Management Trends

Reddoorz Gandeng BI Dorong Parwisata Bali dan NTB

Reddoorz Gandeng BI Dorong Parwisata Bali dan NTB
Dalam program ini, perusahaan yang berdiri pada tahun 2015 itu akan membantu 14 sarhunta dan homestay di desa Bilebante dan desa Loteng, NTB.

Reddoorz bekerja sama strategis dengan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengembangkan dan membina sarana hunian pariwisata (Sarhunta) dan homestay. Selain itu, platform akomodasi tersebut juga menggandeng BI Provinsi Bali untuk mengedukasi wisatawan mancanegara dalam memilih layanan money changer yang memiliki lisensi.

“NTB merupakan salah satu provinsi dengan destinasi terindah di Indonesia, namun seringkali masyarakat luar NTB kesulitan menemukan akomodasi karena belum banyak hotel di sana yang tersedia di platform digital,” kata Patricia Rose, General Manager Reddoorz Bali-Nusa Tenggara.

Melalui kerja sama tersebut, kata dia, pihaknya berupaya membantu pelanggan untuk mendapatkan akomodasi di daerah desa wisata di NTB, sehingga pemilik sarhunta NTB juga dapat menarik lebih banyak pelanggan. Dalam program ini, perusahaan yang berdiri pada tahun 2015 itu akan membantu 14 sarhunta dan homestay di desa Bilebante dan desa Loteng, NTB. Tidak hanya itu, Reddoorz juga akan memberikan pelatihan kepada pegawai serta property owner.

Platform digital dari Reddoorz dapat memudahkan property owner dalam manajemen, pemesanan, transaksi, hingga pemasaran properti mereka. “Kami percaya pengoptimalisasian platform digital yang Reddoorz lakukan dapat membantu pemulihan industri pariwisata di provinsi NTB dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,” ujar Heru Saptaji, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB menambahkan.

Sejalan dengan perhelatan dunia G20, Reddoorz juga berkolaborasi dengan BI Provinsi Bali untuk mengedukasi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali agar memilih layanan money changer berlisensi dari Bank Indonesia. “Kasus penipuan di money changer tak terdaftar menyebabkan kerugian dan ketidaknyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. Seperti yang terjadi pada turis asal Australia yang merugi sebesar Rp2,2 juta beberapa waktu lalu di Legian, Bali,” ujar Patricia.

Edukasi dilakukan di properti Reddoorz di provinsi Bali. Di sana, para pengunjung akan dibekali dengan cara mengenali money changer tidak berlisensi, serta dapat menemukan layanan money changer berlisensi di Bali melalui pemindaian barcode yang tersedia.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved