Management Trends zkumparan

Tips dari LinkedIn agar Tidak Mudah Kehilangan Pekerjaan

Head of Indonesia Talent and Learning Solutions LinkedIn Ronny Supardi membagikan tips agar kita dapat bertahan dalam pekerjaan di tengah perubahan teknologi. (LinkedIn)

Zaman semakin berubah mulai dari makanan, transportasi, ekonomi, teknologi, kebiasaan masyarakat, hingga pekerjaan. Banyak pekerjaan yang dulu digandrungi, sekarang menghilang. Begitupun sebaliknya, muncul pekerjaan baru yang dulu tidak ada. LinkedIn memberikan cara dan tips agar kita tidak mudah kehilangan pekerjaan.

Ronny Supardi selaku Head of Indonesia Talent and Learning Solutions LinkedIn mengatakan saat ini segala sesuatu berubah. Akan ada pekerjaan yang hilang dan akan tercipta pekerjaan yang baru, akan ada perubahan yang terus terjadi. Satu-satunya yang tidak akan berubah adalah perubahan itu sendiri.

Menurut Ronny, mengutip data forum ekonomi dunia, dalam empat tahun mendatang 85 juta pekerjaan akan hilang dan 97 juta pekerjaan baru akan tercipta. Ini sudah terjadi. Biasanya pekerjaan yang hilang secara otomatis disebabkan karena pekerjaan tersebut diambil alih oleh sistem yang otomatis, seperti robot.

“Maksud otomatis itu, contohnya semua pekerjaan administrasi, operasional, atau (pekerjaan) yang sederhana di mana robot bisa ambil alih, itu akan diambil alih secara otomatis. Artinya, akan ada pekerjaan yang hilang,” kata Ronny.

Pesatnya era otomatis membuat teknologi semakin bertambah dan berkembang. Saat teknologi semakin bertambah, manusia atau pekerja harus memiliki kemampuan untuk bisa menggunakan teknologi itu. Terkadang seseorang membeli teknologi, tetapi dia tidak bisa menggunakannya.

“Apa yang terlewatkan (dalam kasus itu)? Skill atau kemampuan. Kita (saat ini) benar-benar perlu menemukan keterampilan yang tepat untuk menggunakan teknologi (yang ada saat ini), juga yang kita butuhkan,” ujar Ronny dalam acara Indonesia Best Companies in Creating Leaders from Within Award 2022 yang diselenggarakan Majalah SWA dengan NBO di Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Jadi, lanjut Ronny, semua itu akan bermuara pada peningkatan keterampilan (upskill). Karena dalam kondisi sekarang, di mana segala sesuatu terus berubah, teknologi juga semakin bertambah, penting (agar bisa bertahan) maka harus terus belajar (learn). Karena tuntutan perubahan, maka kemungkinan akan ada tugas, wewenang, dan peranan sama tetapi kemampuan yang dibutuhkan sekarang atau lima tahun ke depan akan berbeda.

“Banyak dari kita membutuhkan reskill atau proses untuk memiliki kemampuan baru untuk pekerjaan yang berbeda. Adanya perubahan pekerjaan, kita harus berubah, kita harus meningkatkan kemampuan. Lebih dari 50% karyawan harus reskill pada 2025 dan lebih dari 30% inti dari pekerjaan juga akan berubah (Data WEC 2020),” ucap Ronny menguraikan.

Selanjutnya Ronny menjelaskan bahwa skill trend yang terjadi di Indonesia adalah soft skill. Selama pandemi Covid-19, banyak orang belajar soft skill. Karena pandemi memaksa dan melatih orang untuk terus berpikir positif dan tetap ulet. Terbawa sampai setelah pandemi sekarang, orang sudah terbiasa WFH, produktif meski di rumah rumah, mengambil keputusan, melakukan kepemimpinan dan pembinaan (coaching).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved