Capital Market & Investment

Ini Pendorong Saham Keuangan dan Barang Konsumsi di Januari

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam Media Day di Jakarta, 10 Januari 2023. (Foto : Dok)

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada 2023 mencapai 7.880 poin, tumbuh sekitar 15% dari posisi akhir 2022. Sepanjang Januari, dia memprediksi indeks saham utama domestik itu dapat mencapai 6.953 berdasarkan analisis teknikal.

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset menjabarkan, pergerakan IHSG akan terbatas pada bulan ini dengan support-resistance IHSG pada rentang 6.739-7.084 poin lantaran investor diprediksi mengambil aksi wait and see terhadap data makro ekonomi. “Apalagi, investor juga masih akan memperhatikan nilai jual bersih asing yang sudah Rp 1,7 triliun pada pekan pertama Januari, menyusul Rp 20 triliun sepanjang Desember,” ujar Martha di Jakarta, Selasa (10/1/2023).

Nilai jual investor asing pada Desember tahun lalu tercatat sebesar Rp 19,5 triliun, setelah net sell senilai Rp 1,7 triliun pada bulan sebelumnya. Sepanjang tahun lalu, net buy tercatat sebesar Rp 44,5 triliun, setelah sempat menyentuh Rp 70 triliun pada pertengahan September. Nilai tukar Rupiah juga melemah ke level Rp 15.700an sejak awal bulan Desember, yang merupakan level terendah sejak April 2020.

Matha merincikan pada Desember itu, sebanyak 9 dari 11 indeks sektoral ini melemah dan 2 sektor menguat. Beberapa saham penggerak antara lain BBCA yang turun 8%, BYAN memberikan capital gain sebesar 126%, GOTO melorot 40%, dan TLKM turun 7%. “Performa Terbaik IDX Energy berhasil mengungguli indeks sektoral lainnya dengan penguatan sebesar 10%, disusul IDX Health yang naik 2%,” tuturnya.

Selain BYAN, beberapa saham penggerak adalah saham ADMR tumbuh 4%, MIKA 12%, dan KLBF 1%. Sebaliknya, performa terburuk dialami IDX Techno dan IDX Trans menjadi indeks dengan penurunan terbesar. Beberapa saham penggeraknya adalah GOTO, EMTK minus 20%, SMDR menyusut 19% dan BIRD turun 12%.

Untuk pilihan saham di Januari ini, Martha menggarisbawahi dua sektor saham yaitu perbankan dan barang konsumsi dengan pilihan saham BBCA dengan target harga Rp 10.100, kemudian BBRI Rp 6.100, BMRI Rp 12.300, BBNI Rp 12.500. Kemudian, saham INDF, MYOR, dan ICBP. “Saham keuangan didukung pertumbuhan kredit di 2023 yang diprediksi naik 12% atau lebih tinggi dari proyeksi 2022 sebesar 10,2%,” ungkap Martha. Penaikan suku bunga deposito akan membuat DPK kembali tumbuh dan perbaikan margin seiring penaikan BI Rate. Sedangkan, saham-saham barang konsumsi semisal INDF, MYOR dan ICBP itu cenderung defensif tatkala perekonomian agak melambat.

Pada kesempatan ini, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset mengatakan faktor makroekonomi yang sedang ditunggu-tunggu investor dalam waktu dekat adalah keputusan suku bunga The Fed pada awal Februari. “Saat ini, berdasaarkan data yang dikompilasi CME dan Bloomberg, mayoritas pelaku pasar global memprediksi suku bunga acuan Fed Fund Rate akan dinaikkan 25 basis poin menjadi 4,5%-4,75% dari posisi saat ini 4,25%-4,5%,” tutur Nafan.

Martha dan Aji mengemukakan pendapat senada mengenai strategi berinvestasi tatkala harga saham terdiskon. Investor bisa mengakumulasi beli ketika harga saham tersebut mencatatkan penurunan.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved