Technology Trends

Dua Kunci Hadapi Krisis Global Menurut Pelaku Industri Telco dan Digital

Dua Kunci Hadapi Krisis Global Menurut Pelaku Industri Telco dan Digital

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023, di kisaran 4,6 persen hingga 5,3 persen melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia. Bahkan jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Namun demikian, bayang-bayang krisis global tetap membawa kecemasan sebagian pelaku bisnis. Bagaimana sebenarnya pelaku di bisnis telekomunikasi dan digital menghadapi tantangan ini?

Dalam acara Selular Digital Telco Outlook (SDTO) tahun 2023 di Park Regis Arion Kemang, Jakarta Selatan, Direktur Penataan Sumber Daya Kemenkominfo RI, Dr Denny Setiawan mengatakan pada tahun 2023, tantangan bangsa Indonesia akan semakin kompleks dengan kondisi perekonomian global yang masih tidak pasti. Meski demikian pemerintah optimis bangsa ini mampu melewatinya.

“Kami optimistis dengan kolaborasi dan sinergi dari para stakeholder serta inovasi dari anak bangsa yang kreatif bisa jadi solusi. Selain akan memperkuat lokal konten Indonesia, juga akan membantu kondisi perekonomian Indonesia untuk terus bertumbuh,” ujarnya.

Vice President Area Account Management Telkomsel Samuel Pasaribu mengatakan, memasuki tahun 2023 ada banyak tantangan di berbagai sektor industri utamanya Telekomunikasi karena adanya perubahan iklim ekonomi. Telkomsel mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan dan peluang di tahun depan. Sebagai penyedia digital connectivity, Telkomsel akan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas hingga kualitas jaringan dengan menghadirkan konektivitas digital 4G/LTE dan 5G yang merata dan setara hingga pelosok negeri.

Dia melanjutkan, selain itu Telkomsel menghadirkan ragam paket broadband yang sesuai dengan kebutuhan dan katakter pelanggan, serta memberikan value lebih yang ditunjang dengan layanan bernilai tambah yang semakin mendukung kebutuhan konektivitas digital masyarakat dalam mundukung ragam aktivitas kesehariannya.

“Kami akan terus memperluas portofolio lini bisnis digitalnya dengan menghadirkan inovasi layanan lintas sektor industri untuk mengakselerasi terbukanya lebih banyak peluang serta kemudahan inovasi dalam pemanfaatan teknologi digital terkini, yang akan memperkuat ekosistem dan industri digital Indonesia dan dapat memberi dampak signifikan dalam penguatan perekonomian digital bangsa,” jelas Samuel.

Sementara itu, Group Head Solutions Architect & Development XL Axiata Aun Abdul Wadud mengatakan selama lima tahun ke belakang, XL Axiata berhasil mempertahankan pertumbuhan bisnisnya di tengah banyaknya tantangan. Baik secara industri maupun secara global seperti adanya pandemi Covid-19 yang berlangsung dari tahun 2020 hingga saat ini. “Untuk dapat terus bertumbuh, di tahun 2023 perusahaan akan fokus kepada tiga pilar pertumbuhan. Kami akan terus meningkatkan penawaran convergence sesuai dengan visi perusahaan,” ujar Aun.

“Convergence kami akan berfokus pada dua segmen yaitu keluarga dan bisnis (solusi terpadu untuk SME). Kami juga akan terus mengembangkan infrastruktur jaringan demi mendukung kualitas layanan yang lebih baik lagi. Kepuasan pelanggan tetap menjadi salah satu fokus utama kami sebagai hal yang membedakan kami dengan operator lain,” sambungnya.

Samuel berpendapat sebelum Covid-19, komunikasi cenderung mobile, ketika pandemi melanda, masyarakat beralih ke hybrid, jadi tetap tidak meninggalkan DNA komunikasi yang sudah terbiasa mobile. “Maka itu Telkomsel hadir memastikan kualitas harian layanan kami yang dirasakan konsumen harus sama ketika berada di rumah dan juga di mana saja,” tandasnya. Dia juga melihat dahulu orang lebih sering bicara kompetisi, saat ini menggarap pasar akan lebih powerful kolaborasi, ini telah dimulai sejak lama dengan menjual BTS yang dimiliki.

Aun mengungkapkan bahwa tantangan ke depan dihadapi XL Axiata melalui strategi convergen XL mobile dengan home. Dia menyebut saat ini ada 22 juta pelanggan di mobile yang sudah menggunakan MyXL dan Assitant yang angkanya tumbuh 86% dibanding tahun lalu.

Richard Liang Presdir ZTE Indonesia melihat peluar di 2023 di Indonesia masih sangat besar terutama dengan implementasi 5G yang makin dikembangkan. “Seperti disampaikan pembicara lain dengan mengembangkan solusi-solusi kami mendukung digital ekonomi bersama para partner, melalui cloud computing solution dan data center, juga menghadirkan handset yang berkualitas bersama Erajaya untuk pasar Indonesia. “Key strategy untuk menghadapi tantangan tahun depan adalah R&D, kami menyiapkan US$ 2,6 miliar untuk teknologi dan solusi,” ungkapnya.

Menurut CEO Selular Media Network Uday Rayana, acara ini diharapkan akan menggugah pemikiran dari para pemimpin industri. “Banyak gagasan yang menarik dari para pemimpin industri untuk menghadapi tantang tahun 2023 di tengah resesi global. Pemikiran-pemikiran tersebut membuahkan inovasi dari beragam industri untuk tetap kuat meski adanya badai resesi global,” ujar Uday.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved