Wahyoo Mengkreasikan Jaringan Cloud Kitchen
Wahyoo mengembangkan bisnisnya dengan membentuk jaringan cloud kitchens. Mengusung nama Wahyoo Kitchen Partners, pengembangan ini bertujuan untuk membantu menghasilkan pendapatan yang lebih besar sekaligus meningkatkan loyalitas mitranya.
Perusahaan startup yang berfokus digitalisasi dan modernisasi usaha kecil dan menengah (UKM) kuliner ini berikhtiar untuk mengoptimalkan jaringan Wahyoo Kitchen Partners agar menyokong Wahyoo menjadi perusahaan platform teknologi end-to-end untuk UKM kuliner terbesar di Indonesia.
Perusahaan yang berdiri sejak 2017 itu berkembang menjadi lebih luas yaitu menggarap segmen kecil dan menengah, sehingga dampak dari Wahyoo pun bisa dirasakan lebih luas. Oleh sebab itu, perusahaan ini terus berinovasi dalam membangun bisnisnya demi menjaga loyalitas para pemilik usaha kuliner yang menjadi mitranya.
Peter Shearer, CEO Wahyoo, mengatakan loyalitas pemilik usaha kuliner sangat penting bagi kami. Dan loyalitas itu bisa didapat ketika kami memberikan sebuah nilai tambah untuk mereka, yaitu peningkatan bisnis yang lebih baik semenjak bergabung bersama Wahyoo.
Sebelumnya, Wahyoo berhasil membuat mitra kuliner kami lebih efisien dalam berbelanja bahan baku. “Kini kami ingin fokus memberikan penghasilan tambahan kepada mitra-mitra kami. Karena itulah memasuki tahun ini, Wahyoo mulai mengeksplorasi model bisnis cloud kitchen yang menawarkan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan bagi mitra kami sehingga diharapkan dapat meningkatkan loyalitas mereka,” tutur Peter di Jakarta, baru-baru ini.
Pemilihan cloud kitchen sebagai mesin pertumbuhan baru Wahyoo merupakan salah satu strategi perusahaan dalam memanfaatkan jaringan kuliner yang sudah ada dan infrastruktur teknologi Wahyoo. “Kami melihat kemudahan menjadi kunci berkembangnya bisnis model dari Wahyoo Kitchen Partners. Kemudahan dalam berbelanja bahan baku lewat aplikasi kami, kemudahan dalam menjalankan operasional masak di dapur mereka, sampai kemudahan dalam pembayaran dalam aplikasi kami, membuat kami yakin dapat membuat mitra kami menjadi lebih senang dan loyal,” tambah Daniel Cahyadi, COO Wahyoo.
Dalam membangun jaringan cloud kitchen-nya, Wahyoo bermitra dengan UKM kuliner yang selama ini telah menjadi bagian dari perusahaan. Sehingga berbeda dengan cloud kitchen yang membutuhkan investasi dalam membangun dapur baru dan karyawan baru, mitra UKM kuliner tersebut bisa memaksimalkan potensi dari dapur dan karyawan yang sudah ada selama sesuai standar dalam hal kebersihan dan kualitas memasak yang diharuskan oleh Wahyoo. Tercatat sekitar 250 restoran kecil dari 27.000 mitra Wahyoo telah bergabung dengan Wahyoo Kitchen Partners ini.
Pendanaan Investor
Perusahaan yang saat ini tengah merampungkan pendanaan Series B yang dipimpin oleh Eugene Asia Food Tech Fund-1, yang merupakan kendaraan perusahaan investasi asal Korea, Eugene Investment and Securities bersama NH Absolute Return Partners.
Kemudian perusahaan investasi asal Jepang, Global Brains,beserta Trinity Optima Corporation yang akan melengkapi daftar sejumlah pemodal yang telah bergabung sebelumnya seperti East Ventures, Indogen Capital, Arkblu Capital dan Nitto Prima Ventura, dengan total nilai US$6,5 juta ini berencana untuk memperluas jaringan cloud kitchen-nya dengan merekrut lebih banyak mitra restoran dan meluncurkan lebih banyak merek makanan private label.
Wahyoo pun berencana untuk mempromosikan merek makanannya ke konsumen yang lebih luas dengan memanfaatkan nama besar Eugene Investment and Securities dan jaringan selebritas Trinity Optima.“Telah memiliki tiga merek private label, yaitu Bebek Goreng Bikin Tajir (hidangan bebek goreng), Ayam Paduka (hidangan ayam goreng), dan Bakso Bikin Tajir (hidangan bakso), kami berencana untuk menambahkan dua merek lagi tahun ini, dan delapan lagi di akhir tahun 2023. Melalui Wahyoo Kitchen Partners, kami memiliki target untuk membangun cloud kitchen dalam radius setiap 2 kilometer di Jakarta,” tutur Peter.
Swa.co.id