Capital Market & Investment

Ini Rencana Bisnis ALDO dan SMKL Menggarap Bisnis Kemasan

Kegiatan produksi kemasan di pabrik PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk. (Foto : DOk)

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) berencana menggenjot laju penjualan kemasan di 2023 yang didorong pertumbuhan ekonomi digital. “Kami sudah mempersiapkan diri untuk menangkap setiap peluang pertumbuhan permintaan kemasan tahun ini. Namun demikian, kami juga meningkatkan kehatihatian dalam melangkah karena adanya bayang-bayang resesi dunia yang diperkirakan akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia tahun depan,” kata Direktur Pemasaran SMKL Herryanto Setiono Hidayatdalam pernyataanya pada Selasa (10/01/2023).

Permintaan kemasan ramah lingkungan yang diperkirakan akan terus meningkat akan menjadi keuntungan lantaran SMKL memproduksi kemasan berbahan baku karton hasil daur ulang. Apalagi, perseroan mengantongi sertifikasi berkelanjutan Forest Stewardship Council (FSC) untuk upaya pengembangan bisnis berkelanjutan. Tren peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan itu tersaji di laporan Nielsen bertajuk Sustainable Shoppers: Buy the Change They Wish to See in the World, yang mengatakan 81% konsumen menghendaki kontribusi perusahaan untuk memperbaiki kondisi lingkungan sekitar.

SMKL pada Kuartal III/2022 membukukan laba bersih komprehensif sebesar Rp 77,01 miliar, naik 10% dari Rp 70,18 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih tersebut terutama diperoleh berkat peningkatan penjualan sebesar 11% dari Rp 1,53 triliun menjadi Rp 1,70 triliun secara tahunan.

Produsen kemasan lainnya, yakni PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) memulai kegiatan bisnis di tahun ini dengan memulai proses commissioning mesin-mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi kertas coklat berbahan daur ulang (recycled brown paper).

Commissioning adalah proses memastikan bahwa semua sistem dan komponen dari mesin baru tersebut sesuai dengan persyaratan operasional yang direncanakan. “Setelah sempat tertunda karena adanya lockdown di China, proses commissioning mesin-mesin baru ini bisa dilaksanakan dengan lancar di awal tahun 2023 ini,” kata Direktur Utama ALDO H. Sutanto.

Setelah mesin-mesin baru tersebut dapat beroperasi secara komersial, maka kapasitas produksi kertas coklat berbahan daur ulang ALDO akan meningkat menjadi 220 ribu ton per tahun dari kapasitas produksi saat ini yang sekitar 80 ribu ton per tahun. Upaya meningkatkan kapasitas produksi secara drastis ini sejalan dengan optimisme perseroan yang memproyeksikan tingginya permintaan konsumen terhadap produk berbahan kertas coklat berbahan daur ulang.

Permintaan produk berbahan kertas coklat berbahan daur ulang untuk keperluan kemasan diperkirakan akan melonjak di 2023 ini didorong oleh ekonomi digital yang diperkirakan akan melejit. Sementara, kuatnya jalinan relasi perseroan dengan para pelanggan korporasi juga merupakan kekuatan tersendiri yang turut menumbuhkan optimisme tersebut. Harga saham SMKL pada penutupan perdagangan Selasa ini stagnan di Rp 242. Sedangkan, harga saham ALDO naik sebesar 1,91% atau menjadi Rp 800.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved