Trends Economic Issues

BI Prediksi Kinerja Penjualan Eceran Kuartal IV-2022 Melambat

Bank Indonesia (BI) memprediksi kinerja penjuakan eceran pada Kuartal IV 2022 melambat meski tumbuh. Ilustrasi makanan dan minuman (Sumber Alfaria Trijaya)

Bank Indonesia memprediksi pada Kuartal IV-2022 kinerja penjualan eceran diperkirakan melambat meski tetap tumbuh. Indeks penjualan eceran Triwulan IV-2022 diperkirakan tumbuh sebesar 1,7% Year on Year (YoY) melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 5,2 YoY.

Hal tersebut diungkapkan BI dalam Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) November 2022. Perlambatan penjualan eceran terutama disebabkan perlambatan sub kelompok sandang 17,6% YoY, kelompok barang budaya dan rekreasi 4,8% YoY, serta makanan minuman dan tembakau 4,8% YoY.

Sementara penurunan utamanya terjadi pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sebesar -5,3% YoY. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok suku cadang dan aksesoris sebesar -8,1% YoY setelah bulan sebelumnya masih tumbuh positif.

Pada Desember 2022 kinerja penjualan eceran diperkirakan juga melambat meskipun tetap tumbuh baik secara tahunan maupun bulanan. Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2022 yang tercatat sebesar 216,4 atau tumbuh menjadi sebesar 0,04% YoY, melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam publikasinya menuturkan penurunan ini terjadi karena kinerja penjualan beberapa kelompok. Sub kelompok sandang 10,4% YoY, kelompok makanan minuman dan tembakau 7% YoY, barang budaya dan rekreasi tercatat melambat. “Selanjutnya penurunan yang lebih dalam terutama terjadi pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor -10,7% YoY,” ujar Erwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/1/2023).

Sementara di sisi lain, kinerja penjualan eceran pada kelompok Peralatan Komunikasi dan Informasi meningkat 0,2% YoY setelah kontraksi -16,3% pada bulan sebelumnya. Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan tumbuh sebesar 6,3% (mtm), meningkat dari 0,4% (mtm) pada bulan sebelumnya.

Dari sisi harga, lanjut Erwin, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Februari dan Mei 2023 (3 dan 6 bulan yang akan datang) akan menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari dan Mei 2023 tercatat masing-masing sebesar 134,6 dan 140,2 turun dari 138,0 dan 140,8 (Januari dan April 2023).

“Responden menginformasikan penurunan harga diperkirakan terjadi karena stok barang yang mencukupi. Responden juga memperkirakan penjualan eceran pada Februari 2023 (3 bulan yang akan datang) turun dan Mei 2023 (6 bulan yang akan datang) meningkat,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved