal. Ini salah satunya karena peran festival musik yang memberi ruang lebih banyak untuk musisi-musisi Tanah Air.”

Namun, dalam situasi di mana jumlah penonton yang membeludak berpotensi menimbulkan kerawanan, ia menyoroti pentingnya prosedur keamanan dan keselamatan dalam penyelenggaraan festival musik.

“Setelah berpuasa karena pandemi, mungkin ini memang kesempatan untuk kembali mendapatkan keuntungan. Tapi yang perlu diingat, belajar dari kasus Kanjuruhan dan Itaewon (Korea), juga rentetan kasus yang terjadi di beberapa pertunjukan musik, keamanan dan keselamatan penonton tetap harus diutamakan,” tutur dia.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved