VIDA: Verifikasi Identitas Digital, Kunci Tingkatkan Ekosistem Digital yang Inklusif
Penyedia layanan identitas digital yang juga bagian dari Gugus Tugas Digitalisasi B20, VIDA menilai kenaikan inklusi keuangan di Indonesia terus didukung oleh beberapa faktor termasuk bertambahnya dukungan untuk mendukung UMKM terintegrasi dalam ekosistem digital. Hal ini tercakup dalam salah satu rekomendasi yang diberikan oleh Gugus Tugas Digitalisasi B20, yaitu mendorong konektivitas universal untuk ekonomi digital dan layanan pemerintah dan standarisasi global untuk perlindungan data, yang dapat memastikan inklusi dan menghilangkan kesenjangan digital.
Adrian Anwar, Chief Revenue Officer VIDA, menyatakan, membukakan gerbang yang aman dan mudah bagi UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital menjadi sebuah diskursus publik yang masih jarang diangkat. Dua tahun terakhir telah mengajarkan kita semua tentang pentingnya membangun rasa percaya konsumen dengan platform digital di tengah ancaman keamanan siber yang juga meningkat.
“Kami berterima kasih atas atensi yang tinggi dari Pemerintah Indonesia dan dunia usaha dalam forum B20 telah mengangkat pentingnya digital trust dalam skala yang lebih luas dalam mendorong ekonomi yang inklusif,” ujar Adrian.
Mendorong integrasi digital UMKM, menurut Adrian, menjadi salah satu tantangan yang perlu dihadapi oleh ekosistem digital Indonesia untuk mendukung bertumbuhnya inklusi keuangan di Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM telah menargetkan 30 juta UMKM untuk terintegrasi dengan ekosistem digital di tahun 2024, dimana hingga 2022 masih ada 5 juta UMKM lagi yang harus dapat didukung integrasinya agar dapat memiliki efek yang lebih besar terhadap meningkatnya inklusi keuangan di Indonesia. Verifikasi identitas digital yang lebih mudah dapat berdampak pada peningkatan kepercayaan (trust) pelaku UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
Berdasarkan temuan internal VIDA, 25% dari calon pengguna layanan keuangan digital berhenti memproses registrasi mereka dikarenakan proses verifikasi konvensional yang memakan waktu sekitar 30 hingga 40 menit dan memberi ketidaknyamanan bagi sebagian orang yang enggan melakukan video call dengan orang asing.
“Implementasi verifikasi identitas digital yang sudah menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan liveness detection dapat mendukung akses digital yang lebih cepat dan aman.” tambah Adrian.
Merangkul UMKM yang masih jauh dari akses ekosistem digital menjadi fokus bagi industri digital untuk mendukung target pemerintah Indonesia dalam meningkatkan jangkauan inklusi keuangan Indonesia menjadi 90% di tahun 2024. Untuk itu, VIDA berusaha merangkul UMKM dengan bekerjasama dengan berbagai partner strategis dari ekosistem digital seperti Kredivo, Bank Jago, Warung Pangan dari PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia), dan Grab untuk memudahkan UMKM teridentifikasi secara cepat dan mendapatkan akses layanan digital dari platform digital dengan lebih aman dan nyaman.
Mendukung UMKM menjadi lebih tangguh di era digital menjadi salah satu fokus utama VIDA, agar seluruh lapisan masyarakat terutama UMKM untuk dapat masuk kedalam ekosistem digital secara aman dan terpercaya.
Melalui kerjasama strategis bersama para platform digital, UMKM dapat terverifikasi untuk bertransaksi dan mengembangkan bisnisnya di ekosistem digital yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia secara lebih jauh.
“VIDA siap menjadi yang platform identitas digital yang terdepan untuk mendukung ekonomi digital yang inklusif agar No One Left Behind.” tutur Adrian. Selama pandemi, VIDA telah bekerjasama dengan Grab dan Kemenkop UKM mendukung lebih dari 200.000 UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital melalui bantuan verifikasi identitas atau e-KYC yang mudah dan nyaman berbasis sertifikat elektronik. VIDA terus melanjutkan inisiatif ini untuk mendorong lebih banyak UMKM terintegrasi ke dalam ekosistem digital.